Issues

Mengenal “Dark Pattern”: Praktik Desain Web yang Mengecoh Pengguna

Pernah mendapat notifikasi mengganggu yang tiba-tiba muncul atau tombol opsi yang susah dibatalkan saat membuka situs? Itu adalah contoh “dark pattern” yang perlu kita waspadai.

Avatar
  • September 23, 2021
  • 3 min read
  • 205 Views
Mengenal “Dark Pattern”: Praktik Desain Web yang Mengecoh Pengguna

 

Ada beragam istilah di internet yang perlu kita ketahui dalam rangka menjaga keamanan kita selama berselancar di sana. Salah satunya ialah “dark pattern”. Istilah ini diartikan sebagai unsur dalam desain web yang sengaja dibuat untuk menyembunyikan, mengelabui, menipu, atau bahkan memeras pengunjung suatu situs atau pengguna suatu aplikasi digital. Hal ini dibuat untuk mendorong pengguna membuat keputusan spontan yang mungkin berbahaya.

 

 

Penggunaan dark pattern dapat ditemukan di banyak situs dan digunakan oleh beberapa jenis organisasi dan perusahaan. Bentuknya bisa macam-macam; mulai dari tombol atau notifikasi pop-up dengan tulisan yang mengecoh, tombol pilihan yang sulit dibatalkan, atau elemen grafis seperti warna dan bayangan yang mengarahkan atau mengalihkan perhatian pengguna dari pilihan-pilihan tertentu.

Contoh paling umum dari praktik dark pattern ini adalah yang sering digunakan dalam fitur langganan, yang kini ada di berbagai produk dan layanan digital, serta menyediakan berbagai tawaran percobaan gratis (free trial) yang menggiurkan.

Baca juga: Kasus Ravio Patra dan Pentingnya Regulasi Perlindungan Data Pribadi

Penggunaan dark pattern semacam ini dapat menyulitkan pengguna untuk berhenti berlangganan, atau mungkin secara otomatis mengubah paket free trial menjadi langganan berbayar.

Untuk menunjukkan betapa umumnya praktik desain semacam ini, dan untuk menggambarkan berbagai kerugian yang dapat timbul akbat penggunaannya, saya dan juga desainer sekaligus ahli teknologi publik Stephanie Nguyen meluncurkan majalah digital atau zine bernama I, Obscura.

Majalah ini menerbitkan studi kasus tentang beragam dark pattern dan hal yang perlu dilakukan untuk melindungi pengguna dari praktik ini.

Baca juga: Tips Mengamankan Akun Media Sosial

I, Obscura diluncurkan dengan bantuan beberapa mahasiswa; Ryan Tan, Kaylee Doty, dan Kally Zheng, dan bekerja sama dengan Digital Civil Society Lab di Stanford University, Amerika Serikat (AS) dan juga Center for Critical Internet Inquiry di University of California-Los Angeles (UCLA), AS.

Mengapa Kita Perlu Memahami Dark Pattern?

Ketidakmampuan pengguna untuk berhenti berlangganan dari satu layanan menimbulkan kerugian keuangan bagi mereka: Menghabiskan uang tanpa sepengetahuan pemilik akun.

Selain itu, dark pattern juga dapat menyebabkan hal berbahaya lainnya. Dark pattern dapat menimbulkan manipulasi emosional, seperti ketika sebuah situs mendadak memunculkan notifikasi pop-up berisi penawaran dan menunjukkan fitur hitung mundur (countdown) untuk memicu keputusan cepat dari pengguna. Padahal, waktu tersebut sama sekali tidak mempengaruhi harga atau tawaran penjualan dari produk atau layanan tersebut.

Bahaya yang lain adalah ancaman privasi, seperti ketika sebuah aplikasi memaksa pengguna untuk terlebih dahulu berjibaku melewati berbagai pilihan atau menu hanya untuk mematikan pengumpulan data oleh suatu situs.

Di sini, ada ketimpangan kuasa antara pengguna dengan organisasi atau perusahaan yang menyulitkan pengguna untuk melindungi diri dari praktik desain yang menipu ini. Kami membuat I, Obscura untuk membantu mendidik pengguna web tentang kemungkinan penipuan ini.

Perlindungan konsumen juga penting. Komisi Perdagangan Federal (FTC) beserta kejaksaan tinggi di berbagai negara bagian AS telah memberlakukan peraturan perlindungan konsumen yang menghukum para organisasi dan perusahaan yang menggunakan praktik buruk ini, khususnya pada aplikasi yang menyasar anak-anak.

Penting bagi pemerintah untuk melarang penggunaan dark pattern, serta mewajibkan organisasi dan perusahaan untuk membuat interaksi dengan para penggunanya setransparan dan sesederhana mungkin.

Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.


Avatar
About Author

Jasmine McNealy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *