5 Anime ‘Boys Love’ dengan Warna Berbeda dan Bikin Nagih
Buat kalian yang sedang ingin menonton BL, ini lima rekomendasi anime BL yang cocok kamu coba.

Sejak SD, hampir semua genre anime dan manga aku konsumsi, tak terkecuali genre BL atau Boys Love. Genre manga yang mulai terkenal di awal tahun 1970-an, ditulis oleh komikus perempuan, dan bercerita soal hubungan romantis antara laki-laki. Di tahun 90-an istilah Boys Love atau BL digunakan di Jepang dan diadaptasi ke dalam bentuk lain, lalu menyebar di negara-negara Asia lainnya.
Buat seseorang yang tinggal dan tumbuh dalam keluarga konservatif, genre BL bisa sempat membuatku cukup kaget. Pasalnya, relasi romantis antar laki-laki selama ini hanya kulihat sekilas dalam serial TV Barat, itu pun tidak dieksplor terlalu mendalam. Berkebalikan dengan BL yang narasi utamanya jelas menitikberatkan pada relasi romantis ini. Relasi yang selama ini hanya aku lihat di manga dan anime shoujo atau josei.
Pertemuanku dengan BL seperti membuka cakrawala ilmu baru terhadap isu-isu LGBT. Bahkan mengenalku dengan teman-teman queer lain hingga kini. Tapi tak kalah pentingnya, buatku pribadi menikmati BL ternyata lebih menyenangkan daripada membaca atau menonton manga dan anime shoujo atau josei. Lebih deg-degan dan bikin nagih!
Ya, bisa jadi salah salah satu alasannya karena BL berfungsi sebagai medium negosiasi perempuan tentang peran gender mereka di masyarakat. Peran gender yang membuat karakter perempuan kerap kali digambarkan “lembek” atau menye-menye. Kerap galau soal laki-laki tsundere (padahal kalau dipikir-pikir mereka ini tipikal laki-laki bajingan yang suka melakukan emotional abuse).
Sebaliknya, di BL perempuan dikenalkan dengan ide kesetaraan cinta. Begitu kata Chyuzu Zhang dari universitas Iowa State dalam tesisnya `My double love of boys’: Chinese women’s fascination with `Boys’ Love’ fiction (2014).
Baca Juga: 8 Drama Korea Detektif yang Seru dan Menegangkan
Dari banyaknya anime BL yang kutonton sejak SMA, ada lima anime yang sampai saat ini masih berkesan buatku. Karena tidak hanya menawarkan jalan cerita menarik tetapi juga bikin deg-degan dengan adegan manisnya.
1. Doukyuusei (2016)
Buat kamu yang lagi mencari tontonan remaja yang ringan, manis, dan bikin nagih, Doukyuusei adalah anime BL yang tepat buatmu. Doukyuusei bercerita tentang masa SMA Hikaru Kusakabe (Kamiya Hiroshi) dan Rihito Sajou (Nojima Kenji). Kusakabe atau dikenal teman-temannya sebagai Beyan dan Sajou adalah teman sekelas yang memiliki kepribadian layaknya kutub magnet. Beyan, si cowok populer yang kebetulan juga anak band, sementara Sajou adalah si pintar nan pendiam yang tak banyak teman.
Dengan kepribadian yang sangat berlawanan ini, tak ada yang menyangka keduanya bisa klop satu sama lain. Apalagi mereka tidak pernah berinteraksi satu sama lain di kelas atau lingkungan sekolah. Bertegur sapa untuk sekedar basa-basi saja tidak pernah.
Namun, pada suatu siang ketika Beyan kembali ke kelas untuk mengambil barangnya yang ketinggalan, jalan takdir mereka mulai berubah. Saat itu, Sajou sedang sendirian. Bersenandung lagu kontes paduan suara kelas sambil bersandar di meja.

Sosok Sajou dan senandungnya membuat Beyan terpaku. Ia serasa tersihir dan tanpa ia sadari ia menawarkan dirinya mengajari Sajou bernyanyi. Awalnya, sesi Latihan mereka diliputi rasa canggung. Beyan yang merasa sudah terlanjur berjanji dan punya tanggung jawab mengajari dan Sajou yang merasa harus berusaha sungguh-sungguh karena dibantu Beyan secara sukarela.
Namun, lama-kelamaan sesi latihan mereka berdua berubah menjadi sesi menyenangkan untuk saling mengenal satu sama lain. Mereka baru menyadari kendati kepribadian mereka berbeda, baik Beyan dan Sajou merasa nyaman dengan kehadiran masing-masing. Mereka pun jadi lebih sering pulang bersama, pergi bersama, bahkan Beyan mengajak Sajou untuk pergi ke pertunjukan bandnya. Di sinilah Beyan dan Sajou menyadari mereka ternyata telah jatuh cinta.
Perjalanan Beyan dan Sajou menyadari perasaan mereka masing-masing dan proses PDKT keduanya disampaikan begitu simpel dan hangat. Sangat khas dengan romansa remaja yang bikin pipi merona. Dan ini juga didukung dengan filmnya yang tak banyak andalkan drama tapi sukses memainkan emosi penontonnya. Tak heran Beyan dan Sajou sukses membuat Doukyuusei jadi comfort show bagi banyak orang.
2. Sasaki to Miyano (2022)
Sama dengan Doukyuusei, Sasaki to Miyano juga mengandalkan narasinya pada kisah cinta anak remaja. Serial anime dengan total 12 episodes ini berkisah tentang remaja SMA, Sasaki Shuumei (Shirai Yuusuke) dan Miyano Yoshikazu (Saitou Souma). Sasaki adalah senpai (senior) cool yang populer dan easy going, sementara Miyano junior (kouhai) baik-baik yang disayangi banyak orang.
Sebelumnya, baik Sasaki atau Miyano tidak punya kedekatan satu sama lain. Berbincang saja tak pernah. Namun, pada suatu hari, saat pertemuan dan interaksi pertamanya pada Miyano, Sasaki jatuh cinta pada pandangan pertama. Momen bersejarah inilah yang membuat Sasaki langsung PDKT dengan kouhainya yang menggemaskan itu.
Tau betul Miyano adalah fudanshi (sebutan untuk penggemar BL laki-laki), Sasaki pun rela meminjam koleksi manga BL, membahasnya di waktu luang bersama Miyano bahkan sampai ikut mencari manga BL di toko buku. Semua ia lakukan agar bisa dekat dengan gebetannya itu.
Cara Sasaki terbuka dengan orientasi seksualnya dan tak pernah malu-malu memperlihatkan usahanya melakukan PDKT pada Miyano inilah yang membuat Sasaki to Miyano jadi tontonan yang menggemaskan. Tapi kekuatan Sasaki to Miyano bukan hanya lewat adegan-adegan khas romansa remajanya. Kekuatannya justru pada cara serial anime ini menjembatani topik penting soal konsensual dan otokritik tentang peran gender uke-seme di genre BL.

Baca Juga: Review ‘Enola Holmes 2’, Film Manis Paling Feminis Tahun Ini
Konsen memang selalu jadi topik penting yang problem hampir di semua genre romansa, mau itu hetero atau BL dan yaoi. Masalahnya, sampai sekarang tindakan non-konsensual seperti cium paksa kenyataannya masih menjadi “daya tarik” banyak film atau serial romansa. Namun dalam serial anime ini, melalui karakter Sasaki penonton diajarkan untuk memahami konsen sebagai hal yang paling penting dan mendasar dalam menjalankan sebuah hubungan.
Topik penting ini pun disusul dengan otokritik soal uke-seme. Miyano sebagai fudanshi, Sasaki to Miyano berusaha membunyikan peran gender absurd terkait uke-seme lewat pertanyaan-pertanyaan Miyano pada hubungannya dengan Sasaki. Menariknya, ini disampaikan dengan humor. Hal yang membuat otokritik ini terkesan tidak menggurui.
3. Night Beyond the Tricornered Window (2021)
Berbeda dari Doukyuusei dan Sasaki to Miyano yang merupakan tontonan ringan, Night Beyond the Tricornered Window kebalikannya adalah anime BL yang cukup serius. Anime ini memang dipasarkan untuk penonton perempuan dewasa muda, sama seperti manganya.
Night Beyond the Tricornered Window bercerita tentang Kosuke Mikado (Nobunaga Shimazaki), pegawai toko buku yang dapat melihat makhluk halus sejak kecil alias indigo. Kemampuannya ini ia pendam sendiri. Keputusannya ini membuat Mikado ketakutan, karena sosoknya yang bisa melihat ternyata juga jadi magnet tersendiri bagi para makhluk halus untuk datang.
Suatu hari, dia bertemu Rihito Hiyakawa (Wataru Hatano), exorcist berpengalaman. Hiyakawa yang sedari awal digambarkan egois dan tidak punya rasa hormat pada ruang privat orang lain, memasuki tubuh Mikado seenaknya. Menjadikannya medium untuk mengurus makhluk halus dan pada gilirannya meminta Mikado untuk jadi asistennya.

Saat keduanya bekerja beriringan, mereka mengetahui bahwa insiden supernatural di daerah Mikado tinggal erat dengan seorang siswa sekolah menengah bernama Erika Hiura, necromancer yang dibayar untuk mengutuk orang lain. Saat Mikado dan Hiyakawa menyelidiki keterlibatan Erika, Mikado mulai menyadari Hiyakawa menyembunyikan sebuah rahasia besar.
Di sinilah perjalanan Mikado sesungguhnya dimulai. Perjalanan yang selama penayangan 12 episodenya dibalut apik dengan tema trauma dan penerimaan diri. Misalnya, isu Post Traumatic Syndrome Disorder (PTSD) yang dialami Hiyakawa dan bagaimana ia menyelesaikan traumanya jadi salah satu fondasi utama dan penyelesaian anime ini.
Terdengar berat memang. Tapi beruntungnya, tema-tema ini disampaikan dengan porsi pas, tak terlalu rumit yang juga disempurnakan dengan porsi horror thriller yang banyak.
Karena kombinasi inilah, Night Beyond the Tricornered Window mampu memberikan kepuasaan tersendiri bagi para penikmat BL. Kapan lagi bisa menonton anime BL yang “serius” tapi juga menghibur sekaligus bikin tegang?
4. Given (2019)
Given bisa dibilang adalah anime BL yang wajib setiap pecinta BL. Anime ini paket lengkap humor, drama, dan romansa yang sukses bikin banyak orang menangis berjamaah. Anime ini bercerita sekelompok empat siswa SMA dalam sebuah band rock amatir, dan dua hubungan romantis yang terbentuk di antara mereka.
Antara gitaris elektrik Ritsuka Uenoyama (Yuma Uchida) dan vokalis Mafuyu Satō (Shōgo Yano) serta antara bassis Haruki Nakayama (Masatomo Nakazawa) dan drummer Akihiko Kaji (Takuya Eguchi).
Dalam mengeksekusi jalan ceritanya, Given secara garis besar dibagi menjadi tiga arc utama. Arc pertama Given, yaitu animenya yang terdiri dari 11 episodeberfokus pada hubungan antara Ritsu dan Mafuyu. Ini termasuk di dalamnya cerita tentang pembentukan band dan pertunjukan live pertama mereka. Semua dibalut dalam cerita hidup Mafuyu yang begitu melow.

Baca Juga: Surat Cinta Buat Doraemon, Karakter Kartun Revolusioner
Arc kedua lewat filmnya lalu berfokus pada hubungan antara Aki dan Haruki yang di dalamnya terdiri dari cerita tentang bagaimana mereka juggling dengan kehidupan sebagai mahasiswa dan jadi anak band. Tak lupa dengan cerita romansa dramatis nan kompleks antara Aki, Ugetsu Murata (teman sekamar dan mantan pacar Aki), dan Haruki.
Dengan dua arc ini, Given sukses memberikan sajian cerita yang bikin perasaan penonton campur aduk. Pasalnya, Given tak hanya dibanjiri adegan mengocok perut, cerita romantis nan manis, serta cerita persahabatan yang hangat, tetapi anime ini juga banyak dibumbui dengan drama dengan mayoritas tema tentang trauma dan rasa bersalah.
Trauma dan rasa bersalah ini jadi teman tak kasat mata terutama bagi Mafuyu dan Akihiko. Semua karena mereka berdua kesulitan memproses dan menerima duka berikut menerima fakta salah satunya berada dalam hubungan toksik yang mencekik.
Namun melalui dua tema ini Given tak mau karakternya dibuat terus sedih atau tak bisa bahagia. Given memberikan karakternya kesempatan menyembuhkan luka lewat orang-orang lama dan baru yang mereka akhirnya sayangi.
Ini kekuatan Given yang beruntungnya dalam adaptasi animenya terbantu oleh lagu-lagu orisinal yang dinyanyikan atau dibawakan para karakter-karakternya. Lagu yang menggambarkan perjalanan personal mereka.
5. The Stranger by the Shore (2020)
Hanya berdurasi sekitar 59 menit, tidak membuat anime ini kalah dengan empat anime sebelumnya. The Stranger by the Shore tak hanya punya kelebihan dari segi visualnya yang memanjakan mata, tetapi jalan ceritanya padat dan penuh dengan gejolak emosi. Anime ini pada bercerita tentang Shun Hashimoto (Murata Taishi) dan Mio Chibana (Matsuoka Yoshitsugu).
Shun adalah laki-laki gay yang punya mimpi jadi novelis dan kini tinggal terisolasi di Okinawa karena dibuang oleh orang tuanya sendiri setelah coming out. Sementara, Mio adalah laki-laki pendiam dan yatim piatu, sering menghabiskan waktunya di laut.
Suatu hari, keduanya bertemu di pantai. Kala itu Mio seperti hari-hari sebelumnya diam layaknya patung memandangi laut. Tempat yang selalu mengingatkannya dengan mendiang sang ibu. Sosok Mio ini membuat Shun jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia mencoba membangun percakapan dan interaksi pada Mio yang awalnya hanya direspons dengan dingin.

Namun, perlahan-lahan Mio luluh. Ia mulai dekat dengan Shun dan Shun akhirnya berani mengungkapkan rasa sukanya pada Mio. Sayangnya setelah mengungkapkan rasa suka pada Mio, Mio justru memutuskan untuk pergi dari Okinawa. Membuat Shun dalam hati bertanya-tanya akan keputusannya.
Tiga tahun berlalu setelah kepergiannya, Mio akhirnya berhasil menata hidupnya dan menerima fakta dia ternyata juga menyukai Shun. Tetapi dalam tiga tahun itu, Shun telah berubah. Keadaan pun semakin runyam dengan kehadiran mantan “tunangan” Shun yang tiba-tiba datang.
Dengan alur cerita yang lumayan “drama”, anime ini memang cukup menguras emosi but in the good way. Dengan kombinasi sudut pandang orang ketiga dan Mio sebagai protagonisnya, anime ini mampu menyampaikan cerita kompleks tentang menerima diri sendiri dan cinta kasih di tengah tekanan sosial, dan menghadapi trauma.
Beruntungnya, semua disampaikan tanpa membuat penonton bosan dan bingung dengan kompleksitasnya. Sebaliknya, penonton dibuat terlibat secara emosional dan mampu berempati dengan tindakan-tindakan Shun dalam anime ini.