Perempuan memang sudah semestinya dilenyapkan identitasnya setelah menikah, termasuk si Mama Asu.
Cermin selalu menjadi dunia terbalik. Kenyataannya adalah mimpi. Mimpinya berupa kenyataan. Mayanya nyata. Dan senyata-nyatanya maya.
Apa boleh buat, seorang anak perempuan lahir dari dan dalam kedukaan yang teramat sangat. Begitulah riwayatnya mengapa ia bernama Lara.
Mai berhenti sekolah, dia tidak dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah pertama.Tak lama kemudian, kabar perkawinannya sampai ke telingaku.
Selama enam tahun, Kana mengisi celengan itu dengan semua uang jajannya. Hanya satu yang dia mau dari tabungannya tersebut: Membeli dua handphone.
Privilese apa yang dimiliki laki-laki tapi tak dimiliki oleh perempuan? Jawabannya adalah rasa aman.
“Senakal-nakalnya lelaki, akhirnya tetap akan memilih perempuan baik-baik. Maka dari itu, Mas tidak menyentuhmu sebelum kita resmi menikah, Dik.”
Setelah kita berpisah, aku paham, inilah yang aku butuhkan, setelah selama 12 tahun bersama lelaki yang salah.
Lebaran ini, kami meneguk air mata untuk Ibu yang jatuh berderai. #cerpen
Puisi-puisi soal ‘toxic relationshit’, patah hati, dan kesedihan cinta lainnya.