5 Rekomendasi Film Tentang Feminisme Selain ‘Barbie’
Dari ‘Barbie’ hingga ‘Erin Brockovich’, berikut beberapa judul film bertemakan feminisme yang wajib ditonton.
Dalam beberapa dekade terakhir, peran perempuan dalam masyarakat dan dunia hiburan telah mengalami perubahan drastis. Gagasan feminisme yang memperjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, mulai populer diangkat di dunia perfilman. Meski mengangkat hal penting dan berat, banyak film feminisme yang dikemas secara menghibur, inspiratif, dan ringan.
Dikutip dari beberapa sumber, berikut sejumlah rekomendasi film bertemakan feminisme yang patut untuk ditonton dari Magdalene.
Rekomendasi Film Bertemakan Feminisme yang Wajib Ditonton
- Erin Brockovich (2000)
Erin Brockovich adalah film yang mengangkat kisah nyata perempuan tangguh, yang menunjukkan betapa besar peran perempuan di tengah masyarakat. Erin Brockovich, diperankan dengan brilian oleh Julia Roberts. Ia adalah ibu tunggal yang berjuang untuk menghidupi tiga anaknya. Namun, hidupnya berubah secara drastis ketika tidak sengaja menemukan bukti bahwa perusahaan besar, Pacific Gas and Electric Company (PG&E), secara sistematis mencemari air minum di komunitas kecil.
Dengan tekad yang kuat dan kemauan untuk melawan ketidakadilan, Erin memutuskan untuk menyelidiki lebih jauh. Meskipun ia bukan ahli hukum atau ilmuwan lingkungan, Erin memiliki naluri dan semangat yang tak tergoyahkan untuk mencari kebenaran. Ia memanfaatkan keahliannya dalam berbicara dan menggali informasi untuk mengumpulkan bukti dan menyusun kasus yang kuat terhadap PG&E.
Baca Juga: Review ‘She-Hulk: Attorney at Law’: Narasi Perempuan yang Menemukan Rumahnya
Perjuangan Erin tidak mudah. Ia menghadapi hambatan dan tekanan dari berbagai pihak, termasuk dari perusahaan yang kuat dan pihak berwenang yang meragukan kapasitasnya. Namun, ketekunan dan dedikasinya membawa hasil yang luar biasa. Melalui perjuangannya, Erin berhasil memenangkan kasus hukum yang menghasilkan ganti rugi miliaran dolar bagi komunitas yang terkena dampak pencemaran air.
- Mona Lisa Smile (2003)
Film bertemakan feminisme selanjutnya adalah Mona Lisa Smile. Film ini menghadirkan kisah inspiratif tentang guru seni yang berusaha mengubah pandangan dan ekspektasi dalam sebuah lingkungan pendidikan yang konservatif. Mona Lisa Smile membawa kita kembali ke era 1950-an, di mana peran perempuan dalam masyarakat lebih sering terbatas pada peran sebagai istri dan ibu rumah tangga.
Kisah ini berfokus pada Katherine Watson (Julia Roberts), guru seni yang baru di Universitas Wellesley, perguruan tinggi eksklusif khusus perempuan di Massachusetts, AS. Namun, Katherine dengan cepat menyadari, kebanyakan mahasiswanya lebih tertarik untuk mengejar pendidikan hanya sebagai persiapan menuju pernikahan, yang dianggap sebagai tujuan utama kehidupan perempuan saat itu.
Katherine tidak puas dengan norma-norma tersebut. Ia memiliki pandangan yang lebih progresif tentang peran perempuan dalam masyarakat. Ia juga berusaha menginspirasi mahasiswanya untuk berpikir lebih luas, mendorong mereka berpikir kritis, menggali potensi diri sendiri, dan mengejar ambisi.
Selama perjalanannya, Katherine mendapati dirinya menghadapi tantangan dan tentangan. Tidak semua mahasiswi menerima pandangan barunya dengan tangan terbuka. Beberapa di antaranya, bahkan, merasa terancam oleh pandangan yang bertentangan dengan norma yang telah mereka pahami selama ini. Namun, Katherine tetap teguh dalam keyakinannya bahwa perempuan memiliki hak untuk mengejar jalan hidup mereka sendiri, terlepas dari tekanan sosial.
- Little Women (2019)
Little Women adalah adaptasi modern yang menawan dari novel klasik karya Louisa May Alcott yang telah menyentuh hati banyak generasi. Film ini memasukkan kembali kehidupan empat saudara March ke layar perak, mengingatkan kita akan tekad, persahabatan, dan perjuangan mereka di tengah masa sulit.
Film bertemakan feminisme ini berpusat pada keempat saudara March: Jo, Meg, Beth, dan Amy. Masing-masing dari mereka memiliki kepribadian yang unik dan impian yang berbeda-beda. Jo, yang merupakan tokoh sentral, adalah seorang penulis yang bersemangat dan berkeinginan keras untuk memiliki pengaruh dalam dunia sastra, sesuatu yang sangat langka bagi perempuan pada masa itu.
Baca Juga: Superhero Perempuan dan Problematika Representasinya
Meskipun hidup di tengah-tengah Perang Saudara Amerika dan keterbatasan sosial yang dihadapi perempuan, saudari-saudari March berusaha untuk meraih ambisi mereka dengan semangat yang tak tergoyahkan. Mereka menghadapi cobaan dan rintangan, termasuk keterbatasan finansial dan harapan sosial yang mengikat, namun tetap berpegang pada tekad mereka untuk mengejar impian masing-masing.
Little Women mengajarkan kalau perempuan memiliki potensi besar untuk mencapai hal-hal luar biasa bahkan dalam lingkungan yang menekan. Film ini memotret semangat perjuangan, hasrat, dan tekad yang dapat mengubah norma-norma sosial yang ada. Melalui cerita ini, kita diingatkan akan pentingnya mendukung impian dan ambisi perempuan serta menghargai sumbangsih mereka dalam mengubah dunia.
- The Iron Lady (2011)
The Iron Lady adalah sebuah kisah yang menggambarkan perjalanan luar biasa dari seorang perempuan yang mencetak sejarah sebagai perdana menteri Inggris pertama. Film ini mengangkat sosok Margaret Thatcher, seorang tokoh politik yang kontroversial dan berpengaruh, serta menunjukkan tekad dan pengabdian yang diperlukan untuk menjalani peran kepemimpinan di dunia yang didominasi oleh laki-laki.
Melalui akting mengesankan oleh Meryl Streep, The Iron Lady membawa penonton mengikuti jejak Margaret Thatcher dari awal karirnya sebagai anggota parlemen hingga menjadi perdana menteri Inggris. Thatcher dikenal sebagai sosok yang kuat dan tegas, yang tak ragu dalam mengambil keputusan sulit demi visi dan prinsipnya. Julukan The Iron Lady pun menggambarkan ketekunan dan keberaniannya dalam menghadapi tantangan politik dan ekonomi yang kompleks.
Film ini tidak hanya menampilkan momen-momen kejayaan Thatcher, tetapi juga mengungkapkan sisi pribadi dan konflik dalam hidupnya. Penonton diajak melihat bagaimana perempuan tangguh ini menghadapi kritik dan rintangan dalam kariernya, serta perjuangannya dalam menjaga keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga.
Margaret Thatcher dipandang sebagai simbol pemberdayaan perempuan dalam dunia politik yang didominasi oleh laki-laki. Dengan berani melangkah maju dan tidak mengabaikan pendapat minoritas, ia membuktikan bahwa perempuan juga bisa meraih posisi tinggi dalam pemerintahan dan memiliki suara yang berarti dalam pengambilan keputusan.
- Hidden Figures (2016)
Film bertemakan feminisme Hidden Figures, menggambarkan kisah inspiratif tiga perempuan hebat yang menjadi tulang punggung dalam kesuksesan program luar angkasa Amerika Serikat. Film ini memperkenalkan kita pada Katherine Johnson, Dorothy Vaughan, dan Mary Jackson, tiga ilmuwan komputer Afro-Amerika yang mengatasi hambatan rasisme dan seksisme dalam dunia ilmu pengetahuan.
Baca Juga: Gelombang Feminisme dalam Evolusi Komik Sri Asih
Pada era ketika rasisme masih merajalela dan peran perempuan dalam ilmu pengetahuan sering diabaikan, ketiganya bekerja di NASA sebagai “komputer manusia.” Tugas mereka adalah melakukan perhitungan matematis yang kompleks untuk mendukung peluncuran wahana antariksa. Namun, film ini mengungkapkan bahwa mereka adalah jauh lebih dari sekadar “komputer.” Mereka adalah pemikir, penghitung, dan inovator yang memberikan sumbangan berharga dalam eksplorasi luar angkasa.
Katherine Johnson, salah satu tokoh utama dalam film ini, adalah ahli Matematika brilian yang berkontribusi pada perhitungan untuk penerbangan astronaut John Glenn, yang berhasil mengorbit Bumi pada 1962. Meskipun dihadapkan pada diskriminasi rasial yang kuat, Katherine membuktikan bahwa kemampuannya tidak terhalang oleh warna kulitnya.
Hidden Figures mengingatkan kita akan pentingnya mengakui sumbangan semua individu dalam mencapai pencapaian besar. Kisah ini memberikan inspirasi bagi perempuan, terutama perempuan kulit hitam, untuk mengejar ambisi mereka dalam bidang yang mungkin dianggap tidak konvensional.