December 5, 2025
Issues

5 Artikel Pilihan: ‘Bystander’ Perundungan, ‘It Was Just An Accident’, hingga #RaporMerahPemerintah

Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan untuk pekan ini, mulai dari kasus perundungan di kampus, hingga kabar soal #RaporMerahPemerintah.

  • October 26, 2025
  • 3 min read
  • 462 Views
5 Artikel Pilihan: ‘Bystander’ Perundungan, ‘It Was Just An Accident’, hingga #RaporMerahPemerintah

1.  ‘It Was Just An Accident’: Saat Penyintas Tahanan Politik Tergoda Jadi Algojo 

Di Iran, tempat Panahi hidup dan terus dicegah untuk berkarya, membuat film adalah pembangkangan, perlawanan politis. Ia pernah dilarang syuting, dilarang bepergian, bahkan sempat dipenjara. Namun, di antara semua larangan itu, Panahi selalu menemukan celah untuk bersuara, mengangkat kameranya, dan berkarya.

It Was Just an Accident (2025), film yang membawanya memenangkan Palme d’Or di Cannes, adalah kelanjutan dari perjuangan itu. Dibuat tanpa “izin” pemerintah Iran, film ini menggali luka yang tak kunjung sembuh: kekerasan negara, trauma yang diwariskan, dan keinginan manusia untuk membalas rasa sakit. Panahi membuka filmnya dengan sebuah insiden yang tampak sepele. 

Baca artikel selengkapnya di sini

2.  Diam juga Kekerasan: Pengalaman Saya Jadi Pelaku dan ‘Bystander’ Perundungan  

Beberapa hari terakhir, linimasa kita ramai dengan berita duka Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Udayana. Ia ditemukan meninggal dunia pada (15/10), setelah melompat dari gedung kampus. 

Sejumlah media melaporkan, kematian Timothy dipicu oleh perundungan di kampusnya. Kabar itu diikuti tangkapan layar percakapan grup WhatsApp kampus yang mengejek kematiannya. 

Baca artikel selengkapnya di sini.  

3. ‘Memangnya ada Chinese di Aceh?’: Catatan Minoritas yang Tak Terlihat

Sejak kecil, orang tuaku selalu mengingatkan, “Kalau bicara pakai dialek Hakka di tempat umum, pelankan suaramu. Nanti orang dengar.”

Bahkan percakapan sederhana, seperti soal menu makan malam, bisa mengundang tatapan heran saat dilakukan di ruang publik di Banda Aceh. Dari situ tumbuh refleks kewaspadaan dalam diriku, dengan memilah kata, membaca situasi, dan tahu kapan harus diam. Sejak dini, aku belajar bahwa identitasku bisa dianggap masalah.

Simak artikelnya di sini

4.#RaporMerahPemerintah: Jual Kecap Prabowo di Isu Lingkungan

Dalam pidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80, Presiden Prabowo Subianto ambis Indonesia menuju net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Indonesia, kata Prabowo, sudah merumuskan langkah konkret. Dari transisi energi, pemulihan hutan, sampai investasi besar di bidang energi terbarukan. 

“Kami berniat memulihkan lebih dari 12 juta hektare hutan yang terdegradasi. Ini bukan hanya untuk Indonesia, tapi untuk dunia,” imbuhnya, (23/9) waktu AS, dilansir Kumparan

Baca artikelnya di sini

5. Tak Kunjung Minta Maaf: Menteri Agama Gagal Paham soal Kekerasan Seksual

Seminggu usai melontarkan pernyataan soal kekerasan seksual yang dibesar-besarkan di pesantren, Nasaruddin Umar, Menteri Agama (Menag), belum minta maaf. Padahal, setelah ramai jadi perbincangan, berbagai pihak telah mendesak Menag untuk memberikan klarifikasi dan permohonan maaf.  

Salah satu yang angkat suara adalah Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (KOMPAKS). Dalam rilis yang diterima Magdalene (17/10), KOMPAKS menilai pernyataan Nasaruddin bukan hanya keliru, tetapi juga melukai rasa keadilan serta menafikan pengalaman korban kekerasan seksual.

Baca artikel selengkapnya di sini

About Author

Magdalene