5 Artikel Pilihan: Cara Bantu Korban KDRT hingga Maraknya Pengangguran
Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan, mulai dari maraknya pengangguran di Indonesia hingga cara bantu korban KDRT.
1. Jangan Takut Mencampuri, 4 Hal yang Bisa Kamu Lakukan untuk Bantu Korban KDRT
Belum genap sebulan sejak selebgram ”C” melahirkan anak ketiganya. Namun, pada (13/8) kemarin, ia mengunggah rekaman video CCTV yang menampilkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suami kepada ia dan sang bayi. Dalam postingan tersebut ia bilang, sudah sejak lima tahun terakhir menahan diri tak membongkar perselingkuhan dan KDRT suami. Kali ini ia tak tahan lagi.
Kasus selebgram itu melahirkan pertanyaan penting: Apakah kita yang menjadi saksi KDRT harus tetap diam, atas nama tak mau mencampuri urusan rumah tangga orang?
Baca artikelnya di sini.
2. Yang Muda, Yang Tak Kerja: Apa Sebenarnya Penyebab Pengangguran di Indonesia?
Permasalahan kesempatan kerja dan tingkat pengangguran adalah isu yang kerap dijadikan topik diskusi di tengah masyarakat. Apalagi dampak pengangguran dinilai ahli, cukup berbahaya karena bisa meningkatkan kemiskinan hingga kriminalitas.
Baca artikelnya di sini.
3. Bersama Lawan KBGO, Meta sampai AMSI Punya Metode Penanganan Kekerasan Seksual di Ruang Virtual
Di tengah pesatnya perkembangan dunia virtual, risiko kekerasan berbasis gender online (KBGO) kian meresahkan. Muncul dalam bentuk yang semakin beragam, jenis kekerasan seksual di ruang virtual terbukti bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Tidak tebang pilih, KBGO sendiri bisa menelan korban siapa saja. Masih ingat kasus grup telegram bernama “Rahasia Mantan” yang sempat ramai pada akhir tahun 2023 lalu? Atau kasus deepfake yang bisa kustomisasi konten pornografi non konsensual pada Juni 2023 lalu? Semuanya bisa terjadi secara acak pada siapapun, bahkan muncul dalam bentuk konten porno palsu dengan kemiripan yang sempurna.
Baca artikel lengkapnya.
4. Rumah Dialog: Ruang Berbagi Kehangatan dan Pengertian Antar Transpuan dan Keluarganya
Keluarga adalah rumah untuk berlindung dari segala kejahatan di dunia. Ia menawarkan kehangatan serta keamanan yang tak ada duanya, sehingga kamu terus ingin kembali ke pelukannya. Namun, apa jadinya jika rumah tempat kamu bernaung tiba-tiba jadi tempat yang justru menorehkan luka? Jika terus berada di dalamnya, perlahan tapi pasti, kamu malah binasa.
Ini bukan suatu perumpamaan, tetapi fakta tentang pahitnya hidup jadi transpuan yang terbuang dari rumahnya. Naira, 41, transpuan yang kini bekerja di salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat di Jakarta pernah jadi salah satunya. Naira bercerita bagaimana sejak kecil ia merasa dirinya terjebak dalam tubuh yang salah.
Baca artikelnya di sini.
5. Saya Korban KDRT, Bercerai, Jadi Penyintas Kanker, dan Berhasil Bertahan
Saya orang tua tunggal yang berhasil keluar dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), baik mental maupun fisik selama sembilan tahun pernikahan. Di tengah kesulitan untuk bangkit, saya juga harus menghadapi kenyataan bahwa ada sel kanker yang menggerogoti tubuh.
Baca selengkapnya.