Culture Screen Raves

Review ‘Mom’: Sitkom Lucu tentang Jadi Ibu Tunggal

Ini cerita tentang Christy, seorang single mother dengan dua anak (dari dua suami berbeda), yang berjuang menjadi ibu, tulang punggung keluarga, dan berusaha tetap sober dari alkohol.

Avatar
  • March 20, 2023
  • 4 min read
  • 729 Views
Review ‘Mom’: Sitkom Lucu tentang Jadi Ibu Tunggal

Mom dibuka dengan Christy Plunkett (Anna Faris) menangis sembari menuangkan wine ke tamu restoran. Si tamu tentu saja kebingungan melihat Christy menangis. Kata Christy, kadang ada hari yang lebih baik daripada yang lain.

Baca Juga: Review ‘Women Talking’: Ketika Suara Korban Kekerasan Seksual Didengarkan

 

 

Kalimat itu rasanya jadi deskripsi paling tepat menggambarkan Mom, sitkom yang dibikin oleh Chuck LorreGemma Baker, dan Eddie Gorodetsky. Akan ada episode yang menyenangkan dan akan ada episode yang luar biasa serius.

Christy adalah seorang single mother dengan dua anak (dari dua suami berbeda), yang harus juggling antara menjadi ibu, tulang punggung keluarga, dan berusaha untuk tetap sober dari alkohol. Hubungannya dengan cowok masih tetap rusuh. Ia bahkan masih tidur dengan bosnya, Gabriel yang diperankan oleh Nate Corddry. Dan sejauh ini Christy masih menyalahkan ibunya, Bonnie Plunkett (Allison Janney), atas semua masalah yang ia hadapi dalam hidup ini.

Masa kecil yang buruk, rumah tangga yang berantakan, karier lamanya sebagai stripper, pekerjaan yang mandek, hubungannya yang buruk dengan anak pertamanya Violet (Sadie Calvano). Semua itu salah ibunya.

Kemudian, Bonnie yang juga merupakan alkoholik, memutuskan untuk memperbaiki hubungannya dengan Christy dengan muncul kembali dalam hidup si anak. And now the comedy begins.

Dari Tangan Andal

Di antara ketiga kreatornya, Chuck Lore mungkin adalah nama yang paling terkenal. Ia menghasilkan sitkom-sitkom superterkenal seperti Two and a Half Men, Mike & Molly, dan tentu saja The Big Bang Theory. Dari sini saja Mom sudah dapat jaminan jadi tontonan seru sekaligus makanan yang paten.

Namun, mungkin yang agak membedakan Mom dengan sitkom-sitkom lain buatan Chuck Lorre adalah kontennya yang serius. Mom memang terlihat tradisional. Ia direkam di depan live audience (jadi tawa yang kamu dengar adalah tawa asli). Jokes-nya tidak berhenti alias setiap dua kalimat sekali selalu ada punch line yang pecah. Sesulit apa pun situasinya, selalu ada humor di dalamnya. Tapi, kalau kamu sudah menonton setidaknya dua episode sitkom ini, kamu akan tahu bahwa Mom memiliki pesan kuat untuk disampaikan.

Baca Juga: 3 Catatan Penting dari Film Kekerasan Seksual ‘Cyber Hell’

Delapan musim Mom membahas banyak sekali hal-hal serius yang biasanya kita temukan di serial prestisius yang tayang di HBO atau Netflix. Hebatnya, meskipun bungkus sitkom ini haha-hihi, Mom tidak pernah ragu dalam membahas topik-topik serius tersebut. Alcoholism dan bagaimana cara karakter-karakternya tetap sober  jadi salah satu sorotan utama sitkom ini. Parenting dan juga generational trauma juga jadi topik kedua yang paling sering dibahas. Cara memutus generational trauma, serta cara menjadi orang tua yang baik, meskipun kadang anak melakukan kesalahan, juga jadi tema besar.

Dua minggu kemarin saya menghabiskan waktu saya untuk menonton delapan musim Mom. Dulu saya menontonnya secara episodic. Menyaksikan Momin bulk membuat saya terkagum-kagum dengan cara sitkom ini menyeimbangkan antara tawa dan topik serius. Di antara dialog-dialog lucu itu, ia membahas dari hamil di kalangan remaja, kecanduan narkotika, obesitas, kecanduan judi, homelessness, kanker, kematian, dan cara melewatinya, kekerasan rumah tangga, sampai keguguran.

Karena begitu banyaknya topik yang ia bahas, Mom jadi menggunakan semua karakter pendukungnya dengan tepat guna. Mereka bukan sekadar teman-teman Christy dan Bonnie. Mereka adalah manusia-manusia yang mempunyai masalah yang sama seriusnya. Dan dalam konteks Mom, karakter pendukung ini menjadi beton kuat bagi karakter utamanya. Sebab, agar mereka tetap sober, ternyata dibutuhkan support system yang sangat kuat.

***

Satu-satunya komplain saya tentang Mom adalah keputusan Anna Faris untuk tidak melanjutkan Mom di musim terakhirnya. Faris bahkan tidak repot-repot untuk hadir sebagai bintang tamu untuk memberikan closure kepada penontonnya. Setelah menyaksikan Christy setiap hari selama 8 jam untuk maraton Mom, rasanya agak sedih untuk tidak melihat bagaimana Christy yang dimulai dari menangis menjadi seorang law student.

Baca Juga:   ‘The Woman King’: Angkat Kekerasan Seksual, tapi juga Kaburkan Sejarah

Kalau dipikir-pikir Mom mungkin terlihat seperti sebuah iklan Alcoholics Anonymous. Semua karakter di sitkom ini yang memutuskan sober akhirnya mendapatkan ganjaran yang baik. Semua move on dan hidup bahagia. Dari menikah, ngobrol lagi dengan anak yang sudah lama tidak berhubungan sampai akhirnya punya relationship yang sehat. Dan saya tidak keberatan dengan itu semua. Mom membuka mata saya tentang betapa seriusnya penyakit yang tidak begitu umum di negara kita ini. Beberapa diantara kita ternyata membutuhkan begitu banyak perjuangan untuk sekedar hidup normal.

Mom dapat disaksikan di Amazon Prime



#waveforequality


Avatar
About Author

Candra Aditya

Candra Aditya adalah penulis, pembuat film, dan bapaknya Rico. Novelnya ‘When Everything Feels Like Romcoms’ dapat dibeli di toko-toko buku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *