5 Artikel Pilihan: Ambisi Prabowo Perluas Kebun Sawit, PPN 12 Persen, hingga Cinta Beracun
Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan untuk pekan ini, mulai dari ambisi Prabowo perluas kebun sawit hingga curhat harga kopi naik karena perkara PPN 12 persen.
1. ‘Conformity to Masculine Norms’: Alasan Lelaki Berubah Seksis Saat di Tongkrongan
Kevin, 33, masih ingat dengan jelas ucapan seniornya semasa Sekolah Menengah Atas (SMA). Saat itu untuk kesekian kali, si senior mengomentari tubuh seorang siswi dengan tatapan genit. Teman-teman Kevin yang lain biasanya ikut menimpali dengan candaan yang mengobjektifikasi perempuan. Kevin sendiri awalnya merespons dengan ikut tertawa, tapi lama-lama ia merasa risih juga.
“(Mereka) kayak enggak pernah ngeliat cewek. Awalnya ikut nimbrung, tapi lama-lama kok ngomongin cewek mulu. Jadinya males main,” curhatnya pada Magdalene.
Baca selengkapnya di sini.
2. Ada Tangis Buruh Perempuan di Balik Ambisi Prabowo Perluas Lahan Sawit
Presiden Prabowo Subianto bilang, Indonesia perlu memperluas perkebunan kelapa sawit. Ia berdalih kelapa sawit adalah produk strategis dan dibutuhkan banyak negara. Mantan Komandan Jenderal Pasukan Khusus (Kopassus) tersebut menekankan, masyarakat tidak perlu khawatir soal deforestasi.
“Namanya kelapa sawit ya pohon, ya kan? Kelapa sawit itu pohon, ada daunnya kan? Ya dia menyerap karbondioksida, darimana kita dituduh, yang mboten-mboten aja orang-orang itu,” ungkap Prabowo dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, di Jakarta, (30/12) dikutip dari VOA Indonesia.
Simak artikelnya di sini.
3. Solidaritas Lintas Isu: Kunci Perjuangan Iklim Global
Greta Thunberg, perempuan muda yang menjadi ikon aktivis perubahan iklim global, pada November 2024 mengunjungi komunitas Kurdi yang ia sebut mendapatkan opresi dari pemerintah Turki. Sebelumnya, Thunberg aktif berkampanye mendukung perjuangan Palestina. Langkah-langkah ini memicu diskusi dan perdebatan hangat, sekaligus menyoroti pentingnya solidaritas lintas isu dalam perjuangan menghadapi krisis iklim.
Simak artikelnya di sini.
4. Harga Kopi Melambung Tinggi tapi Tidak dengan Gajiku
Wacana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen sukses panen kritik dari khalayak. Meski kini kenaikan pajak konon dibatalkan sementara—enggak tahu gebrakan dadakan apa lagi yang dibuat pemerintah saat kita lengah—tapi ini tak membuat produsen dan penjual barang yang terlanjur mengerek harga, mengurungkan tindakannya.
Sebagai kelas pekerja yang baru berfungsi setelah minum segelas kopi, prank pemerintah ini jelas bikin emosi. Wacana kenaikan PPN yang diperparah dengan inflasi, membuat toko kopi favorit saya buru-buru menaikkan harga lebih dulu. Alhasil, kebiasaan saya menyeruput long black, kopi filter, atau kopi susu gula aren, lengkap dengan balok es dingin dan segar, harus diuji.
Baca artikelnya di sini.
5. Cinta Beracun: Ketika Romansa Jadi Alat Kendali Bandar Narkotika
Pada 2000-an awal, “Linda” menikah dengan lelaki yang sejak pacaran sudah memperkenalkannya dengan narkotika. Sumpah pernikahan hanya membuat konsumsi barang terlarang itu semakin intens.
Tinggal bersama di Bogor, sang suami secara rutin membawa ganja atau sabu (metamfetamina) untuk mereka gunakan bersama di rumah. Saat Linda sadar dirinya sudah kecanduan, tidak ada opsi lain yang terlihat selain bertahan dengan suaminya yang bisa menyediakan narkotika.
Baca artikelnya di sini.