Hoaks dan Misinformasi Soal Virus Corona yang Bikin Geleng Kepala
Di dunia maya banyak sekali beredar hoaks dan informasi keliru soal virus corona.
Seorang sepupu kemarin ini datang ke rumah mengantarkan pesanan ibu saya, lalu mengeluhkan pemberlakuan pembatasan fisik/sosial karena pandemi corona (COVID-19).
“Saya yakin, ini pasti konspirasi dari Cina. Virus ini itu pasti senjata biologi mereka untuk menghancurkan Indonesia. Saya baca di artikelnya di internet,” ujarnya dengan yakin pada ibu saya.
Ternyata, teori konspirasi abal-abal itu bukan hanya tersebar di keluarga saya, tapi juga di kalangan luas, seperti yang dikeluhkan teman-teman saya.
Hoaks (kabar atau berita yang di dalam informasinya terdapat komponen tidak benar), disinformasi, dan misinformasi seperti telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia, terutama sejak Pemilihan Umum 2014. Menurut Anita Wahid, Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), gabungan antara tingkat literasi masyarakat yang masih rendah serta tujuan untuk menggugah perasaan orang adalah faktor mengapa hoaks meluas.
“Misalnya, hoaks tentang kesehatan, bencana alam, kriminalitas, itu membuat masyarakat Indonesia yang tingkat kepeduliannya tinggi, jadi mudah terpancing untuk menyebarkan beritanya,” ujar Anita dalam wawancara bersama podcast Magdalene’s Mind tahun lalu.
Saat ditelusuri, sejak awal pandemi COVID-19, hoaks yang bertebaran di media sosial mencapai angka ratusan. Berikut beberapa di antaranya yang bikin geleng-geleng kepala sampai harapan palsu soal COVID-19.
- Buku Iqro sudah lama memprediksi adanya virus corona
Dalam sebuah unggahan yang viral di Facebook dan Twitter, seorang ustaz bernama Fadlan R. Garamatan menyebut bahwa buku Iqro, atau buku panduan membaca huruf Arab, itu sudah memprediksi akan ada virus yang disebar dalam zaman kebohongan.
“Di dalam buku IQRO Jilid 1 halaman 28 di situlah terletak kata ‘Corona’.
Qo-Ro-Na Kho-La-Qo Za-Ma-Na Ka-Dza-Ba
Yang jika diartikan secara bahasa, artinya adalah: Corona Diciptakan (Kholaqo) pada Zaman (Zamana) yang penuh Kebohongan (Kadzaba).”
Wah, cocoklogi bener nih si ustaz. Menurut tim cek fakta portal berita milik Media Group, Medcom.id, hal ini termasuk dalam hoaks dengan konteks keliru, karena sudah jelas tidak ada hubungannya antara virus corona dengan buku Iqro. Virus Corona pertama kali dideskripsikan pada tahun 1931 sedangkan buku Iqro diciptakan oleh Kyai asal Yogyakarta bernama Asad Humam dan diterbitkan pada tahun 1990-an.
Baca juga: Pemberitaan Media Makin Tak Bermakna, Kita Harus Bagaimana?
- Virus Corona bisa menular lewat Game Free Fire
Eh gimana? Hoaks ini beredar pertama kali di Facebook pada 27 Januari 2020. Akun yang bernama Ryn membagikan cuplikan gambar berbentuk judul berita bertuliskan, “Waspada! Virus Corona Bisa Menular Lewat Game Free Fire”, dan sudah dibagikan lebih dari 1.600 kali.
Berdasarkan pemeriksaan fakta dari tim cek fakta Tempo di Tempo.co, narasi tersebut adalah narasi yang keliru. Virus tidak dapat menular dari benda mati. Untuk bertahan hidup virus ini butuh inang atau sel yang hidup. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga menyampaikan bahwa virus ini bisa menular antar manusia lewat batuk dan bersin, makanan yang tercemar air liur orang yang terinfeksi.
Jadi jangan lupa selalu cuci tangan secara rutin, ya teman-teman.
- Virus Corona dapat dicegah dengan rutin minim air putih dan menjaga tenggorokan tetap lembap
Ibu saya sekarang terus mengingatkan saya untuk minum air setiap saat, setelah membaca dari pesan berantai yang mengatasnamakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu dan beredar di grup-grup WhatsApp.
Suara.com mengonfirmasi kebenaran pesan berantai tersebut ke Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Anung Sugiharto, yang mengatakan bahwa tidak ada rilis resmi dari Kemenkes dengan narasi tersebut. Ternyata setelah ditelusuri lebih lanjut, pesan berantai tersebut juga memiliki versi bahasa inggrisnya dan sudah dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Singapura bahwa informasi ini adalah hoaks.
- Obat Avigan yang dipesan pemerintah adalah obat pembunuh janin
Informasi ini beredar secara berantai, lagi-lagi lewat WhatsApp, dan narasinya disertai tautan dari artikel liputan6.com. Setelah ditelusuri oleh tim cek fakta Mafindo, tidak ada artikel di portal berita tersebut yang menyebutkan obat pembunuh janin.
Avigan merupakan obat antivirus dari Jepang yang dikembangkan oleh perusahaan Fujifilm Toyama Chemical dan diproduksi oleh Zheijang Hisun Pharmaceutical. Pada awalnya obat ini memang dikonsumsi untuk mengobati flu, namun tenaga medis di Cina menguji obat ini pada 340 pasien dan ternyata mampu mengurangi waktu pemulihan dan meningkatkan kondisi paru-paru pasien COVID-19.
Dikutip dari Kompas.com, obat Avigan memang mempunyai efek samping memengaruhi bentuk janin jika dikonsumsi ibu hamil. Maka dari itu obat ini harus digunakan dengan sangat hati-hati di bawah pengawasan ketat tim medis.
- Virus corona merupakan sejenis jamur atau “mould”
Minggu lalu, narasi ini hilir mudik di jagat Twitter dan mendapatkan ribuan retweet. Ketika ditelusuri, tulisan ini diunggah di sebuah laman. Beberapa tim cek fakta media juga Mafindo sudah melakukan pengecekan dan hasilnya, klaim bahwa virus corona merupakan jamur adalah informasi yang tidak benar.
Baca juga: Dari Lucinta Luna sampai Virus Corona: Tips Jadi Pembaca Berita yang Kritis
Laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Pada manusia, virus ini diketahui dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan mulai dari flu biasa hingga Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Virus yang saat ini menjadi pandemi yaitu COVID-19 merupakan penyakit yang berasal dari virus SARS-COV-2, dari penjelasan WHO, SARS-COV-2 adalah wabah baru yang muncul di Wuhan, China bulan Desember 2019.
- Virus Corona sengaja disebarkan oleh rezim Cina untuk membunuh umat Islam di Wuhan
Ramai beredar di Facebook, narasi hoaks ini menyebutkan bahwa virus corona sengaja disebarkan oleh pemerintah Cina di Wuhan untuk membasmi umat Islam yang jumlahnya banyak di sana. Hoaks ini jelas memainkan sentimen rasialisme dalam masyarakat.
Dari penelusuran fakta yang dilakukan Medcom.id, mayoritas penduduk Wuhan menganut ajaran animisme, dan jumlah muslim di sana tidak terlalu banyak, hanya 1,6 persen dari total penduduk Wuhan sebesar 11 juta jiwa. Angka ini pun masih kalah dengan jumlah penduduk yang beragama Kristen yaitu sebesar hampir 3 persen.
- Virus corona merupakan senjata biologis yang bocor dari Wuhan
Ini hoaks favorit keluarga saya. Dari penelusuran tim cek fakta Tempo, narasi ini awalnya berasal dari sebuah wawancara The Washington Times dengan Dhany Shoham, mantan analis senior badan intelijen Israel untuk perang senjata biologi dan kimia untuk Timur Tengah dan Dunia, terkait dengan konspirasi penyebaran virus corona. Artikel ini banyak dialihbahasakan oleh sejumlah media dan situs.
Dalam wawancara tersebut, Shoham menjelaskan bahwa virus corona kemungkinan berasal dari institut Virologi Wuhan yang terkait dengan program senjata biologis rahasia Cina. Alasannya, laboratorium tersebut telah mempelajari virus corona yang pernah terjadi di masa lalu, salah satunya SARS, virus influenza H5N1, dan virus demam berdarah.
Ketika ditanya apakah ada kemungkinan virus corona berasal dari laboratorium tersebut, Shoham mengatakan ada kemungkinan tersebut, tetapi sejauh ini tidak ada bukti atau indikasi kebenarannya. Nah, kalimat tersebut yang hilang dari terjemahan yang beredar di media sosial.
Sehat-sehat selalu dan salam karantina!