Lifestyle Madge PCR

Cari Pacar Berdasarkan Zodiak, Perlu Enggak Ya?

Zodiak sering jadi tolok ukur seseorang mencari pacar. Namun, apakah elemen ini menentukan kecocokan dan kualitas hubungan?

Avatar
  • June 16, 2023
  • 6 min read
  • 1583 Views
Cari Pacar Berdasarkan Zodiak, Perlu Enggak Ya?

Sejak aktif di aplikasi kencan pada 2021, “Abel” (23) mulai memerhatikan zodiak orang yang match dengannya. Entah diketahui dari informasi yang tertera di bio, atau saat kencan.

Abel mengaku cenderung memperhatikan sun sign—sign atau zodiak yang mencerminkan posisi matahari ketika seseorang lahir, berdasarkan tanggal dan bulan kelahiran. Menurutnya, ketika mengetahui sun sign, Abel bisa lebih memahami karakter diri sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.

 

 

Misalnya saat bertemu seorang Taurus. Dari pertemuan pertama, Abel merasa Taurus adalah sosok yang tegas. Tipikal orang yang sudah menentukan tujuan, dan sulit berpindah ke suatu hal karena pendiriannya teguh. Ini berbeda dengan Abel, seorang Sagitarius yang kepribadiannya lebih berantakan.

“Dari situ gue nangkep, mungkin ke depannya orang ini belum bisa dengerin gue (karena perbedaan karakteristik itu),” tutur Abel.

Pertimbangan Abel memerhatikan sun sign dalam mencari pasangan, berawal dari ketertarikannya pada astrologi—yang muncul lantaran ia menyukai Sailor Moon. Serial animasi tersebut banyak menampilkan planet-planet, dan kekuatan yang terpancar dari dalamnya. Dari situ Abel tahu, astrologi cukup kompleks dan berkaitan dengan kepribadian seseorang.

Akhirnya, ia semakin rajin mempelajari astrologi di internet. Lalu, Abel mengobrol dengan teman-temannya, yang tertarik dibacakan zodiaknya. Menurut teman-teman Abel, apa yang dibacakan memang sesuai dengan kepribadian mereka.

Menurut psikolog Alva Paramita yang mempelajari astrologi, mengetahui sun sign—atau zodiak—belum cukup untuk melihat kepribadian seseorang. Dibutuhkan birth chart, disebut juga natal chart, yang menunjukkan peta kehidupan, untuk melihat seseorang secara keseluruhan. Sebab, sun sign hanya mencerminkan akurasi kepribadian sebesar satu hingga 10 persen.

Kalau kamu belum tahu, natal chart adalah grafik kelahiran, yang menunjukkan lokasi planet ketika seseorang lahir. Natal chart ini menjadi dasar untuk mengetahui semua sign astrologi, yang bisa ditemukan dari waktu—mencakup tanggal, bulan, tahun, dan jam kelahiran, serta kota kelahiran.

“Makanya kalau belajar astrologi sangat erat dibilang cenayang. Padahal, yang dilihat dalam astrologi itu sebuah pattern, dari susunan tata surya sewaktu kita lahir yang memberikan dampak,” jelas Alva.

Berbeda dengan penjelasan Alva, terkadang Abel sebatas mengetahui sun sign, enggak mengulik sampai natal chart. Ia pun enggak menghakimi orang yang match di aplikasi kencannya berdasarkan sun sign. Menurut Abel, kepribadian seseorang enggak cuma bisa dilihat dari faktor itu.

“Misalnya gue kenal sama orang yang sun sign-nya Taurus atau Libra dan ngerasa enggak cocok. Biasanya gue lihat dari penampilannya, mirip sama sun sign itu atau enggak. Soalnya astrologi enggak hitam putih,” jelasnya.

Karena itu, bagi Abel, sun sign enggak bisa langsung menentukan kecocokannya dengan seseorang.

Baca Juga: Menyelami Mereka yang Cinta Astrologi

Melihat Kecocokan Berdasarkan Astrologi

Mungkin kamu familier, zodiak atau sun sign kerap dijadikan acuan dalam mencari pasangan, dan bukan baru terjadi belakangan ini. Setidaknya perkara itu kerap menjadi pembahasan ketika membicarakan percintaan.

Bahkan, belakangan realitas tersebut ditampilkan dalam Zodiac: Apa Bintangmu? (2023). Film tersebut mengangkat cerita tentang Ariel (Enzy Storia), yang berusaha membuktikan, jodoh enggak berkaitan dengan rasi bintang. Satu per satu, Ariel berkencan dengan laki-laki dari setiap zodiak untuk mengenal kepribadiannya.

Umumnya, kemiripan sifat jadi salah satu aspek yang dilihat dalam kecocokan zodiak, lantaran dinilai dapat melengkapi satu sama lain. Namun, seperti yang dijelaskan Alva, dibutuhkan natal chart untuk melihat kepribadian individu secara keseluruhan.

Natal chart sendiri memiliki berbagai elemen. Hal ini dijelaskan konsultan astrolog Diana Brownstone, dalam wawancaranya bersama Vogue.

Pertama, 12 zodiak dibagi dalam empat elemen: Api (Aries, Leo, Sagitarius), udara (Gemini, Libra, Aquarius), air (Pisces, Cancer, Scorpio), dan Bumi (Capricorn, Taurus, Virgo).

Menurut Brownstone, ada kecocokan secara umum di kalangan orang-orang yang berbagi elemen pelengkap dalam sun sign. Misalnya signs air dengan Bumi, air dengan air, dan api dengan air.

Kedua, kecocokan antara sun sign, merupakan indikator afinitas dasar. Misalnya Aries dan Sagitarius punya energi yang sama dari elemen api. Alhasil, keduanya punya semangat, intensi, dan keinginan untuk bertindak.

Baca Juga: Setop Percaya ‘Soulmate’ Ada dalam Hubungan Romantis

Namun, enggak menutup kemungkinan untuk sun sign yang berbeda. Seperti Leo dan Scorpio, bisa memiliki hasrat yang kuat dalam hubungannya, lantaran perbedaan mereka menarik.

Ketiga, moon sign yang ditentukan berdasarkan posisi bulan saat seseorang dilahirkan. Sign ini mengatur kebutuhan secara naluri. Dalam aspek relasi romantis, kecocokan moon sign jadi sesuatu yang signifikan.

Contohnya jika ingin menjalin hubungan jangka panjang. Menurut Brownstone, penting untuk memiliki kecocokan moon sign, sebab kamu perlu tahu bagaimana kebutuhanmu akan terpenuhi.

Keempat, rising sign atau ascendant. Elemen ini menunjukkan terbitnya zodiak saat seseorang lahir. Biasanya, rising sign identik dengan kesan pertama yang diberikan orang-orang ketika bertemu kamu—atau hal-hal yang dilihat saat pertama kali bertemu. Namun, dalam hubungan romantis, kecocokan elemen ini enggak begitu diperlukan.

Sebagai orang yang 70 persen percaya astrologi, Abel pernah menggunakan chart Synastry, untuk menggabungkan natal chart-nya dengan orang yang sedang didekati. Tujuannya untuk melihat kecocokan di antara mereka.

Katanya, Abel cukup percaya chart Synastry, karena pembahasannya mencakup berbagai aspek. Seperti komunikasi, percintaan, seks, masa lalu, passion, masa depan, dan keluarga.

Meskipun demikian, kenyataan pernah berbanding terbalik dengan chart Synastry. Waktu itu, Abel dekat dengan seorang Sagitarius selama tiga bulan. Berkaca dari natal chart, Abel merasa cocok dengan orang tersebut. Begitu pun dengan komunikasinya yang gampang nyambung.

Karena itu, Abel menaruh harapan. Ia merasa sosok tersebut adalah orang yang tepat untuk jadi pasangannya. Meskipun saat bertemu, Abel enggak merasa ada chemistry di antara mereka.

“Ternyata, buat dia, gue enggak lebih dari teman. Pas ditanya kejelasan hubungan, dia nanya, ‘Emang ada hubungannya?’” cerita Abel.

Baca Juga: Ini Cara Membaca Grafik Kelahiran dalam Astrologi

Astrologi untuk Lebih Memahami Pasangan

Dibandingkan “memprediksi” kecocokan, Alva lebih menekankan astrologi sebagai medium, untuk mengenal dan memahami diri sendiri maupun pasangan. Ia pun membedah natal chart pasangan dalam melakukan konseling, untuk memberikan pemahaman tentang yang sedang terjadi dalam suatu relasi.

Salah satunya ketika memberikan konseling pada sepasang suami istri. Sang suami merasa enggak tahu, apa yang sedang dialami istrinya. Setelah Alva melihat natal chart, ternyata sang istri tengah mengalami krisis paruh baya. Dari situ muncul kesadaran suami, untuk memahami dan memberikan dukungan pada istrinya.

“Sebenarnya ini keuntungan kalau ngerti astrologi dalam memahami pasangan, jadi salah satu advantage untuk memperkuat hubungan, ” jelas Alva.

Meskipun demikian, Alva menerangkan, natal chart enggak bisa dijadikan tolok ukur sebuah relasi—dikarenakan sifatnya yang fleksibel dan dinamis. Menurutnya, lebih tepat apabila dijadikan navigator, untuk mengarahkan upaya dalam mempertahankan hubungan.

“Ibaratnya astrologi ini peta hidup, kan lebih baik kalau kita punya kesadaran lebih baik soal peristiwa yang akan terjadi dalam hidup. Jadi ada kesempatan untuk menavigasi,” ungkap Alva. “Walaupun enggak spesifik ya, apa yang bakal kejadian. Seenggaknya ada peringatanuntuk prepare.”

Lagi pula, menjadikan astrologi sebagai tolok ukur mencari pasangan maupun keberhasilan hubungan, akan membuatmu mengesampingkan kesempatan yang datang—kamu bakal terlalu cepat menilai.

Pada akhirnya, lebih baik kamu berusaha mengenal karakter orangnya secara langsung, dibandingkan terjebak dalam stereotip zodiak. Jika tetap ingin berkaca pada astrologi, pastikan fungsinya hanya referensi yang enggak mutlak. Toh relasi bisa berjalan baik apabila pihak yang terlibat memberikan dedikasi dan komitmen.



#waveforequality


Avatar
About Author

Aurelia Gracia

Aurelia Gracia adalah seorang reporter yang mudah terlibat dalam parasocial relationship dan suka menghabiskan waktu dengan berjalan kaki di beberapa titik di ibu kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *