Lifestyle Opini

Mainan Anak Ramah Lingkungan untuk Natal, ini Tips dari Ahli

Bagaimana menentukan opsi mainan terbaik yang tidak memperburuk dampak kerusakan lingkungan?

Avatar
  • December 20, 2024
  • 4 min read
  • 250 Views
Mainan Anak Ramah Lingkungan untuk Natal, ini Tips dari Ahli

Ketika berbicara tentang sampah plastik, kita membayangkan kemasan plastik, gulungan plastik, serta mikro plastik. Lalu, Natal datang dan hadir bentuk produk plastik yang berumur pendek: Mainan anak.

Pasar mainan anak global sendiri mencapai nilai US$90,4 milliar pada 2018.

 

 

Tidak seperti plastik kemasan atau gulungan plastik, mainan anak sering kali tersusun atas lebih banyak material plastik baru – dan bisa berumur lebih panjang dibandingkan dengan ketertarikan anak atau usia mereka.

Kami ingin membantu orang tua memilih mainan anak yang lebih ramah lingkungan untuk anak-anak mereka saat Natal. Penelitian kami mengaji berbagai macam mainan anak, dari yang mahal dan bermerek hingga yang lebih murah dan tak bermerek.

Dengan mempelajari masa pakai dari berbagai mainan anak, kami bisa menentukan dampak lingkungan serta memperhitungkan banyaknya energi mulai dari pembuatan hingga lama penggunaan.

Kami juga menghitung energi untuk ekstraksi dan proses bahan baku, pengiriman produk, pengantaran sumber energi, misalnya batere yang dipakai, hingga mainan digunakan atau dipakai kembali melalui daur ulang atau pembuangan di akhir masa pakai.

Baca juga: Barbie ‘Down Syndrome’ hingga Lego: 5 Mainan Anak-anak yang Berusaha Inklusif

Beberapa mainan yang dibeli, dibuang, atau ditumpuk di TPA selama setahun atau dua tahun. Felipequeiroz/Shutterstock

Temuan kami menunjukkan bahwa mainan-mainan yang disimpan lebih lama, dijual kembali, atau didonasikan memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih kecil karena mereka akan menurunkan jumlah pembuatan dan pembelian mainan baru.

Sementara itu, kelompok mainan yang berdaya tarik lama terhadap anak-anak, memiliki nilai penggunaan yang berlipat atau bisa menjadi barang koleksi sehingga memiliki potensi untuk memperpanjang masa guna.

Kami juga memperhitungkan mainan bekas yang dijual secara daring dan menanyakan pendapat penjual mainan bekas seperti toko amal, orang tua, serta pekerja sosial yang mengasuh anak.

Seperti dugaan, nilai mainan bekas akan lebih terjangkau bagi mereka yang tadinya tidak bisa memiliki mainan karena harga yang mahal.

Produk mainan bermerek memiliki kecenderungan untuk dijual kembali, sementara yang lebih murah akan dibuang atau didonasikan.

Jadi, mainan manakah yang ramah lingkungan?

Baca juga: Menghapus Peran Gender Bias dalam Mainan Anak dan Kenapa Itu Penting?

Mainan lebih mahal lebih bisa dijual kembali dan menemukan pemilik kedua. Veja/Shutterstock

Cerita Mainan Bekas

Mainan seperti Lego dan Meccano terhitung ramah lingkungan karena anak-anak dapat menggunakannya untuk waktu yang lama dan bisa menarik bagi kelompok umur anak yang berbeda. Koleksi ini bisa ditambahkan dan disesuaikan, namun tetap menyenangkan seiring dengan pertumbuhan anak.

Mainan semacam ini populer dari generasi ke generasi dan memiliki nilai guna yang terjaga dan bisa dijual kembali.

Mainan yang terhitung paling tak ramah lingkungan adalah mainan elektronik, karena membutuhkan banyak energi dalam proses pembuatan dan memiliki komponen yang sulit didaur ulang.

Mainan elektronik juga sangat bergantung pada baterai dan memperpendek masa pakai. Selain itu, mainan elektronik juga hanya menarik bagi anak-anak berusia dini, berharga murah dalam kondisi baru, dan sulit untuk dijual kembali.

Kesulitan untuk membersihkan mainan elektronik juga menjadi tantangan lain, yang membuka peluang mereka untuk dibuang dibandingkan untuk didonasikan.

Plastik tidak sepenuhnya buruk, misalnya mainan blok kontruksi yang memiliki dampak lingkungan rendah dan panjang masa pakai. Kelly Sikkema/Unsplash, CC BY-SA

Dalam wawancara yang kami lakukan, baik orang tua maupun pengasuh anak sama-sama setuju mainan berbahan dasar kayu lebih baik untuk perkembangan usia dini.

Sementara itu, penjual mainan bekas juga mengatakan bahwa mainan berbahan dasar kayu seperti susun cincin dan balok, tetap memiliki nilai tinggi saat dijual kembali.

Baca juga: ‘She’s Everything, He’s Just Ken’: Film Barbie dan Pertanyaan Soal ‘Women Empowerment’

Dengan fakta tersebut, kami juga tidak melarang penggunaan mainan plastik seperti Lego, karena berkualitas baik, tahan lama, dan akan mudah dibersihkan jika kita ingin menjualnya kembali.

Tips untuk membeli mainan untuk anak saat Natal ini: 1. Membeli mainan bekas pakai jika memungkinkan. 2. Membeli mainan buatan toko lokal, atau meminjam mainan dengan sewa, jika ada. 3. Hindari membeli mainan elektronik, terutama jika anak kita masih sangat dini dan ketertarikan mereka sangat cepat berganti. 4. Pertimbangkan berapa lama anak kita bisa tetap menggunakan sebuah mainan. 5. Jika kita tetap harus membeli mainan dengan masa pakai pendek seperti produk kerajinan tangan, pastikan bahwa material mainan tersebut bisa digunakan kembali atau bersifat biodegradable.

Matthew Watkins, Senior Lecturer in Product Design, Nottingham Trent University. Stefanus Agustino Sitor menerjemahkan tulisan ini dari Bahasa Inggris.

Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.



#waveforequality


Avatar
About Author

Matthew Watkins

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *