March 28, 2023
Comic

Komik Pengalamanku Pertama Kali Naik KRL di Jam Padat: Ada Kumpulan Orang Sakti Jabodetabek yang Bisa Tidur Sambil Berdiri

Aku mencoba naik KRL dan Transjakarta di jam-jam sibuk. Hasilnya, aku makin hormat pada para pejuang rupiah yang tinggal di Jakarta coret.

Avatar
  • January 31, 2023
  • 3 min read
  • 589 Views
Komik Pengalamanku Pertama Kali Naik KRL di Jam Padat: Ada Kumpulan Orang Sakti Jabodetabek yang Bisa Tidur Sambil Berdiri
pengalaman naik krl di jakarta

pengalaman moda transportasi di jakarta

gambaran naik krl di jakarta

berdesakan saat naik krl di bekasi jakarta

pengalaman pertama kali naik krl

Baca juga artikel selengkapnya di sini

Ilustrasi oleh: Karina Tungari

Saat aku memutuskan untuk merantau di Jakarta, aku sudah membuat beberapa wishlist. Wisata kuliner, nonton bioskop, datang ke bundaran HI (ternyata tidak semegah di TV), dan paling penting, jalan-jalan di Jakarta memakai transportasi umum. Mulai naik KRL, transjakarta, hingga sampai MRT.

Untuk keinginan ini memang saya sangat niatkan dari jauh-jauh hari. Apa lagi, sebelumnya aku tinggal di pulau kecil–yang bisa dijangkau cuma menggunakan motor, dan hal ini yang membuat keinginan itu semakin menantang. Meskipun dari dalam hati, ada rasa cemas atau bingung bila nantinya bisa kesasar. Namun, bayangan menikmati perjalanan keliling ibu kota dari jendela kereta, menghemat waktu perjalanan tanpa kena macet, mengobrol hal random dengan orang baru, dan hal seru lainnya, terus datang di kepalaku.

Baca Juga: Alasan Di Balik Maraknya Kecelakaan Para Pesepeda

Kartu pembayaran elektronik sudah saya miliki, aku lalu langsung mencoba tiga transportasi umum dalam satu minggu. Rasanya? campur aduk, tapi ternyata lebih banyak ingin menangisnya.

Pulang Pergi Naik KRL Mengubah Pandanganku

Di rapat editorial, aku disarankan oleh editor untuk mencoba naik KRL di jam sibuk, dengan tujuan Bekasi, Depok, atau Bogor. Awalnya memang agak takut karena aku suka mendengar cerita-cerita yang kurang mengenakan dari orang-orang yang memang sering menggunakan KRL setiap harinya.

Karena sekarang masih work from home (WFH) dan tinggal dekat kantor, aku akhirnya mencoba untuk menginap di rumah teman di Bekasi, dan naik KRL keesokan paginya.

Kami bertemu di Stasiun Sudirman pukul 17.00. waktu turun dari ojek online, aku sangat kaget melihat orang-orang berlarian tergesa-gesa di dalam stasiun. Baju mereka sudah kelihatan lecek, wajah yang kelihatan sangat kelelahan. Aku tahu saat melihat mereka, pasti mereka ingin segera bisa sampai rumah dan rebahan. Sayangnya, aku juga tahu, jarak stasiun ke rumah masing-masing pastinya juga sangat jauh.

Dalam hati, aku heran, bagaimana mungkin semua orang ini naik KRL dan muat nantinya? Apakah KRL bisa menampung semua orang? Pikiran-pikiran itu terus datang ke kepalaku.

Saat temanku akhirnya datang, kami langsung pergi ke peron untuk menaiki KRL tujuan Bekasi. Sebagai seorang introvert, kepalaku mendadak pusing karena melihat orang sebanyak ini berdekatan dalam KRL. Temanku ikut menyemangati, dan aku membalasnya dengan senyum kecut.

Baca Juga: Jakarta Juara Kota Terburuk Dunia, Bagaimana Jika Perempuan Ambil Alih?

Di dalam krl, aku berhimpitan dengan penumpang lain. Tidak mendapatkan tempat duduk, aku berdiri sangat rapat. Bahu kami saling menempel satu dengan yang lain. Aku pikir kalau aku melepas pegangan pun, aku sangat yakin kalau ak tidak akan sampai jatuh, karena memang kondisinya sangat padat.

Pandanganku melihat sekitar. Ada yang tertidur sambil berdiri. Ada yang memeluk tas sangat kuat dan menundukkan kepala. Ada yang cuma bengong melihat langit-langit gerbong. Ada yang terkantuk-kantuk. Ada yang “berbakat” main ponsel biarpun berada dalam kereta yang padat. Rasanya, mustahil sekali dapat bergerak, tapi beberapa penumpang tampak santai melihat layar ponsel mereka, tak menghiraukan keadaan sekitar. Aku benar-benar kaget dengan pemandangan pertama kali ini.


Editor:  Magdalene
Avatar
About Author

Magdalene

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *