Rollover Reaction Ajak Perempuan Peduli Kekerasan dalam Pacaran
Kekerasan dalam relasi romantis masih jadi momok untuk perempuan.
Masih hangat di ingatan kasus bunuh diri Novia Widyasari pada 2021. Jasad perempuan itu ditemukan di samping makam sang ayah di Mojokerto, Jawa Timur. Sebuah botol cairan berisi racun tergeletak di dekatnya. Penyebab kematiannya konon karena depresi akibat menjalani hubungan romantis dengan pacar, Randy, anggota polisi dari Kepolisian Resor (Polres) Pasuruan.
Sebenarnya, sudah lama Novia merasa tertekan. Sebabnya, beberapa kali ia diperkosa, dihamili, dan dipaksa melakukan aborsi oleh Randy dua kali. Dilansir dari CNN Indonesia, korban disuruh minum obat-obatan dan berhubungan seks tanpa consent dengan dalih sperma bisa menggugurkan janinnya. Ia sendiri menolak untuk aborsi dan memilih untuk mempertahankan kandungan. Dalam hal ini, ia tidak hanya menjadi korban eksploitasi seksual tapi juga pemaksaan aborsi.
Kekerasan dalam pacaran juga dialami Abel delapan tahun silam. Caci maki, kata-kata kasar, hingga gashlighting oleh sang pacar sempat membuatnya depresi. Ia pun sampai harus kehilangan teman-teman dekatnya.
Baca juga: Kekerasan dalam Pacaran Fenomena Sunyi di Indonesia
“Waktu itu rasanya kayak ada di dalam penjara tapi kamu enggak tahu gimana caranya harus keluar dari penjara itu. Aku sering dicap perempuan murahan. Bahkan di depan orang banyak aku pernah dikatain, ‘kamu mau aku bayar berapa? berapa harga lo?’ Kalimat-kalimat itu membuatku merasa apa iya aku seorang perempuan yang enggak ada harganya, apa aku sebegitu rendahnya bagi dia,” ujar Abel, seorang penyintas kekerasan dalam pacaran.
Ia menjadi salah satu pembicara yang hadir di acara campaign Rollover Reaction bertajuk ‘Uncover Your Stories’ di Atsiri Sarinah, Gedung Sarinah Jakarta Pusat, (17/3).
Fenomena Sunyi Kekerasan dalam Pacaran
Apa yang dialami oleh Novia dan Abel ini adalah bentuk kekerasan dalam pacaran. Hampir sama dengan kekerasan rumah tangga tapi kekerasan di ranah privat satu ini masih jadi fenomena sunyi. Kasus ini relatif kerap terjadi, tapi sebagian besar korban jarang membuat laporan.
Padahal berdasarkan Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan di 2023 saja, kekerasan dalam pacaran (KDP) menduduki peringkat tiga teratas kasus kekerasan di ranah privat. Jumlah pengaduan yang ditangani lembaga pelayanan ada 3.528, sedangkan Komnas Perempuan ada 422 kasus.
Baca juga: Komnas Perempuan: Kasus Kekerasan NWR adalah Femisida
Psikolog Tara Adhisti yang hadir dalam acara ini bilang, tindakan kekerasan yang paling sering terjadi dalam lingkungan pacaran justru berawal dari kekerasan verbal dan psikologis seperti yang diceritakan oleh Abel.
“Perhatian yang berlebihan, kata-kata sindiran yang memojokkan menjadi beberapa dari tanda-tanda awal atau red flag hubungan pacaran. Hal inilah yang belum banyak disadari, dan akhirnya menimbulkan kasus kekerasan terhadap perempuan yang lebih fatal lagi dampaknya, baik dari segi fisik maupun psikologi,” ujar Tara.
Karena itulah, perempuan perlu menjaga kepercayaan diri, mengapresiasi, dan menghargai nilai-nilai sendiri. Menurutnya saat menghargai diri sendiri, perempuan akan bisa melawan segala bentuk kekerasan dari pasangan. Mereka juga umumnya menolak direndahkan atas nama cinta.
Selain meningkatkan kepercayaan diri, mempunyai support system yang baik juga penting. Abel sendiri mendapatkan support system memadai dari teman-teman kelompok skripsinya.
Baca juga: Melihat Manipulator Bekerja: Yang Harus Dilakukan Saat Terjebak Relasi Manipulatif
“Pacaran sama dia dulu buat aku jadi enggak punya teman. Teman-teman aku semua dijauhin sama dia. Mau cerita ke orang tua juga aku takut. Sampai waktu itu aku lagi ngerjain skripsi, karena di kampusku itu memang kalau skripsian harus dikerjain secara kelompok. Teman-teman kelompok aku inilah yang jadi support system. Mereka selalu menghibur dan ngedukung aku selama ngejalanin hubungan toksik ini. Bersyukur banget dengan adanya mereka saat itu,” ujar Abel.
Rollover Creation Ajak Perempuan Lebih Peduli Kekerasan dalam Pacaran
Di bulan Hari Perempuan Internasional 2023, Rollover Creatio, brand kosmetik lokal mengajak para perempuan untuk lebih peduli dan berani dalam menghadapi kekerasan, khususnya di relasi romantis.
Kampanye yang bertajuk “Uncover Your Stories” ini bertujuan untuk mengajak perempuan lebih mencintai diri. Pun, menggabungkan kekuatan untuk memahami dan lebih berani dalam menghadapi dating violence.
“Permasalahan dating violence ini kami angkat, karena perempuan yang menjadi korban kerap merasa dirinya tidak worth it. Kampanye ‘Uncover Your Stories’ ini ingin mengingatkan para perempuan tentang hal itu. Bahwa kita bisa sama-sama kuat dan saling mendukung untuk bisa menyayangi diri kita sendiri,” ungkap Tinanda Nabila, Co-Founder Rollover Reaction.
Tak cuma menyuarakan pesan-pesan untuk vokal, acara ini juga menampilkan project mapping berisi narasi korban dating violence. Tujuannya tak lain demi meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kekerasan dalam hubungan pacaran yang dialami oleh perempuan.