‘Gossip Girl Season 2’: Goodbye, Gossip Girl. XOXO
Gossip Girl versi HBO resmi di-cancel. Padahal, dramanya berhasil bikin nostalgia ke versi pendahulunya.

Tulisan ini mengandung spoiler.
Saat kamu membaca ini, kamu mungkin sudah mendengar berita dukanya. HBO Max memutuskan tidak melanjutkan kisah anak-anak orang kaya penuh skandal ini. Hype musim kedua Gossip Girl reboot memang tidak sekencang musim pertamanya. Tapi, sebagai penggemar kisah remaja yang bebas melakukan hal-hal amoral dan menawarkan pure escapism, saya jelas kecewa. Apalagi setelah menyaksikan dua episode terakhirnya yang sungguh lezat.
Kalau kau tidak menonton Gossip Girl season 2 ini, premisnya masih kurang lebih sama dengan Gossip Girl versi Serena van der Woodsen. Di versi reboot ini karakternya agak lebih banyak. Ada Julien (Jordan Alexander) yang merupakan the queen bee di Constance Billard; Zoya Lott (Whitney Peak) adalah saudara se-ibu Julien yang selalu bilangtak suka drama, tapi tidak jarang terjerumus dalam kehebohan yang sama; Obie (Elie Brown) anak konglomerat yang berusaha keras terlihat humble; Aki Menzies (Evan Mock) anak pengusaha media yang bisexual dan kebetulan cinepphile; Audrey Hope (Emily Alyn Lind) bestie-nya Julien sekaligus pacar Aki; dan terakhir ada Luna (Zion Moreno) dan Monet (Savannah Lee Smith) yang secara singkat adalah tim PR-nya Julien.
Seperti halnya Gossip Girl versi lama, persahabatan mereka serapuh peyek teri. Hadirnya Gossip Girl (yang dari episode pertama langsung dibuka adalah guru mereka sendiri, Kate Keller, diperankan Tavi Gevinson) membuat persahabatan geng itu tercerai-berai. Ada yang patah hati, kemudian rujuk, kemudian berkhianat lagi. Clean, rinse, repeat.
Musim pertamanya berakhir dengan remaja-remaja ini mencari tahu siapa yang mengkhianati mereka ke Gossip Girl. Julien mencoba rujuk dengan Obie; Max ternyata betulan jatuh cinta dengan Audrey dan Aki; bapaknya Julien yang kena kasus sexual harrassment minta bapaknya Zoya untuk menjaga anaknya dengan transferan uang; Monet memutuskan bahwa Julien telah berubah dan perlu ada kudeta. Lalu, ditutup dengan Julien bersekutu dengan Gossip Girl.
Gossip Girl Season 2 Apa Betul Tidak Seru?
Setiap kali saya mendengar bahwa Gossip Girl season 2 kurang seru dibanding Gossip Girl lama, saya selalu mengernyitkan dahi. “Apakah kita menonton drama yang sama?”
Baca Juga: Review Episode 3 ‘The Last of Us’ : Yang Bikin Satu Bumi Nangis Berjemaah
Menurut saya, Gossip Girl yang baru tidak ada bedanya dengan Gossip Girl sebelumnya. Yes, the player changed but the game remains the same. Semua karakter remajanya berubah pikiran setiap ganti episode. Setiap karakter, tidak peduli muda atau tua, pada akhirnya akan termakan drama Gossip Girl. Dan setiap kali ada karakter yang mengira mereka akan berubah, mereka akan mengingkari janjinya di beberapa episode ke depan. Satu-satunya hal yang membuat Gossip Girl yang lama iconic adalah fakta bahwa ia melakukannya duluan dan yang ini hanyalah reboot.
Secara plot, Gossip Girl musim kedua ini lebih mirip dengan pendahulunya. Drama yang disajikan lebih kacau dan karakter utamanya (terutama Julien dan Zoya) lebih hobi menciptakan kerusuhan daripada musim pertama. Keputusan paling tepat yang dilakukan para penulis Gossip Girl di musim kedua ini adalah menciptakan public enemy dalam karakter Monet. Gossip Girl memang musuh utama, tapi ia diciptakan untuk mengaduk drama. Gossip Girl (atau dalam hal ini adalah Kate Keller) adalah katalis. Ia jahat, tapi bukan musuh.
Menjadikan Monet de Haan sebagai public enemy selama setidaknya paruh pertama musim kedua Gossip Girl adalah keputusan yang baik karena ia paling mempunyai hasrat untuk berkuasa dibandingkan karakter-karakter lain. Zoya terlalu outsider untuk menantang saudarinya, Luna terlalu loyal, Audrey terlalu sibuk dengan drama Aki dan Max dan Obie terlalu kaya raya untuk menjadi musuh. Obie tidak perlu spotlight untuk membuatnya relevan.
Menyaksikan Julien vs. Monet (atau everybody vs. Monet) seperti menyaksikan Gossip Girl yang dahulu. Drama ini tidak ada bedanya dengan Serena vs. Blair. Yang bikin lebih juicy mungkin adalah fakta bahwa Monet tidak segan-segan untuk bermain kotor. Blair dan Serena terlalu classy. Monet tidak keberatan untuk menjadi karakter antagonis. Malahan, dia prefer semua orang di Constance Billard untuk tunduk kepadanya. Drama inilah yang menjadikan Gossip Girl musim kedua bikin kecanduan. Sayangnya, perseteruan ini tidak diperpanjang. Dan begitu Monet menerima kekalahannya, musim kedua Gossip Girl langsung mulai melempem.
Goodbye, Gossip Girl. XOXO
Dengan jumlah episode yang lebih sedikit daripada musim pertamanya (musim kedua mendapatkan jatah 10 episode, sementara musim pertamanya 12 episode), Gossip Girl menghabiskan sisa musimnya dengan drama yang kurang begitu menggigit. Hubungan antara Audrey-Max-Aki memang lucu untuk dieksplor dalam beberapa episode, tapi menyaksikannya tumbuh berkembang kemudian hancur selama satu musim ternyata tidak memberikan perkembangan karakter yang apik. Apa pun yang dilakukan Nick (Johnathan Fernandez), bapaknya Zoya, sangat tidak menarik. Drama Obie dengan orang tuanya juga lumayan boring. Drama orang tua Monet justru jadi yang paling menarik, sementara hubungan Luna dengan ibunya jadi yang paling spesial.
Di episode delapan, penonton akhirnya mendapatkan insight seperti apa hubungan Luna dengan ibunya. Episode ini dari awal sudah terasa spesial, tidak hanya karena penonton diajak untuk menyaksikan Tribeca Film Festival (serial ini selalu tahu untuk membuat event yang cukup sinematik untuk disaksikan), tapi juga sub-plotnya pun sama menariknya dengan plot utama. Julien yang selama ini tidak pernah ada masalah dengan Audrey akhirnya ribut dan dramanya lumayan serius? Sungguh sebuah episode yang menghibur.
Baca juga: Drama-drama Korea Selatan yang Kembali Tayang di TV Indonesia
Di era peak television seperti sekarang, Gossip Girl mungkin memang tidak ditakdirkan untuk bisa bertahan di tengah kompetisi banjirnya konten. Remaja-remaja zaman sekarang, tidak seperti penonton Gossip Girl versi lama, yang bisa langsung mendapatkan akses tea yang lebih nyata dan real time dari Twitter dan akun Instagram Deuxmoi. Menyaksikan drama fiksi remaja-remaja Gen-Z privilege tidak sama sensasinya seperti enam belas tahun ketika Gossip Girl pertama kali muncul di layar.
Saya mengerti sekali keputusan HBO Max demi bisnis. Tapi, saya tidak bisa tidak bersedih. Apalagi setelah menyaksikan dua episode terakhirnya yang sangat pure Gossip Girl. Remaja-remaja good looking memakai baju-baju fancy di Met Gala sembari mengusik Gossip Girl? Pure chaos, I love it so much.
For now, goodbye, Gossip Girl. We’re gonna miss you. XOXO
Gossip Girl dapat disaksikan di HBO Go