Lifestyle

‘Caregiver’ Juga Bisa ‘Burnout’, Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya

Sering dialami oleh pengasuh lansia, apa itu caregiver burnout dan bagaimana cirinya? Simak penjelasan berikut ini

Avatar
  • October 7, 2024
  • 5 min read
  • 56 Views
‘Caregiver’ Juga Bisa ‘Burnout’, Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya

Tidak mudah merawat seorang lansia, peran seorang caregiver pastinya sangat dibutuhkan. Meski enggak semuanya, tetapi perempuan sering menjadi caregiver utama orang tuanya yang sudah lansia. Ada beberapa alasan mengapa anak perempuan sering yang jadi caregiver utama buat orang tua lansia.

Mulai dari norma sosial dan budaya yang menganggap kalau anak perempuan punya sifat lebih lihai dalam kerja perawatan dibanding laki-laki. Terlepas dari itu semua, seorang caregiver juga gampang mengalami burnout.

 

 

Situasi ini juga lebih dikenal sebagai istilah caregiver burnout. Caregiver burnout adalah keadaan kelelahan fisik, mental, dan emosional yang dialami oleh mereka yang merawat orang lain dalam jangka panjang. Kondisi ini bisa memengaruhi kesehatan pengasuh secara keseluruhan dan kualitas perawatan yang diberikan.

Apa Itu Caregiver Burnout?

Dikutip dari Cleverland Clinic, Caregiver Burnout, Caregiver burnout adalah kondisi di mana seorang pengasuh mengalami kelelahan ekstrem yang membuat mereka sulit menjalankan tugas sehari-hari. Burnout ini seringkali terjadi ketika seorang pengasuh merasa terlalu terbebani tanpa dukungan yang memadai, baik dari keluarga maupun lingkungan sekitar. Penting untuk mengenali burnout sejak dini agar bisa ditangani sebelum kondisinya semakin parah.

Baca Juga: Perjalanan Dita Yolashasanti Sebagai ‘Caregiver’: Kebahagiaan Kita Perlu Diprioritaskan

Tanda dan Gejala Caregiver Burnout

Caregiver burnout sering kali datang secara perlahan dan bisa sulit dikenali sejak awal. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi aspek fisik, tetapi juga mental dan emosional. Oleh karena itu, penting bagi seorang caregiver untuk mengenali tanda-tanda peringatan sebelum burnout menjadi lebih parah.

  • Gejala Fisik

Caregiver burnout seringkali muncul dalam bentuk gejala fisik, seperti sakit kepala, nyeri otot, kelelahan kronis, dan masalah tidur. Kondisi ini bisa memperburuk kesehatan fisik pengasuh, yang akhirnya memengaruhi kemampuan mereka untuk memberikan perawatan yang optimal.

  • Gejala Emosional

Dari sisi emosional, seorang caregiver yang mengalami burnout mungkin akan merasa putus asa, tidak berdaya, dan mudah marah. Gejala ini juga sering disertai dengan perasaan cemas berlebihan, depresi, atau bahkan kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya dinikmati.

Penyebab Utama Caregiver Burnout

Caregiver burnout tidak terjadi begitu saja, melainkan merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor yang mempengaruhi kesejahteraan fisik, emosional, dan mental pengasuh. Pemahaman mengenai penyebab utama burnout ini sangat penting agar para caregiver dapat mengambil tindakan preventif dan mengelola stres yang mereka hadapi. Masih dari Cleveland Clinic, berikut beberapa penyebab utama yang memicu terjadinya caregiver burnout:

  1. Beban Kerja yang Berlebihan

Salah satu penyebab utama dari caregiver burnout adalah beban kerja yang berlebihan. Pengasuh sering kali bertanggung jawab atas berbagai tugas fisik dan emosional, mulai dari membantu kebutuhan sehari-hari orang yang mereka rawat, memberikan perawatan medis, hingga mengurus keuangan dan administrasi. Beban kerja ini bisa sangat berat, terutama ketika tidak ada bantuan atau dukungan dari anggota keluarga lainnya. Semakin besar beban yang ditanggung oleh pengasuh, semakin besar pula risiko terjadinya burnout.

  1. Kurangnya Dukungan Sosial

Ketiadaan dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas juga merupakan faktor penting yang dapat menyebabkan caregiver burnout. Pengasuh yang merasa sendirian dalam menjalankan tanggung jawab mereka cenderung lebih cepat merasa kewalahan. Ketika tidak ada orang yang bisa diajak bicara atau berbagi beban, pengasuh dapat merasa terisolasi dan stres, yang kemudian berkontribusi pada kelelahan emosional dan mental.

  1. Tekanan Finansial

Merawat seseorang, terutama dalam jangka panjang, dapat memberikan beban finansial yang besar bagi pengasuh. Biaya perawatan, seperti obat-obatan, peralatan medis, dan layanan kesehatan tambahan, bisa sangat membebani, terutama jika pengasuh tidak memiliki dukungan finansial yang memadai. Tekanan finansial ini sering kali menambah stres emosional dan mental, mempercepat terjadinya burnout.

Baca Juga: Stop Glorifikasi Kerja Perawatan adalah Pengabdian

Strategi Mengatasi Caregiver Burnout

Caregiver burnout merupakan kondisi yang bisa diatasi jika pengasuh mengambil langkah-langkah proaktif untuk merawat diri mereka sendiri serta mencari dukungan yang diperlukan. Mengingat peran sebagai pengasuh sangat menuntut baik secara fisik maupun emosional, penting untuk mengadopsi strategi yang dapat membantu menjaga keseimbangan dan mencegah kelelahan berlebihan. Dikutip dari Mayo Clinic, Caregiver stress: Tips for taking care of yourself, berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi caregiver burnout:

  1. Mengakui Kelelahan dan Meminta Bantuan

Langkah pertama dalam mengatasi burnout adalah mengakui bahwa kamu merasa lelah dan kewalahan. Banyak caregiver merasa bahwa mereka harus “kuat” dan mampu menangani semuanya sendiri. Namun, mengakui bahwa kamu butuh bantuan adalah tindakan yang penting. Jangan ragu untuk berbicara dengan keluarga, teman, atau profesional kesehatan mengenai situasi yang kamu hadapi. Dengan meminta bantuan, kamu tidak hanya meringankan beban emosional tetapi juga membagi tugas-tugas fisik yang mungkin terasa berat.

  1. Membuat Batasan yang Jelas

Sebagai pengasuh, sangat penting untuk menetapkan batasan yang jelas antara peran sebagai caregiver dan kehidupan pribadi. Terkadang, caregiver merasa harus selalu siap sedia 24/7, yang tentu saja tidak realistis. Buatlah batasan yang tegas mengenai waktu dan tugas yang dapat kamu tangani, serta komunikasikan batasan ini kepada orang yang kamu rawat dan anggota keluarga lainnya. Dengan batasan yang jelas, kamu bisa mencegah kelelahan yang berlebihan dan melindungi kesehatan mental kamu.

  1. Mencari Dukungan Sosial

Jangan pernah meremehkan pentingnya dukungan sosial dalam mencegah burnout. Mengelilingi diri kamu dengan orang-orang yang memahami situasi yang kamu alami, bisa sangat membantu. Bergabung dengan kelompok dukungan caregiver, baik online maupun offline, dapat memberikan kamu tempat untuk berbagi pengalaman, curhat, serta belajar dari pengasuh lain yang menghadapi tantangan serupa.

Baca Juga: #MerekaJugaPekerja: Kenapa Kerja Perawatan Masih Diremehkan?

  1. Berlatih Perawatan Diri (Self-Care)

Self-Care adalah kunci untuk mencegah dan mengatasi burnout. Pengasuh sering kali mengabaikan kebutuhan mereka sendiri demi merawat orang lain. Cobalah untuk memprioritaskan kebutuhan fisik dan mental kamu, seperti tidur yang cukup, makan makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menghabiskan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan. Ingat, merawat diri sendiri bukanlah tindakan egois; ini adalah langkah penting agar kamu bisa merawat orang lain dengan baik.

  1. Mendelegasikan Tugas kepada Anggota Keluarga Lain

Caregiver burnout sering kali terjadi ketika seluruh beban tanggung jawab jatuh kepada satu orang. Untuk mengurangi tekanan, penting untuk berbagi tugas dengan anggota keluarga lainnya. Ini bisa berarti meminta bantuan dalam hal perawatan fisik, pengelolaan rumah tangga, atau hanya meminta orang lain untuk mengambil alih selama beberapa waktu sehingga kamu bisa beristirahat. Dengan berbagi tanggung jawab, tekanan emosional dan fisik dapat dibagi, sehingga kamu tidak merasa terlalu terbebani.

Ilustrasi oleh: Karina Tungari



#waveforequality


Avatar
About Author

Kevin Seftian

Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *