#JusticeForMoumita: Kasus Perkosaan dan Femisida Dokter India Picu Aksi Protes Besar-besaran
Seorang dokter di Kolkata, India jadi korban perkosaan dan pembunuhan. Kasus ini pun memicu aksi protes besar-besaran di India.
Peringatan Pemicu: Kasus Perkosaan dan Femisida
Seorang dokter residen yang sedang bertugas di RG Kar Hospital, Kolkata, India jadi korban perkosaan dan pembunuhan.
Ia yang kelelahan karena jam kerja panjang memutuskan beristirahat di ruang seminar setelah mendapati ruang istirahat tenaga kesehatan penuh. Keesokan harinya, ia ditemukan sudah tidak bernyawa. Hasil otopsi menunjukkan bahwa ia diperkosa oleh banyak orang dan dianiaya sampai membuatnya meninggal.
Baca juga: Agar Tak Lenyap dalam Senyap: Begini Media Seharusnya Beritakan Femisida
Timbulkan Protes Besar-besaran di India
Kasus perkosaan dan pembunuhan dokter di Kolkata ini memicu kemarahan masyarakat dan tenaga kesehatan di India. Dikutip dari Times of India, para tenaga kesehatan dari berbagai kota di India turun ke jalan melakukan protes serta mogok kerja. Mereka menuntut tempat kerja dan lingkungan yang aman untuk perempuan.
Masyarakat India juga melakukan protes yang sama. Mereka menuntut pihak kepolisian dan pemerintah India tegas pada pelaku kekerasan seksual dan menjatuhi hukuman seberat-beratnya untuk pelaku.
Baca juga: Mutilasi Perempuan adalah Femisida: Mereka Dibunuh karena Gendernya
Catatan Kelam Kasus Kekerasan Seksual di India
India jadi negara dengan kasus kekerasan seksual dan pembunuhan pada perempuan (femisida) tertinggi di Asia. National Crime Records Bureau pada 2022 melaporkan setidaknya ada 90 kasus pemerkosaan di India setiap harinya. Angka ini hanya menggambarkan kasus-kasus yang dilaporkan, kemungkinan yang
tak tercatat lebih banyak lagi.
Pada 2018, survei yang dilakukan Thomson Reuters Foundation bahkan menobatkan India sebagai negara paling tak aman untuk perempuan.
Baca juga: ‘Victim Blaming’ dalam Femisida Anak Anggota DPR: Bahkan Perempuan Mati Masih Disalahkan
Nirbhaya dan Gangrape di India
Kasus dokter di Kolkata tentunya bukan yang pertama. Kasus gangrape di India marak terjadi. Bahkan, turis yang datang ke India sering jadi korban. Pada 2019 lalu, turis Rusia dilaporkan dicekoki obat-obatan sebelum akhirnya diperkosa. Pada 2013, turis Swiss juga di-gangrape saat sedang bersepeda bersama suaminya.
Pada 2012, kasus gangrape Nirbhaya juga memicu gelombang protes besar-besaran. Sayangnya, banyaknya kasus perkosaan di India tak diikuti dengan hukum tegas pelaku kekerasan seksual. Tak jarang, pihak kepolisian justru jadi pelaku kedua yang melecehkan korban saat ia melapor.