‘Ngobrolin’ Transportasi sampai Polusi dengan Anak Muda Bandung
IYCTC berkolaborasi dengan Meaningful Generation, mengajak anak muda Bandung berdiskusi tentang kebijakan publik yang penting.
Pada (26/5) lalu, sebanyak 80 orang muda memadati gedung Boscha Space Bandung. Mereka berkumpul untuk membahas kebijakan publik di Kota Bandung. Acara ini diadakan oleh Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) yang berkolaborasi dengan Meaningful Generation.
IYCTC sendiri adalah gabungan 45 organisasi kaum muda yang bergerak dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui advokasi kebijakan kesehatan yang bermakna dan memberdayakan orang muda. Sementara, Meaningful Generation adalah sekelompok orang muda dari latar belakang berbeda dan memiliki kepedulian yang sama untuk masa depan Indonesia.
Menurut Ketua umum IYCTC Manik Margana Mahendra, terciptanya acara ini untuk menjembatani komunikasi antara pemangku kebijakan dan kaum muda. Sehingga suara para pemuda ini dapat lebih didengarkan dalam merancang keputusan yang enggak hanya efektif tapi juga inklusif.
Baca juga: Ruang Bersama Ahadiat dan Rini: Usia Senja Bukan Penghalang Berkarya
Manik mengatakan, kegiatan ini juga mengambil inisiatif dalam gerakan kolektif dengan tagar #SaveOurSurroundings atau #LindungiKiniNanti.
“Nantinya tagar ini akan memiliki untuk membangun kesadaran dan tindakan untuk berkomitmen menciptakan masyarakat dan masa depan kaum muda yang lebih baik,” ujarnya.
Karena banyak sekali permasalahan di Bandung Raya, salah satunya transportasi publik dalam kota yang masih kurang ideal. Hal ini bisa menyebabkan polusi udara saat masyarakat mengakses fasilitas publik. Belum lagi, polusi ini juga disebabkan masifnya perokok di kalangan anak muda, terutama e-cigarette.
Aktivis dan Praktisi Zero Waste, Yobel Novian Putra, yang hadir sebagai salah satu pembicara juga menuturkan permasalahan lain, yaitu tantangan di sektor persampahan yang masih belum kunjung selesai. Apalagi semenjak kejadian di TPA Leuwigajah 20 tahun silam.
Selain itu Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Fidela Marwa Huwaida menyampaikan masalah lain datang dari kemacetan yang kian hari makin meresahkan warga Bandung Raya. Dengan jumlah kendaraan bermotor yang mencapai 2,3 juta, jalan-jalan di kota Bandung yang terbatas menjadi sangat padat.
Baca juga: Rokok Tembakau dan Elektrik Sama-sama Bahaya, Jokowi Didesak Sahkan RPP Kesehatan
Di akhir diskusi, Education Program Manager Mataharikecil Indonesia Foundation, Sarah Rauzana, menjelaskan pendidikan memegang peran krusial dalam pembangunan Metropolitan Bandung Raya. Untuk sebagai fondasi dalam mencetak generasi yang kompeten dan inovatif. Sehingga penting untuk memastikan adanya pemerataan pendidikan yang setara untuk semua.
Serta adanya monitoring dalam menjamin kualitas pendidikan yang layak untuk peningkatan sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan global.
Akhirnya melihat permasalahan demi permasalahan ini pun akhirnya, mengajak anak muda dalam acara ini memang jadi suatu harapan. Di mana mereka bisa memberikan solusi-solusi segar yang sesuai kebutuhan dan harapan generasi sekarang dan di masa depan.