Multimedia Podcast

Nangis atau Bengis: Stereotip Perempuan di Sinetron

Apa iya industri memang memotret selera pasar? Apakah memang benar selera masyarakat selalu monoton dan cenderung menyudutkan perempuan? Lalu apa yang bisa kita lakukan agar kita bisa mendorong keberagaman cerita dalam sinetron?

Avatar
  • March 23, 2021
  • 1 min read
  • 487 Views
Nangis atau Bengis: Stereotip Perempuan di Sinetron

Kamu pasti familiar banget dengan plot sinetron “Pintu Berkah” dan “Kisah Nyata”, di mana karakter istri di dalam sinetron tersebut selalu digambarkan teraniaya dan terlampau baik. Ketika ia digambarkan menjadi antagonis, sifat jahatnya tampak enggak realistis banget.

Makin ke sini, rasanya banyak sinetron Indonesia yang semakin seragam: Tokoh perempuannya digambarkan entah sangat tipikal mulai dari super-pasrah dan terzalimi, tukang gosip, materialis, perayu, pelakor, atau mertua galak.

 

 

Ketika ada protes dari penonton soal kualitas plot dan karakter dalam sinetron, pihak industri sering berkilah “Loh kami kan cuma mengikuti selera pasar”. Alasan klasik banget.

Apa iya industri memang memotret selera pasar? Apakah memang benar selera masyarakat selalu monoton dan cenderung menyudutkan perempuan? Lalu apa yang bisa kita lakukan agar kita bisa mendorong keberagaman cerita dalam sinetron?



#waveforequality


Avatar
About Author

Magdalene