Lifestyle

Tantangan Sandwich Generation: Beban Ganda yang Harus Dihadapi

Seperti dalam film home sweet loan, menjadi sandwich generation itu enggak mudah. Simak tantangan yang harus dihadapi, dari beban finansial hingga dukungan emosional

Avatar
  • October 21, 2024
  • 5 min read
  • 533 Views
Tantangan Sandwich Generation: Beban Ganda yang Harus Dihadapi

Karakter Kaluna di film Home Sweet Loan digambarkan sebagai anak bungsu dari keluarga kelas menengah. Menurut sinopsis filmnya, Kaluna kerja sebagai karyawan dengan gaji Rp6 juta per bulan dan punya cita-cita buat punya rumah sendiri.

Tapi di sisi lain, dia juga harus menanggung semua kebutuhan keluarganya, termasuk urusan rumah tangga kakaknya. Kondisi ini bikin Kaluna masuk ke dalam kategori sandwich generation atau generasi sandwich.

 

 

Dikutip dari Better Up, Sandwich generation: definition and how to help, istilah Sandwich Generation mengacu pada generasi orang dewasa yang terjepit di antara dua tanggung jawab besar: mengurus anak-anak mereka sendiri dan pada saat yang sama, harus merawat orang tua yang sudah lanjut usia. Seperti roti sandwich yang terjepit di tengah, mereka terhimpit oleh tanggung jawab yang datang dari kedua sisi.

Dikutip dari Linkedin, Kenapa Banyak Keluarga Muda Indonesia Terjebak Menjadi Sandwich Generation?, di Indonesia, fenomena ini makin sering terjadi karena kuatnya nilai kekeluargaan. Banyak orang dewasa merasa wajib merawat orang tua di rumah, sementara di waktu yang sama mereka juga harus mengurus anak-anak mereka sendiri. Kondisi ini makin berat dengan ekonomi yang kadang enggak stabil, ditambah lagi biaya hidup yang terus naik.

Baca Juga: ‘Caregiver’ juga Bisa ‘Burnout’, Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya

Mengapa Fenomena Ini Semakin Umum?

Fenomena sandwich generation kian marak di berbagai negara, termasuk Indonesia. Beberapa faktor turut berkontribusi terhadap meningkatnya jumlah orang yang berada dalam posisi “terjepit” antara tanggung jawab mengurus anak-anak mereka yang masih muda dan merawat orang tua yang sudah lanjut usia. Dalam konteks ini, perubahan sosial, ekonomi, dan demografi sangat berperan penting. Berikut ini adalah beberapa alasan utama mengapa fenomena ini semakin umum.

Faktor Ekonomi dan Sosial

Salah satu alasan utama munculnya fenomena ini adalah perubahan dalam struktur ekonomi dan sosial masyarakat. Biaya hidup yang semakin tinggi, terutama di kota-kota besar, membuat banyak keluarga harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini semakin menambah beban mereka yang masuk dalam kategori sandwich generation, karena mereka harus memastikan kedua generasi yang mereka tanggung mendapatkan dukungan yang cukup.

Selain itu, gaya hidup modern yang menuntut keterlibatan penuh dalam pekerjaan sering membuat orang dewasa di usia produktif kesulitan menemukan waktu untuk merawat orang tua yang sudah lanjut usia. Sistem keluarga besar, yang dulu umum di masyarakat Indonesia, kini perlahan menghilang, sehingga tanggung jawab merawat orang tua lebih banyak jatuh ke satu atau dua anak saja, bukan seluruh keluarga besar seperti dulu.

Tuntutan Karier dan Penundaan Pernikahan

Banyak anak muda sekarang memilih menunda pernikahan atau memiliki anak di usia yang lebih tua karena ingin fokus pada karier terlebih dahulu. Mereka merasa perlu mencapai kestabilan finansial sebelum memulai keluarga. Tapi, dengan menunda ini, saat mereka akhirnya punya anak, orang tua mereka sudah memasuki usia lanjut dan butuh perhatian ekstra. Akhirnya, mereka harus menghadapi situasi di mana mereka harus menyeimbangkan pekerjaan, merawat anak yang masih kecil, dan merawat orang tua yang membutuhkan perawatan.

Baca Juga: Mari Ngobrol ‘Adegan Dewasa’ dalam ‘Home Sweet Loan’: Nasib Buruk Generasi Sandwich dan Krisis Hunian Kita

Tantangan Menjadi Sandwich Generation

Generasi sandwich menghadapi tantangan unik karena harus merawat dua generasi dengan kebutuhan yang berbeda: anak-anak yang masih butuh bimbingan dan perhatian penuh, serta orang tua yang sudah lanjut usia yang memerlukan perawatan dan dukungan. Tanggung jawab ganda ini enggak cuma butuh banyak waktu, tapi juga menguras emosi, energi, dan keuangan. Masih dikutip dari BetterUp, berikut beberapa tantangan yang dihadapai sandwich generation:

Tantangan Finansial

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi generasi sandwich adalah beban finansial. Mengurus anak saja sudah berat secara keuangan, apalagi ditambah dengan kewajiban merawat orang tua, yang membuat beban finansial jadi dua kali lebih besar.

Beban Emosional

Selain soal keuangan, beban emosional yang dirasakan generasi sandwich juga enggak kalah berat. Merawat dua generasi dengan kebutuhan yang berbeda sering bikin mereka merasa kewalahan, lelah, dan stres. Ada beberapa hal emosional yang perlu diperhatikan:

  • Kebutuhan Emosional Anak
    Anak-anak, terutama yang masih kecil, butuh perhatian dan kasih sayang penuh dari orang tua. Mereka butuh dukungan emosional, waktu bermain, dan bimbingan dalam proses tumbuh kembangnya. Kalau orang tua terlalu sibuk ngurus generasi yang lebih tua, anak-anak mungkin merasa diabaikan atau kurang mendapatkan perhatian yang seharusnya.
  • Kondisi Psikologis Orang Tua
    Sementara itu, orang tua yang sudah lanjut usia sering mengalami penurunan kemampuan fisik dan mental, yang bisa memicu masalah psikologis seperti depresi, kecemasan, atau merasa tidak berdaya. Mereka jadi butuh lebih banyak perhatian, kepedulian, dan dukungan emosional dari anak-anaknya. Buat generasi sandwich, menangani perubahan suasana hati dan kondisi mental orang tua bisa sangat melelahkan secara emosional.
  • Perasaan Bersalah
    Sering kali, generasi sandwich merasa bersalah karena merasa enggak bisa memberikan perhatian yang cukup baik buat anak-anak dan orang tua mereka. Mereka terjebak dalam situasi di mana harus membagi waktu, energi, dan perhatian secara seimbang, tapi sering merasa gagal memenuhi kebutuhan kedua generasi tersebut dengan optimal.

Baca Juga: Pola Pengasuhan Ganda dan Beban Ibu yang Dibagi Rata

Strategi Menghadapi Tantangan Generasi Sandwich

Menghadapi berbagai tantangan sebagai bagian dari generasi sandwich butuh strategi yang matang supaya bebannya enggak terlalu berat, baik dari sisi emosional, finansial, maupun fisik. Untuk bisa menjalankan peran ganda merawat anak dan orang tua sekaligus, manajemen yang baik dan dukungan yang cukup sangat penting.

  • Merencanakan Keuangan dengan Bijak
    Dikutip dari US News, perencanaan keuangan yang baik jadi kunci penting bagi generasi sandwich. Menabung untuk masa depan, berinvestasi secara bijak, dan membuat anggaran yang realistis adalah langkah-langkah yang bisa diambil. Jangan lupa juga mempertimbangkan asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga sebagai bentuk perlindungan.
  • Pentingnya Dukungan Keluarga
    Kadang, dukungan dari keluarga besar bisa sangat membantu. Kalau memungkinkan, berbagi tanggung jawab dengan saudara atau anggota keluarga lain bisa meringankan beban. Selain itu, komunikasi terbuka dengan pasangan juga penting untuk memastikan tanggung jawab dibagi secara adil.


#waveforequality


Avatar
About Author

Kevin Seftian

Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *