Community Events

TEDxSurabaya Live 2023 ‘Possibility’: Ngobrolin Teknologi Masa Depan Tak Pernah Seasyik ini

Kali ini TEDxSurabaya mengangkat topik tentang kecerdasan buatan.

Avatar
  • July 12, 2023
  • 4 min read
  • 622 Views
TEDxSurabaya Live 2023 ‘Possibility’: Ngobrolin Teknologi Masa Depan Tak Pernah Seasyik ini

Belakangan, kita makin familier dengan obrolan tentang teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Yang mulanya topik ini cuma muncul di produk budaya populer kita seperti film atau buku fantasi, kini AI semakin nyata di depan mata. Enggak cuma dalam bentuk perangkat-perangkat komputer, AI juga tampil sebagai pendukung media hiburan dan aktivitas sosial manusia. 

Kemajuan teknologi tingkat tinggi ini memberikan gambaran akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat kita capai di masa depan. Sebut saja industri kreatif, pendidikan, bahkan kesehatan. Berangkat dari sinilah, TEDxSurabaya ingin membantu kita menyemai harapan tersebut lewat TEDxSurabaya Live: ‘POSSIBILITY’, (24/6).

 

 

TEDxSurabaya sendiri merupakan organisasi non-profit di Surabaya yang bertekad untuk menyebarkan ide-ide hebat ke tengah khalayak. Menjunjung slogan “Ideas Worth Spreading”, TED satu ini berbeda dengan yang ada di Paman Sam. TEDx menjadi bentuk lokal dari program TED yang sudah ada, termasuk konferensi internasional yang membahas gagasan-gagasan tentang perkembangan teknologi. Adanya huruf “x” pada TEDx berarti acara ini diselenggarakan secara independen. 

Bertempat di Auditorium Museum 10 Nopember Surabaya, agenda utama TEDxSurabaya Live: ‘Possibility’ berupa penayangan tiga video pembicara dari TED Conference di Vancouver, Kanada pada 17-21 April 2023 lalu. Tiga pembicara dalam video ini adalah Shou Chew (CEO TikTok), Hannah Ritchie (Environmental Data Scientist), dan Ersin Han Ersin (Visual Artist). Ketiga tokoh ini membagikan gagasan mengenai kecanggihan teknologi masa kini yang semakin erat dengan keseharian kita. 

Baca juga: Masalah Besar di STEM: Representasi Perempuan dan Produk yang Bias

Shou Chew menceritakan perkembangan TikTok yang awalnya hanya berupa wadah untuk menampilkan konten-konten hiburan dan berinteraksi seperti media sosial yang lebih dulu hadir, namun memiliki pendekatan algoritmeyang memudahkan pembuat kreator baru untuk terhubung dengan pengguna lainnya. Kini, TikTok bahkan telah mencapai jutaan pengguna dan fungsinya merambah ke dunia bisnis dan ritel. Di masa yang akan datang, potensi TikTok masih akan terus bertumbuh. 

Sementara, Hannah Ritchie menjabarkan sudut pandangnya tentang cepatnya perputaran informasi data dalam menghadapi krisis iklim. Jika dilihat dari sisi lain, itu justru dapat membantu generasi-generasi masa depan untuk menjadi lebih optimis mencari solusi. 

Lalu Erhin Han Ersin yang telah bertahun-tahun memanfaatkan teknologi dalam karya-karya seninya juga kini merangkul kecanggihan teknologi modern. Tujuannya tak lain untuk menghadirkan pengalaman menikmati seni yang lebih kaya dan melibatkan beberapa indera sekaligus. 

Baca juga: Kenapa Kampus Perlu Kembali Pakai Ujian Lisan di Era AI dan ChatGPT

Rangkaian acara TEDxSurabaya Live: POSSIBILITY juga diramaikan dengan sesi Fireside Chat bersama dua fasilitator yang tetap mengusung konsep possibility (kemungkinan), yaitu Felix Pasila dan Abd Khafidz Fadli. Felix Pasila adalah CEO Petraverse dari Universitas Kristen Petra yang mengembangkan program teknologi gamifikasi untuk sistem manajemen pembelajaran. Sementara, Abd Khafidz Fadli merupakan seniman eksperimentalis yang bersama WAFT Lab kini menggabungkan seni dan teknologi untuk diolah menjadi barang teknologi tepat guna. 

Inovasi-inovasi yang dipaparkan dalam sesi bincang-bincang ini disebutkan menyediakan banyak peluang dalam pemanfaatan teknologi dalam bidang pembelajaran dan seni. Dalam lingkup Kota Surabaya, inovasi ini masih membutuhkan banyak dukungan dan partisipasi positif dari berbagai pihak, terutama generasi muda. Harapannya, kolaborasi ini dapat membantu proses pengembangan yang lebih cepat agar manfaat inovasi teknologi tersebut segera dirasakan oleh publik, khususnya warga Surabaya. 

“Saya bertujuan mengembangkan Petraverse agar semua generasi muda dapat memperoleh pendidikan dengan biaya lebih murah dan tenaga pendidik dapat memperoleh pendapatan yang lebih tinggi,” ujar Felix Pasila .

Hal ini, imbuhnya, memungkinkan karena siswa akan membayar biaya belajar pada aplikasi sesuai pilihan dan tenaga pendidikan langsung memperoleh pendapatan dari setiap siswa melalui aplikasi yang sama.

Khafidz Fadli menuturkan, “Saya berharap generasi muda yang menempuh pendidikan di bidang teknik tidak lagi terbatas pada pola belajar dalam kelas, lulus kuliah, untuk kemudian bekerja di perusahaan. Proses pendidikan itu dapat diperluas dengan pembelajaran di alam terbuka dan memanfaatkan kemampuan teknisnya untuk kesenian atau berinovasi dengan kemungkinan yang tidak terbatas, dengan dampak yang dapat langsung dirasakan oleh publik. Bagi saya, bekerja seperti itu akan lebih memberikan kepuasan tersendiri.” 

Setelah sesi utama penayangan video berakhir, 93 orang peserta TEDxSurabaya Live: Possibility juga berkesempatan untuk mengikuti tur museum yang dipimpin oleh pemandu dari pihak Museum 10 Nopember.

Keseluruhan acara ini dapat berlangsung dengan adanya kerja sama dan dukungan dari pihak-pihak mitra. Untuk selanjutnya, TEDxSurabaya akan terus menampilkan gagasan-gagasan cemerlang yang layak disebarluaskan agar warga Surabaya dapat menyongsong kemungkinan terbaik di masa yang akan datang.



#waveforequality


Avatar
About Author

Magdalene

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *