Ada berbagai alasan mengapa perempuan dan anak muda semakin banyak yang terpapar radikalisme dan memilih menjadi teroris.
Indonesia telah tidak konsisten dalam menjalankan kebijakan luar negeri pro-gender, terlihat dalam kebijakan terkait kudeta militer di Myanmar.
‘Marital rape’ atau pemerkosaan dalam pernikahan sering tidak diakui masyarakat karena tubuh istri dianggap hak suami.
Consent dimaknai lebih dari sekadar mendapatkan persetujuan dari seseorang, hal ini juga berkaitan dengan perwujudan rasa hormat kepada sesama manusia.
Seorang perempuan yang mencintai hidupnya sebagai pekerja dihadapkan dengan harapan keluarga laki-lakinya untuk berhenti berkarya.
Inilah alasan mengapa pernyataan Atta Halilintar bahwa suara suami adalah suara Tuhan itu bermasalah dan mencerminkan ketidaksetaraan dalam pernikahan.
Aktris Kim Yeo-jin dari drama Korea Vincenzo adalah seorang aktivis yang kerap turun ke lapangan, memobilisasi massa, dan berhadapan dengan polisi.
Bungkusnya memang anime yang menggemaskan, tapi serial ‘The Way of the Househusband’ ini mendobrak banyak hal.
Penggagas akun Cherbon Feminist dan pengelola pesantren ini berbagi perspektif tentang tafsir Islam ramah perempuan dan cara menyebarkannya kepada masyarakat.
Direktur Eksekutif Yayasan Empatiku ini melihat, penanaman empati juga diperlukan dalam program deradikalisasi dan rehabilitasi narapidana terorisme.
Kamu suka merasa ketakutan saat membayangkan proses kehamilan dan melahirkan? Bahkan untuk membicarakan tentang hamil aja kamu takut? Bisa jadi kamu mengalami tokofobia.
Banyak dari kita mengikuti ‘choice feminism’ tanpa mengakui adanya ketidaksetaraan sistemis yang melahirkan gerakan feminis.
Alih-alih memberikan edukasi dan representasi yang baik untuk teman-teman minoritas, media malah menyebarkan representasi keliru seperti ini yang ujungnya bakal sangat merugikan kelompok minoritas.
Apa memang mustahil bagi penyanyi perempuan untuk mendapatkan ruang aman untuk berkarya? Apa saja yang bisa kita lakukan agar ruang aman tersebut dapat terwujud?
For years after her father’s sudden death, she was racked with grief and guilt, finding different ways to cope with the loss.
Feminists worldwide mourn the loss of Nawal El Saadawi, a global iconoclast in the best sense of the phrase.