Indonesia WEPs Awards 2021 Dorong Karier Perempuan di Perusahaan
Indonesia WEPs Awards 2021 memberikan penghargaan bagi sejumlah perusahaan dan pemimpin perempuan, yang telah menciptakan kebijakan inklusif.
Mendorong karier perempuan di perusahaan maupun menghapus bias gender relatif jadi pekerjaan kolektif. Itu dilakukan dengan membangun dialog dan kolaborasi antarindustri. Hanya saja, pelaksanaannya masih minim dilakukan. Perempuan belum memiliki kesempatan bekerja setara dengan laki-laki, maupun dalam berbisnis.
Berdasarkan laporan UN Women pada 2018, hanya 30 persen perusahaan memiliki kebijakan terkait pemberian kesempatan setara, bagi laki-laki dan perempuan dalam kemajuan karier. Kemudian, hanya enam persen yang memiliki kebijakan mengevaluasi kesetaraan dalam pengupahan.
Padahal berdasarkan penelitian Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), bersama UN Global Compact dan UN Women pada 2018, perusahaan yang mempertimbangkan kesetaraan gender dalam jajaran direksinya mampu menghasilkan keuntungan 21 persen lebih tinggi.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan jumlah perempuan yang memimpin dan berpartisipasi dalam perekonomian di Asia termasuk Indonesia, WEPs 2021 yang dipersembahkan oleh WeEmpower Asia, hadir sebagai program kerja sama antara UN Women yang didukung oleh Uni Eropa.
Ambassador Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Piket menuturkan, “Penghargaan ini memberikan peluang bagi bisnis, perusahaan, dan pengusaha untuk menunjukkan kepemimpinannya, dalam memperjuangkan keragaman gender,” jelasnya pada “UN Women 2021 Indonesia WEPs Awards Ceremony”, (22/10).
Piket menambahkan, hal ini juga bermanfaat untuk mempromosikan dampak sosial positif bagi bisnis mereka, untuk menciptakan budaya inklusif.
Sementara, Koordinator PBB di Indonesia, Valerie Julliand menyatakan, dengan mengimplementasikan kebijakan yang sensitif gender, perusahaan mampu meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan dan menutup kesenjangan upah gender, yang sudah menjadi permasalahan global.
Julliand pun mengatakan, Indonesia merupakan negara tertinggi di Asia Pasifik dengan pendaftar terbanyak, sejumlah 228 dari 138 perusahaan yang berasal dari berbagai sektor.
Selain itu, terdapat tujuh kategori dalam penghargaan ini, di antaranya Leadership Commitment, Gender Inclusive Workplace, Gender-Responsive Marketplace, Transparency and Reporting, Youth Leadership, Community Engagement and Partnership, dan Small Medium Enterprise (SME) Champions.
Baca Juga: Bentuk Diskriminasi Gender di Tempat Kerja dan Cara Mengatasinya
Hambatan Perempuan dalam Dunia Bisnis
Anggota Dewan IBCWE, Shinta Kamdani menuturkan faktor yang menyebabkan karier perempuan tidak mengalami peningkatan, yakni nihilnya work-life balance.
“Adanya ketidaksetaraan di rumah membuat laki-laki dan perempuan memiliki tugasnya masing-masing, tapi perempuan harus berperan sebagai ibu, istri, serta mengurus rumah tangga,” ujarnya.
Shinta mengistilahkan beban ganda itu sebagai juggling, karena perempuan harus menyeimbangkan perannya sebagai perempuan pekerja sekaligus ibu rumah tangga (IRT). “Ini membuat mereka memilih untuk tidak dipromosikan ke jenjang karier lebih tinggi,” katanya. Bahkan tak jarang, kedua hal tersebut dianggap sebagai pilihan, antara bekerja atau IRT.
Baca Juga: 6 Peran Laki-laki dalam Mendorong Kepemimpinan Perempuan
Sementara, Jamshed M. Kazi, Perwakilan dan Penghubung UN Women Indonesia untuk ASEAN menjelaskan berdasarkan pengamatannya. Menurutnya, meskipun jumlah perempuan yang lulus dari perguruan tinggi mengalami peningkatan, belum ada pertumbuhan dari mereka yang menjadi bagian angkatan kerja, terutama dalam posisi pemimpin.
“Selama ini tidak banyak yang berubah, karena adanya stereotip bias gender tentang beban kerja yang sudah mengakar di norma-norma sosial,” tuturnya.
Kazi mengatakan, salah satu bentuk ketidaksetaraan gender yang paling berbahaya dan masih terdapat di setiap negara ialah kekerasan berbasis gender yang terjadi di rumah, online, di perguruan tinggi, tempat umum, dan tempat kerja.
“Diskriminasi itu jadi penyebab utama ketidaksetaraan gender dalam dunia bisnis yang dihadapi perempuan. Misalnya pelecehan seksual, kesenjangan upah, tidak ada peran keluarga, maupun kebijakan kerja yang fleksibel,” ucapnya.
Beberapa hal tersebut yang menghalangi perempuan untuk maju dalam kariernya, ataupun mengklaim posisi kepemimpinan. Sementara peran perempuan dalam bekerja harus terus diberdayakan.
Baca Juga: Theresa Kachindamoto Pemimpin Perempuan penyelamat Anak-Anak Perempuan Malawi
Lebih dari itu, Kazi menyampaikan terbatasnya akses ke pengembangan keterampilan untuk mengamankan modal dan mengakses bisnis jaringan, juga membuat pengusaha perempuan mengalami kerugian dalam memulai usaha.
“Untuk mengatasi hambatan ini, perusahaan-perusahaan seperti dalam WEPs Awards inilah yang punya peran penting untuk mengintegrasikan kesetaraan gender, dalam praktik dan budaya bisnis,” jelasnya.