Teknologi dan Obsesi Cantik yang Problematik

12 Agustus 2022 | Purnama Ayu Rizky

Gagasan #CantikItuBeragam makin populer dibantu teknologi. Tapi, sejauh mana sebenarnya teknologi telah mengubah standar kecantikan kita?

“Diselingkuhi, ditinggalkan, dipermalukan karena tak cantik.” “Arista”, 30, menyimpulkan babak kehidupannya yang ambyar setelah putus dari mantan kekasih. Meski sudah setahun berselang, ia masih mengamini, sah-sah saja pria itu mengkhianati relasi hanya karena fisik Arista yang menurutnya tak ideal. “Dulu saya memang gendut, enggak putih, enggak pintar pakai makeup, malu-maluin mungkin kalau diajak jalan,” katanya pada Magdalene, (10/8)... Selengkapnya



ARTIKEL LAINNYA

Filter Dysmorphia: Buah Simalakama atau Kemajuan yang Perlu Diterima?

Kulit Putih, Standar Kecantikan Peninggalan Pra-Kolonialisme yang Masih Populer

Bagaimana ‘Influencer’ Ubah Wajah Industri Kecantikan?

‘Make up’ juga Hak Lelaki: Alasan ‘Gender Neutral Marketing’ Penting





ENGLISH VERSION

Technology and Our Obsession with Beauty

Filter Dysmorphia: Catch-22 or Acceptable Progress?

Fair Skin, Pre-Colonialism Beauty Standard That Persists

How Influencers Alter The Face of Beauty Industry

Makeup for Men and Why Gender-Neutral Marketing is Important