5 Sutradara Perempuan Indonesia dengan Karya Mendunia
Di Indonesia sendiri pun bisa dibilang sutradara perempuan masih sangat sedikit. Biarpun dari segi kuantitas masih sedikit, tetapi sutradara perempuan Indonesia ada yang bisa menyabet banyak prestasi.

Dunia perfilman memang sampai sekarang ini bisa dibilang masih dikuasai oleh sutradara laki-laki. Dikutip dari BBC, dari 250 film paling laris di Amerika pada tahun 2018, sutradara perempuan cuma 8 persen.
Di Indonesia sendiri pun bisa dibilang sutradara perempuan masih sangat sedikit. Biarpun dari segi kuantitas masih sedikit, tetapi sutradara perempuan Indonesia ada yang bisa menyabet banyak prestasi, baik di nasional ataupun internasional. Nah, berikut ini beberapa sutradara perempuan Indonesia dengan karya terbaiknya, yang sudah dirangkum dari berbagai sumber.
Sutradara Perempuan Indonesia dengan Karya yang Luar Biasa
1. Upi Avianto
Namanya mulai terdengar dari karyanya yang berjudul 30 Hari Mencari Cinta. Sutradara perempuan kelahiran tahun 1972 ini dinilai sudah membuka jalan buat para sutradara baru lewat film Hi5teria dan Lovely Luna.
Baca Juga: 4 Sutradara Perempuan Tombak Perfilman Korea Selatan
Keinginannya buat membantu sutradara pendatang baru itu tidak lain karena kepercayaan yang pernah ia peroleh dari Erwin Arnada di awal kemunculannya lewat film 30 Hari Mencari Cinta. Judul-judul film lain yang sudah disutradarai Upi di antaranya Realita Cinta, Rock’n Roll, Radit dan Jani, My Stupid Boss dan yang belum lama ada di bioskop, Sri Asih.
2. Kamila Andini
Kamila Andini merupakan salah satu sutradara perempuan Indonesia yang punya segudang prestasi. Ia merupakan anak dari sutradara kenamaan Garin Nugroho. Suaminya, Ifa Isfansyah, juga merupakan sutradara dan produser.
Dari karyanya yang berjudul Laut Bercermin, ia berhasil mendapatkan piala citra untuk cerita asli terbaik. Selain itu, dalam ajang tersebut ia juga sukses mendapatkankan penghargaan sebagai Sutradara Pendatang Baru Terbaik. Dari film pertamanya tersebut ia juga berhasil mendapatkan banyak penghargaan di kancah internasional, seperti di Festival Film Berlin, Festival Film Internasional Tokyo, dan Festival Film Internasional Hong Kong.
Tidak cuma berenti di sana, di film keduanya yang berjudul Sekala Niskala, Kamila Andini berhasil masuk nominasi Piala Citra di FFI 2017, serta menjadi nominasi di Festival Film Internasional Berlin, Festival Film Internasional Shanghai, dan Festival Film Internasional Toronto.
Baca Juga: Feminis Bercerita, demi Industri Film yang Inklusif
Pada tahun 2021, Kamila Andini juga menoreh prestasi dengan judul Yuni yang sukses mendapatkan penghargaan Platform Prize di Toronto International Film Festival 2021.
3. Gina S. Noer
Sutradara perempuan ini memulai debutnya dalam film Dua Garis Biru, yang berhasil mendapatkan beberapa penghargaan. Dua Garis Biru bercerita mengenai seorang remaja yang mempunyai cita-cita untuk berkuliah di Korea Selatan, tapi impiannya tersebut harus kandas karena kehamilan tak direncanakan.
Sebelum menyutradarai Dua Garis Biru, Gina lebih dikenal sebagai penulis skenario untuk banyak film terkenal yang sukses menyentuh hati para penontonnya. Seperti film Ayat-Ayat Cinta, Habibie & Ainun, dan Perempuan Berkalung Sorban.
4. Mouly Surya
Mouly Surya merupakan sutradara perempuan kelahiran Jakarta, 10 September 1980. Ia mulai membuat film saat masih duduk di bangku kuliah di Melbourne, Australia, bersama teman Indonesianya di sana.
Di tahun 2008, film pertamanya dengan judul Fiksi berhasil menyabet piala Citra dalam kategori SutradaraTterbaik. Pada waktu itu, ia merupakan sutradara perempuan pertama yang berhasil mendapatkan piala Citra dalam kategori tersebut. Sampai saat ini, Mouly adalah satu-satunya sutradara perempuan Indonesia yang menang kategori tersebut, dengan total dua piala untuk kategori yang sama.
Baca Juga: Peran ‘Perempuan Korban’ di Film: Basi dan Harus Ditinggalkan
Tahun 2013, ia menyutradari filmnya yang kedua yang dengan judul Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta. Film ini dapat bersaing di Festival Silm Sundance dan merupakan film Indonesia pertama yang masuk dalam festival tersebut.
Lalu pada tahun 2017, ia merilis film ketiganya yang berjudul, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. Film ini juga berhasil masuk dalam festival film internasional, salah satunya adalah Festival Film Cannes.
5. Nia Dinata
Nia Dinata merupakan sutradara perempuan Indonesia yang terkenal sering mengangkat isu kontrovesial ke dalam filmnya. Seperti dalam film Berbagi Suami yang bercerita mengenai isu poligami, yang sukses mendapatkan Best Feature Film dalam Festival Film Internasional Hawaii di tahun 2006, lalu film A World Without yang mengangkat tema female empowerment.
Bersama Upi Avianto, Nia juga menyutradarai film yang berjudul Perempuan Punya Cerita. Film ini merupakan gabungan dari empat film dan mengangkat cerita dari beragam masalah dalam kehidupan perempuan Indonesia.