Screen Raves

‘Abbott Elementary’ dan Kembalinya Sitkom Bikinan TV

Abbott Elementary jadi satu dari sedikit sitkom yang berhasil menarik perhatian penonton, di tengah gempuran konten dari layanan streaming.

Avatar
  • June 23, 2022
  • 5 min read
  • 1705 Views
‘Abbott Elementary’ dan Kembalinya Sitkom Bikinan TV

Sekejap setelah tayang, Abbott Elementary langsung jadi primadona. Sitkom yang rilis di ABC ini (musim pertamanya ada di Disney+ Hotstar) langsung menjadi buah bibir karena tak hanya berhasil mengibarkan kembali bendera sitkom tradisional di jaringan TV (alias bukan layanan streaming), tapi juga berhasil hanya dengan deretan nama selebritas yang bukan kelas A. Tak ada Steve Carell atau Amy Poehler di sana.

Dikemas dalam format mockumentary, seperti sitkom-sitkom legendaris The Office, Parks and Recreation, dan Modern Family, Abbott Elementary bercerita tentang suka duka guru-guru yang bekerja di sebuah sekolah negeri di West Philadelphia, dengan murid dan guru-guru yang mayoritas adalah orang kulit hitam.

 

 

Kamu langsung bisa melihat dimana lucunya sitkom ini. Sementara pemerintah daerah kurang begitu peduli, murid-muridnya caur, kepala sekolahnya lebih terobsesi dengan personanya di internet, guru-guru yang bertahan hanya bisa bertahan semampunya untuk bisa bekerja. Kamu bisa membayangkan semua skenario kocak yang ada. Bahkan konflik seperti mencari karpet yang proper agar siswa yang tidur siang di kelas bisa tidur dengan layak saja bisa menjadi drama yang menyentuh dan komedi yang proper.

Baca juga: ‘Hacks’: Komedi Kualitas Premium

Abbott Elementary Memakai Rumus Lama Sitcom

Dari tampilan luarnya, Abbott Elementary punya semua hal yang ada dalam sitkom tradisional: durasinya 22 menit (lengkap dengan editing cut to black menuju ke iklan), setting ceritanya spesifik, storytelling-nya episodic, karakter-karakternya mudah untuk disenangi. Seperti Ross-Rachel di Friends, atau Jim dan Pam di The Office, atau Jake dan Amy di Brooklyn Nine-Nine, Abbott Elementary juga punya dinamika will they-won’t they. Dalam sitkom ini yang kebagian jatah percintaan ini adalah Janine (Quinta Brunson) dan Gregory (Tyler James Williams).

Namun, yang membuat Abbott Elementary menjadi hit bukanlah rumus-rumus itu. Abbott Elementary berhasil mengundang tawa (dan akhirnya menjadi sitkom unggulan ABC) karena ia menggunakan format mockumentary dengan sangat baik.

Serial ini paham melihat ke dalam hidup guru-guru malang yang mereka potret dan menemukan unsur humor dari cerita mereka. Drama yang mereka hadapi sangat gila dan absurd, meskipun profesi mereka bukan jenis profesi yang paling “sinematik” (dibandingkan dengan pengacara atau dokter misalnya). Mengasyikkan sekali melihat orang-orang yang sangat passionate dalam pekerjaannya ini selalu mencoba untuk menyelesaikan masalah yang tiada ujungnya. Hasil akhirnya kebanyakan gagal, tapi usaha-usaha mereka tidak pernah gagal membuat saya tertawa.

Seperti kebanyakan sitkom sukses lainnya, editing menjadi salah kunci apakah komedi tersebut berhasil disampaikan atau tidak. Pacing Abbott Elementary sangat cepat. Kita melihat develompent character dengan baik (terutama tentang Gregory karena seperti penonton, dia menjadi warga Abbott Elementary yang baru) sementara jokes-jokesnya melesat tanpa terkendali. Bagian terbaik dari format mockumentary adalah reaksi real time karakter-karakternya ketika mereka dihadapkan dengan situasi yang out of this world.

Dalam Abbott Elementary, semua lirikan mata dan ekspresi menjadi senjata utama ketika hal-hal absurd terjadi, atau ketika kepala sekolah Ava (janelle James) hadir.

Salah satu bukti betapa efektifnya editing Abbott Elementary adalah bagaimana ia berhasil mengkritik sistem pendidikan di Amerika tanpa berteriak. Melihat bagaimana guru-guru inimerasa seperti ada di kuil hanya karena mereka bisa beristirahat bisa menggambarkan betapa mereka kurang bantuan. Plot Janine mencoba memperbaiki lampu tapi malah merusak listrik satu sekolah pada akhirnya berfungsi tidak hanya untuk membuat kita tertawa tapi juga sebuah potret yang terang tentang bagaimana struggle-nya guru-gurupublic school di Amerika.

Abbott Elementary tidak pernah malu-malu untuk menangkap realitas, tapi pada saat yang bersamaan ia juga tidak tertarik untuk membuat karakter-karakternya nampak seperti orang suci.

Guru-guru dalam Abbott Elementary memang jungki-balik, melakukan segala macam hal bahkan hanya untuk ketersediaan suplai sekolah. Namun, para pembuatnya selalu berhasil menggambarkan mereka sebagai manusia-manusia bertabiat aneh. Melihat mereka duduk di ruang guru, sambil membahas kurikulum di atas kertas bisa jadi visual yang membosankan, tapi dalam Abbott Elementary, daya tariknya adalah di situ. Sejak awal kita tahu, tak ada hari yang normal di sekolah ini.

Baca juga: Vecna: Simbol Depresi, Kebencian, dan Musuh Besar ‘Stranger Things 4 Vol.1’

Karakter-karakter yang Kuat

Quinta Brunson, kreator dan juga pemeran utama sitkom ini, membuat Abbott Elementary dari dalam hati. Saya bisa melihat ini dengan bagaimana ia menciptakan karakter-karakternya. Janine yang ia perankan bisa menjadi sosok yang menyebalkan karena ia bisa terlihat sebagai people pleaser dan “too good to be true” tapi Brunson bisa membuat karakter ini terlihat tiga dimensional. Kenaifannya dan dedikasinya untuk mengajar terlihat sekali datang dari hati.

Selain Janine ada Ms. Brunson (Sheryl Lee Ralph), seorang senior yang saking tegasnya semua orang berlaku formal di dekatnya. Ada juga Jacob Hill (Chris Perfetti), seorang guru yang mencoba sekuat tenaga untuk kelihatan woke tapi endingnya malah kelihatan menyebalkan. Fakta bahwa dia adalah seorang caucasian membuat karakternya menjadi sangat lucu. Ada Melissa (Lisa Ann Walter) yang sangat slengean, tapi sebenarnya berhati lembut. Gregory si anak baru yang ternyata  berambisi ingin jadi kepala sekolah.

Dan paling akhir, yang paling mencuri perhatian adalah Ava. Dimainkan dengan sempurna oleh Janelle James, semua kenarsisan dan ketidak-kompetenannya menjadi bahan komedi yang paling top bagi Abbott Elementary. Celetukan-celetukan seperti, “Oh my God! She pale like a zombie. You know, they eat the hottest people first. Let me back my tasty ass up!” atau “Oh, I sign anything that’s put in front of me. That’s how I ended up cosigning my ex’s car loan,” adalah alasan kenapa saya tidak bisa membencinya.

Baca juga: ‘Stranger Things 4 Vol. 1’: Eksplorasi ‘Satanic Panic’ dan Trauma Amerika 80-an

Ada alasan kenapa format sitkom makin lama makin sirna. Dengan durasi yang pendek dan jokes murah, banyak orang berpikir bahwa humor jenis apa pun akan mudah diterima penonton. Abbott Elementary berhasil mengembalikan lagi pesona sitkom tradisional dengan membawa rasa lama yang dibekali dengan isu-isu yang serius. Tapi yang paling penting adalah Abbott Elementary sangat lucu. Ia menghibur dan punya masa depan yang cerah. Dan seperti teman-teman lamanya, saya yakin sitkom yang satu ini akan menjadi klasik.

Abbott Elementary dapat disaksikan di Disney+ Hotstar.



#waveforequality


Avatar
About Author

Candra Aditya

Candra Aditya adalah penulis, pembuat film, dan bapaknya Rico. Novelnya ‘When Everything Feels Like Romcoms’ dapat dibeli di toko-toko buku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *