Community Update

Pertunjukan ‘Laboratorium Bunyi, Tubuh, dan Teknologi’: Padukan Mitos dan Ilmu Gaib

Apa jadinya ketika mitos dan hal gaib dicampur dengan ilmu pengetahuan?

Avatar
  • September 23, 2024
  • 2 min read
  • 1158 Views
Pertunjukan ‘Laboratorium Bunyi, Tubuh, dan Teknologi’: Padukan Mitos dan Ilmu Gaib

Pada (13/9), Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki diramaikan dengan pertunjukan bertajuk “Laboratorium Bunyi, Tubuh, dan Teknologi”. Acara ini merupakan bagian inisiatif Program Transit 3: PAIr Meet Up dalam Pekan Komponis Indonesia. 

Para seniman secara kolektif menampilkan eksplorasi tubuh, bunyi, dan teknologi bersama Laboratorium Seni & Teknologi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) serta Laboratorium Tubuh Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Aktivitas kolaboratif lintas disiplin ini menggabungkan inovasi artistik dan teknologi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru dalam penciptaan karya seni.  

 

 

Baca juga: ‘Rumpang. Rimpang. Rampung’: Cara Lain Melihat Indonesia

Selama pertunjukan, narasi berasal dari hoaks yang tersebar di media sosial dan memengaruhi banyak orang. Dialog-dialog antara para karakter akan menggali perdebatan antara kepercayaan yang tidak rasional, bukti konkret, dan ilmu pengetahuan. Adapun visual dan multimedia digunakan secara dinamis untuk menampilkan ikon-ikon mitos dan ilmu gaib, seolah-olah kedua dunia ini saling bercampur dalam realitas.  

Pertunjukan ini sendiri bakal memadukan instrumen tubuh dengan suara elektronik yang terdistorsi. Di satu sisi, ada suara instrumen mistis lainnya yang membangkitkan suasana gaib. Di sisi lain, suara digital yang cepat, ritmik, dan kadang menimbulkan ketidaknyamanan mewakili dunia modern yang penuh informasi.  

Dalam rilis resmi yang diterima oleh Magdalene, Yola Yulfianti, penggagas pertunjukan Laboratorium Bunyi, Tubuh dan Teknologi mengatakan, kolaborasi ini didasarkan pada kepercayaan atau belief di masyarakat yang masih melekat soal hal-hal berbau horor, gaib ,dan mitos. Sumbernya tentu dari tradisi lisan yang disalahgunakan untuk menakut-nakuti orang.  

Baca juga: Nandur Srawung #11: Ajak Kamu Rayakan Warisan Seni Generasi Pendahulu

“Pertunjukan ini merupakan refleksi kritis terhadap kondisi masyarakat saat ini, di mana kepercayaan terhadap mitos, ilmu gaib, dan informasi yang belum terbukti kebenarannya masih bertahan. Bahkan berkembang di tengah kemajuan teknologi dan digitalisasi. Di era yang diwarnai dengan rasionalitas dan sains, masyarakat masih sering terjebak dalam kabut misteri, takhayul, dan narasi yang dipertanyakan kebenarannya,” ujarnya.  

Karena itulah, imbuhnya, pertunjukan ini mengajak audiens untuk merenungkan bagaimana mitos dan ilmu gaib terus memengaruhi keputusan, perilaku, dan persepsi masyarakat.  



#waveforequality


Avatar
About Author

Magdalene

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *