Community

Pelatihan Milenial Reformis untuk Menjadi Muslimah Kritis

Yayasan Mulia Raya menggelar pelatihan Milenial Reformis perdana untuk wilayah Jakarta, agar ketergantungan pada teknologi bisa diimbangi dengan pemahaman berpikir kritis, supaya bisa terhindar dari berita hoax, dan propaganda ideologi yang mengarah pada sikap intoleransi dan kekerasan.

Avatar
  • March 16, 2021
  • 2 min read
  • 475 Views
Pelatihan Milenial Reformis untuk Menjadi Muslimah Kritis

Komitmen menyuarakan kesetaraan dan keadilan  gender terus dilakukan oleh Yayasan Mulia Raya. Pada 11-14 Maret 2021, lembaga yang didirikan Prof. Dr. Musdah Mulia ini, menggelar pelatihan Milenial Reformis perdana untuk wilayah Jakarta dari total enam kota yang dijadwalkan. Pelatihan ini sengaja menyasar generasi milenial khususnya perempuan, untuk bisa turut andil dalam gerakan penyebaran nilai-nilai positif di media sosial. Ketergantungan mereka kepada teknologi harus bisa diimbangi dengan pemahaman berpikir kritis, agar bisa terhindar dari berita hoax, dan propaganda ideologi yang mengarah pada sikap intoleransi dan kekerasan.

Secara spesifik terdapat  dua tujuan utama dari pelatihan ini: Pertama, memberikan pengetahuan kepada perempuan milineal tentang pentingnya membangun perdamaian di media social dan di komunitasnya masing-masing. Kedua, membangun Capacity Building bagi perempuan milineal agar menjadi Muslimah Reformis sebagai agen perdamaian.

 

 

Prof. Musdah  dalam sambutan pembukaan pada pelatihan ini menegaskan, agar nantinya para peserta ini menjadi influencer menyebarkan nilai-nilai reformis, menyuarakan non kekerasan terhadap perempuan melalui pendekatan berbasis kesetaraan dan keadilan gender. Bukan hanya itu, Prof. Musdah juga menjelaskan padanan kata Reformis dalam bahasa Arab adalah Muslihah, yaitu orang-orang yang suka melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, lebih positif, lebih konstruktif, dan produktif. “Jadi reformis itu muslihah, bukan sekedar sholehah, kalau sholehah itu statis, pasif dan hanya mementingkan kesalehan pribadi, padahal dalam kehidupan bersama sangat diperlukan kesalehan sosial”  terangnya.

Selain diberikan pengetahuan tentang pentingnya kesetaraan dan keadilan gender, peserta juga disajikan materi penguatan wawasan tentang kebangsaan, literasi agama dan lingkungan, serta Counter Violence Ekstrimism (CVE). Kemudian peserta dibekali dengan berbagai strategi berkampanye di media social. Untuk keseriusan dalam pelatihan ini, Mulia Raya mengahadirkan Narasumber yang ekspert dibidangnya. Prof Musdah Mulia sebagai narasumber utama, kemudian ada Dr. Iklilah MD Fajriyah, Hatim Ghazali, Matahati Timoer dan lain lain. Sementara ada juga materi yang disampaikan secara online, salah satunya oleh produser film Nia Dinata.

Di hari terakhir, 36 peserta dalam pelatihan ini merumuskan rencana tindak lanjut secara konkret, baik kegiatan kampanye secara online maupun offline. Para peserta dalam waktu dekat, akan terus dipantau oleh Mulya Raya. Dan nanti harapannya, mereka bisa bergerak secara organik. Pelatihan ini dilaksanakan di Megamendung Permai Hotel & Resort, dimana Mulia Raya menggandeng mitralokal Magdalene. Magdalene merupakan media khusus perempuan yang menyajikan konten-konten progresif dan berprespektif inklusif, kritis, memberdayakan dan menghibur.  Konten Magdalene dikemas dengan ringan, kreatif, colourful dan kadang jenaka, sehingga cocok dan mudah diterima oleh generasi milineal di media sosial.



#waveforequality


Avatar
About Author

Magdalene

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *