Review Emily in Paris Season 4 (Part 2): Pindah ke Roma, Drama Tetap Sama
Meski tampil dengan visual lebih segar, bagian kedua ‘Emily in Paris Season 4’ tetap bertahan dengan drama begitu-begitu saja.
(Mengandung sedikit spoiler)
Emily Cooper (Lily Collins) enggak bisa hidup tanpa drama. Ketika happy ending sudah di depan mata; dengan Emily memutuskan untuk bersama Gabriel (Lucas Bravo), mantan pacar Gabriel Camille (Camille Razat) ternyata tidak benar-benar hamil. Camille memutuskan untuk berbohong karena tahu, berada di dekat Gabriel adalah prioritas. Gabriel meyakinkan, kehamilan Camille takkan mengubah apa pun. Namun segera Emily akan tahu bencana yang menantinya.
Setelah gagal pulang ke Amerika saat Natal, Emily menerima undangan keluarga Gabriel untuk menghabiskan liburan Natal bersama. Dari sejak Emily In Paris dimulai, gap budaya antara Emily yang sangat Amerika dengan karakter lain yang non-Amerika menjadi bumbu utama serial ini. Dalam musim ini, sekali lagi Emily menunjukkan kenaifannya. Bahwa orang-orang Perancis tidak peduli dengan kebiasaan Natal yang ia lakukan dengan keluarga di Chicago.
Baca juga: ‘Emily In Paris’ Serial Absurd, Tapi Tontonan Sempurna di Kala Pandemi
Emily masih percaya semua bakal baik-baik saja. Sampai akhirnya tersadar Gabriel lebih peduli dengan Camille yang ia kira sedang mengandung anaknya, meskipun Emily berkali-kali bilang tidak bisa ski. Di momen itu pula, Emily bertemu dengan cowok Eropa ganteng lain Marcello (Eugenio Franceschini). Marcello yang kasihan melihat perempuan secantik Emily, membantunya untuk ski. Ketika Emily menemui Gabriel, ia akhirnya mengatakan yang sebenarnya: Hubungan mereka tidak akan berhasil.
Tentu saja Marcello diplot untuk hadir dalam kehidupan Emily. Dengan cepat, keduanya jatuh cinta. Emily bahkan kabur dari Paris ke Roma untuk melihat seperti apa dunia Marcello. Sang bos Sylvie (Philippine Leroy-Beaulieu) yang tahu Emily dekat dengan pewaris Umberto Muratori, jenama fesyen ternama, menyusul Emily demi kepentingan perusahaan. Marcello kemudian menjadi curiga dengan motivasi Emily. Apakah ia mengikutinya karena cinta atau ini semua sekadar bisnis?
Baca juga: Review ‘Emily In Paris Season 4′: Ada Isu #MeToo tapi Selebihnya Tak Ada yang Baru
Drama Baru yang Mudah Ditebak
Kehadiran satu cowok lagi dalam hidup Emily sebenarnya bisa ditebak. Terutama kalau kamu menonton karya-karya Darren Star yang lain. Carrie di Sex and the City mendapatkan nasib yang sama. Begitu juga dengan Liza dalam Younger. Kehadiran Marcello terasa sekali seperti usaha agar Emily in Paris tetap berjalan sampai akhirnya menemukan pujaan hati (tebakan saya adalah Gabriel). Pembuatnya sadar akan keputusan ini. Dalam salah satu episode, Mindy yang diperankan Ashley Park membahas soal Emily yang sudah berpacaran dengan cowok Amerika, Inggris, Perancis, dan sekarang cowok Italia selama empat musim.
Bagian yang juga penting dalam bagian kedua musim keempat Emily in Paris adalah perkenalan karakter baru bernama Genevieve (Thalia Besson). Ia anak tiri dari Sylvie yang berasal dari Amerika. Di awal pertemuan, Genevieve dan Emily seperti saudari kembar. Mereka mempunyai sense of fashion dan humor yang sama. Rasanya menyegarkan melihat Emily mempunyai teman perempuan lain selain Mindy.
Namun ini tidak bertahan lama karena dalam beberapa episode berikutnya, Genevieve digambarkan seperti mempunyai motivasi lain. Pembuat serial ini memberikan kesan, Genevieve seolah mau merebut posisi yang dimiliki Emily sekarang. Ada adegan-adegan yang memperlihatkan Genevieve menyabotase karier Emily. Melihat sejarah Emily in Paris, Genevieve sepertinya akan di-set menjadi halangan Emily setelah Camille mengaku soal kehamilan palsu.
Baca juga: ‘The Real Emily in Paris’: Perempuan-perempuan Pelopor dari Perancis
Di sisi lain, Gabriel akhirnya mendapatkan bintang Michelin yang ia idam-idamkan sepanjang musim keempat. Bagian tersedih tentu saja absennya Emily di tengah keriuhan ini. Mindy, sementara itu, memutuskan untuk menerima tawaran menjadi juri di salah satu acara pencarian bakat di Cina setelah percintaannya yang amburadul dan kegagalannya untuk ikut Eurovision. Bisa jadi musim keempat adalah kali terakhir kita melihat Ashley Park di Emily in Paris.
Emily di sisi lain, memutuskan untuk tinggal di Roma. Tempat ia bekerja akhirnya mendapatkan kontrak dengan Umberto Muratori dengan syarat Emily harus tinggal di Roma. Emily yang memang sedang jatuh cinta, menerima ini dengan senang hati. Namun ia bilang, semua hanya sementara. Kalau tidak, mungkin musim berikutnya serial ini berganti judul menjadi Emily in Rome.
Seperti romantic comedy kebanyakan, Gabriel akhirnya mencari tahu dimana ia bisa menemukan Emily. Ia lari ke Mindy dan bertanya di bagian mananya Italia Emily berada. Dengan Marcello dan Gabriel di depan mata, siapakah yang akan Emily pilih?
Keputusan Darren Star untuk mengganti setting di bagian kedua musim keempat Emily in Paris ternyata berbuah manis. Perubahan kota menjadikan bagian kedua ini menjadi lebih segar. Sebagai sebuah tontonan yang sangat peduli dengan visual, apa yang ditawarkan di bagian kedua ini memang lebih menggemaskan. Makanannya lebih beragam. Baju-baju yang dipakai oleh Lily Collins juga lebih enak dipandang.
Dari segi narasi, tidak ada yang mengejutkan dalam Emily in Paris. Semuanya berlalu begitu saja dengan mudah. Konflik datang dan pergi. Mungkin memang itu settingan dasar Emily in Paris dan saya yang terlalu menaruh harapan tinggi. Karenanya saya tidak akan berharap banyak saat Emily dan kawan-kawan menyapa kita lagi di musim berikutnya.
Seluruh episode ditonton untuk ulasan ini. Emily In Paris dapat disaksikan di Netflix.