December 6, 2025
Lifestyle

Kenapa Kita Sering Nonton Ulang Story Sendiri? Ini Jawaban Psikologisnya

Kebiasaan bolak-balik nonton ulang story sendiri di Instagram ternyata enggak sekadar iseng. Ada faktor psikologis yang bikin kita kejebak di siklus ini.

  • July 14, 2025
  • 6 min read
  • 1162 Views
Kenapa Kita Sering Nonton Ulang Story Sendiri? Ini Jawaban Psikologisnya

Kalau kamu pernah bolak-balik nonton ulang Instagram Story yang baru kamu upload, atau rajin ngecek siapa aja yang sudah lihat, kamu enggak sendirian. Kebiasaan ini ternyata lumayan umum dan relatable banget di era digital sekarang. Meskipun kamu mungkin sudah sadar (bahkan tanpa laporan screen time mingguan) bahwa waktumu di Instagram cukup banyak, mulai dari scroll iseng pas baru bangun tidur, sambil nonton TV, sampai ngulur waktu sebelum tidur, nyatanya, ini bukan cuma soal “gabut”.

Terus, apakah kebiasaan ngepoin story sendiri itu artinya kita narsis? Atau sebenarnya ada faktor psikologis yang bikin kita melakukan itu berulang kali? Yuk, kita kulik bareng.

Baca Juga: Apa itu Dewan Media Sosial yang Diwacanakan Kominfo?

Kenapa Sih Kita Suka Nonton Ulang Instagram Story Sendiri? Ini Penjelasan Psikologisnya

Kelihatannya sepele, tapi kebiasaan lihat ulang Instagram Story yang kita upload ternyata bisa jadi jendela kecil yang ngintip ke dalam kondisi psikologis kita.

Kebiasaan ini bisa mencerminkan bagaimana kita memandang diri sendiri, harapan soal bagaimana orang lain melihat kita, sekaligus sejauh mana media sosial memengaruhi rasa percaya diri dan identitas diri. Mengutip penjelasan dari artikel Cosmopolitan berjudul The Psychological Reason You Watch Back Your Own Instagram Stories, ini dia beberapa alasannya:

  1. Kepengin Diakui dan Ngerasa Dihargai

Menurut Dr. Elena Touroni, psikolog sekaligus co-founder dari The Chelsea Psychology Clinic, setiap kali story kita ramai ditonton, apalagi dalam waktu cepat, rasanya kayak dapat tepuk tangan virtual. Ada rasa puas, seolah kita dapat “apresiasi” dari publik digital.

Ini berkaitan sama kebutuhan dasar manusia buat merasa diterima dan divalidasi secara sosial. Menonton ulang story bisa jadi cara buat “merayakan momen kecil”—kayak bilang ke diri sendiri: “Story gue keren juga ya, banyak yang lihat!”

  1. Mengecek Tampilan dan Estetika

Salah satu alasan yang paling sering muncul adalah: kita kepingin memastikan story kita sudah oke secara visual. Entah itu wajah kelihatan oke, tone warnanya pas, caption nyambung, atau vibes-nya “gue banget”.

Ini menunjukan kalau kita cukup aware sama kesan yang kita tampilkan ke publik. Story jadi semacam cermin digital, tempat kita menilai dan mengatur “versi terbaik diri sendiri” yang mau kita tunjukkan ke dunia luar.

  1. Kena Pancing Sama Algoritma

Kadang bukan cuma karena faktor dari dalam diri, tapi karena dorongan dari luar, alias desain Instagram itu sendiri. Aplikasi ini dirancang buat bikin kita terus balik-balik ngecek.

Mulai dari notifikasi viewers, layout yang bikin penasaran, sampai fitur yang memang mengajak kita buat terjebak dalam siklus tanpa akhir. Jadi ya, kita terpantik terus buat ngepoin story sendiri.

  1. Perfeksionisme dan Rasa Enggak Percaya Diri

Buat yang punya kecenderungan perfeksionis, mengecek story berkali-kali itu sudah kayak ritual. Kalau ada yang dirasa kurang pas dikit saja, langsung hapus dan upload ulang. Sedangkan buat yang cenderung insecure, perilaku ini muncul karena overthinking:

  • “Gue kelihatan aneh nggak ya?”
  • Ngomong gue tadi kedengaran jelas enggak sih?

Ini bisa jadi bentuk kontrol berlebihan karena takut di-judge. Dan kalau dibiarkan, bisa memicu stres dan bikin hubungan kita sama diri sendiri jadi enggak sehat.

  1. Mencari Rasa Aman Lewat Hal Kecil

Kadang, di tengah hidup yang terasa serba enggak pasti, kita mencari pegangan dan salah satunya adalah lewat kontrol kecil di media sosial. Nonton ulang story bisa jadi cara buat merasakan punya kendali atas narasi yang kita tampilkan ke dunia.

Story jadi semacam panggung di mana kita bisa memilih cerita mana yang ingin kita bawa keluar. Dan ketika hidup terasa goyang, kontrol kecil ini bisa bantu memberikan rasa stabil, walau cuma sebentar.

Baca Juga: Bagaimana Algoritme Media Sosial Memengaruhi Standar Kecantikan Kita

Cara Lebih Sehat dan Santai Pakai Instagram

Instagram bisa jadi ruang yang menyenangkan dan penuh inspirasi, tapi juga bisa berubah jadi sumber stres, overthinking, atau bikin kamu merasa “enggak cukup” kalau tidak digunakan dengan sadar.

Apalagi kalau kamu sering banget nonton ulang story sendiri cuma buat lihat siapa yang nge-view atau sekadar cari validasi. Nah, dikutip dari, HuffPost, This Is The Healthiest Way To Browse Instagram, agar main Instagram tetap fun tanpa bikin mental capek, coba terapkan cara-cara ini yuk!

  1. Stop Mengukur Diri dari Viewers dan Likes

Ini penting banget. Kalau kamu terus-menerus ngecek siapa aja yang lihat story atau seberapa banyak likes yang kamu dapat, itu bisa jadi tanda kamu mulai cari validasi dari luar. Padahal ya, angka-angka itu tidak menentukan nilai dirimu.

Coba tanya ke diri sendiri: “Kalau fitur viewers enggak ada, aku masih akan posting story ini enggak, ya?
Kalau jawabannya iya, berarti kamu posting karena memang kepingin berbagi. Tapi kalau ragu, bisa jadi kamu butuh refleksi lagi: ini buat diri sendiri atau demi pengakuan orang lain?

  1. Bikin Konten yang Tulus, Bukan yang Harus Sempurna

Mengunakan Instagram sebagai media buat ekspresi diri, bukan panggung buat tampil flawless tiap saat. Story kamu enggak harus selalu estetik, dan feed kamu tidak wajib rapi kayak majalah fashion. Justru, konten yang jujur dan real biasanya lebih nyambung sama orang lain.

Mau upload meme receh, video random, atau hal-hal kecil yang bikin kamu senyum? Go for it! Selama itu kamu banget, itu sudah cukup.

Baca Juga: Curhat di Media Sosial: Positif atau Negatif?

  1. Batasi Waktu Main dan Stop Scroll Enggak Jelas

Pernah niatnya cuma buka Instagram sebentar, eh tau-tau sudah setengah jam scrolling? Tenang, kamu tidak sendiri. Instagram emang didesain buat bikin kita betah.

Tapi supaya tetap sehat, coba mulai:

  • Set timer harian buat main medsos
  • Aktifkan pengingat screen time
  • Matikan notifikasi yang enggak penting

Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati konten tanpa kehilangan kendali atas waktumu sendiri.

  1. Kurasi Siapa yang Kamu Ikuti

Apa yang kamu konsumsi di media sosial berpengaruh besar ke pola pikir dan emosi kamu. Kalau kamu follow akun-akun yang bikin kamu insecure, merasa kurang, atau malah sering membandingkan diri sama orang lain, itu tandanya sudah waktunya beres-beres timeline.

Coba ganti dengan akun yang:

  • Memberikan insight positif
  • Bangun rasa percaya diri
  • Memberikan inspirasi dan perspektif baru

Ingat, kamu punya kuasa penuh atas apa yang kamu lihat tiap hari. Pilih yang bikin kamu berkembang, bukan tertekan.

  1. Santai Saja Sama Story

Tidak semua story harus jadi konten yang perfect. Kadang yang paling fun justru hal-hal spontan dan receh. Story itu harusnya ringan, bukan ajang pembuktian kalau hidup kamu selalu estetik dan teratur.

  • Mau share makanan gagal masak?
  • Video absurd bareng teman?
  • Atau suara kamu nyanyi sumbang waktu karaoke?

Tidak masalah selama kamu happy, itu sudah cukup. Yang penting kamu bisa lebih santai dan enggak terus-menerus merasa harus tampil ideal buat semua orang.

About Author

Kevin Seftian

Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.