Community

ROH Project Gelar Pameran Tunggal Pertama Mella Jaarsma

Pameran kali ini bakal menampilkan karya seniman Jaarsma yang sebagian besar belum pernah dipamerkan di Indonesia.

Avatar
  • October 18, 2022
  • 2 min read
  • 1013 Views
ROH Project Gelar Pameran Tunggal Pertama Mella Jaarsma

Setelah sukses menggelar pameran belasan seniman, April silam, ROH kembali menggelar pameran unik mulai 19 Oktober 2022 sampai 20 November 2022. Bertajuk Performing Artifacts: Objects in Question, pameran kali ini bakal menampilkan karya seniman Jaarsma dalam kurun waktu 2010-2022, yang sebagian besar belum pernah dipamerkan di Indonesia.

Menariknya, sejumlah besar instalasi itu bakal bersanding dengan lukisan dan karya kertasnya bersama komunitas Papua, serta proyek tentang ikan gergaji. Dikutip dari rilis yang diterima Magdalene, (18/10), pameran ini berupaya meramu pemahaman yang komprehensif terhadap struktur dan metodologi di balik cara kerja Mella Jaarsma sebagai seniman, serta merentangkan jalan untuk melihat karyanya dari berbagai sudut pandang berbeda.

 

 

Sumber: ROH Project

 

Baca juga: Perdana Pameran ROH, Pamerkan 16 Karya Seniman

Mella Jaarsma sendiri namanya relatif familier di kancah seni. Ia lahir di Belanda namun telah menetap di Indonesia sejak memulai studinya di Institut Kesenian Jakarta pada 1984, kemudian di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta (1985-1986).

Jaarsma mendirikan Rumah Seni Cemeti pada 1988 bersama Nindityo Adipurnomo, ruang seni kontemporer pertama di Indonesia yang hingga kini mewadahi seniman, kurator, dan penulis muda di Indonesia. Dalam hal ini, banyak seniman penting di Indonesia mengadakan pameran-pameran pertamanya di Cemeti sebelum berkembang lebih jauh.

Praktik artistik Mella pribadi sekaligus kontribusinya dalam menginisiasi Rumah Seni Cemeti sendiri patut dicatat dalam sejarah seni. Adapun ROH turut terbentuk oleh prakarsa Mella dan Nindityo dalam membentuk diskursus seni kontemporer. Sehingga, ROH dengan senang hati mengaku memberikan ruang kolaborasi untuk seniman tersebut.

Sumber: ROH Project

 

Baca juga: Masih Berlangsung Pameran ‘Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak’

Karya Jaarsma sendiri cukup kaya, karena dikemas dalam bentuk patung, busana, dan penampilan. Mereka mencerap pandangan kritis akan identitas diaspora Belanda yang melekat pada dirinya. Selama di Indonesia, ia mendekati, dan membangun percakapan mendalam dengan beragam komunitas. Mungkin itu cukup menjelaskan kenapa karya-karya seninya sangat “Indonesia”.

Penasaran? Yuk datang ke Roh Project.



#waveforequality


Avatar
About Author

Magdalene

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *