Apa Itu YONO? Tren Hidup Gen Z yang Viral di Media Sosial
Setelah booming tren YOLO, kini hadir tren baru bernama YONO. Akronim dari You Only Need One ini mengajarkan hidup lebih selektif dan hemat
YONO, singkatan dari “You Only Need One“, belakangan jadi tren baru yang muncul sebagai reaksi terhadap gaya hidup YOLO (“You Only Live Once“) yang sering dianggap terlalu konsumtif.
Kalau YOLO lebih mengarah ke menikmati hidup dengan mengejar kebahagiaan jangka pendek yang kadang butuh banyak pengeluaran, YONO justru mengajak kita untuk lebih kritis dan bijak dalam menentukan apa yang benar-benar penting dan dibutuhkan.
Inti dari filosofi YONO adalah soal kesederhanaan. Tren ini menekankan pentingnya memilih secara selektif, baik dalam hal konsumsi barang maupun keputusan hidup sehari-hari. Dengan begitu, kita bisa menjalani hidup yang lebih sederhana, efisien, dan mindful.
Baca Juga: Apa itu ‘Frugal Living’, Cara Hidup Hemat tapi Tetap Bahagia
Asal Mula YONO
Dikutip dari The Korea Times, Young Koreans say ‘No’ to YOLO, ‘Yes’ to YONO, konsep YONO (“You Only Need One”) muncul sebagai jawaban atas keresahan banyak orang terhadap gaya hidup konsumtif yang makin umum di era modern. Berbeda dari filosofi YOLO (“You Only Live Once“) yang identik dengan kepuasan instan, YONO menawarkan pendekatan hidup yang lebih bijak dan berkelanjutan. Yuk, simak asal mula konsep ini dan kenapa YONO jadi relevan dalam keseharian kita.
- Terinspirasi dari Gaya Hidup Minimalis
YONO punya banyak kesamaan dengan gerakan minimalisme, yang mendorong orang buat hidup lebih simpel, mengurangi barang, tapi menambah makna. Gerakan minimalis sendiri mulai booming sekitar awal 2010-an, dipopulerkan oleh sosok seperti Marie Kondo dan Joshua Fields Millburn. Intinya, minimalisme ngajarin kita buat cuma menyimpan hal-hal yang benar-benar penting dan bikin bahagia.
Bedanya, YONO enggak cuma fokus ke barang-barang fisik. Konsep ini juga merambah ke berbagai aspek hidup, seperti cara kita mengambil keputusan, membagi waktu, dan menentukan prioritas antara kebutuhan dan keinginan.
- Reaksi atas Budaya Konsumtif
Kita hidup di era di mana media sosial menciptakan tekanan buat selalu tampil sempurna. Entah itu lebih sukses, lebih kaya, atau lebih bahagia. Akibatnya, banyak yang jadi korban budaya konsumtif, membeli barang-barang hanya untuk pamer atau cari validasi sosial.
Nah, YONO hadir untuk mematahkan pola pikir ini. Filosofi ini ngajak kita buat berpikir dua kali sebelum membeli sesuatu dengan pertanyaan sederhana: “Apakah saya benar-benar butuh ini?” Fokus pada kebutuhan, bukan keinginan, bikin kita lebih bijak dalam mengatur pengeluaran dan menghindari perilaku konsumtif yang enggak sehat.
- Kesadaran akan Keberlanjutan
Dengan makin tingginya kesadaran akan dampak perubahan iklim, gaya hidup yang berkelanjutan jadi hal penting. YONO mengedepankan prinsip ini dengan mengajarkan kita untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Misalnya, dibandingkan terus-menerus beli barang sekali pakai, YONO mendorong kita buat investasi pada produk yang awet dan ramah lingkungan. Selain itu, konsep ini juga mengajarkan pentingnya mengurangi sampah dan mendukung gaya hidup yang lebih eco-friendly.
- Pandemi sebagai Pemicu Perubahan Pola Hidup
Dikutip dari Narasi.tv, Muncul Tren YONO Pengganti YOLO, Apa Maksudnya?, pandemi COVID-19 jadi salah satu faktor besar yang mempercepat tren YONO. Selama masa lockdown, banyak orang sadar kalau ternyata hidup dengan lebih sedikit barang itu bisa dilakukan, dan tetap bikin bahagia. Fokus orang pun bergeser, dari hal-hal materi ke hal-hal yang lebih esensial seperti kesehatan, hubungan dengan orang terdekat, dan kebahagiaan pribadi.
YONO mencerminkan perubahan cara pandang ini. Daripada sibuk mengejar hal-hal materi, orang-orang kini lebih menghargai pengalaman, kesejahteraan mental, dan hubungan sosial yang berkualitas. Filosofi ini ngajarin kita buat menjalani hidup dengan lebih mindful dan bijak.
Baca Juga: Anak Muda Terlilit Pinjol: Enggak Semua demi YOLO dan FOMO
Kenapa YONO Lebih Relevan Saat Ini
Di tengah cepatnya perubahan zaman dan berbagai masalah global seperti krisis lingkungan, tekanan sosial, serta perubahan gaya hidup akibat teknologi, konsep YONO (“You Only Need Once“) makin terasa pas buat diterapkan.
Filosofi ini ngajarin kita buat hidup lebih simpel, fokus pada hal-hal esensial, dan tentunya lebih mindful dalam menjalani keseharian. Yuk, simak beberapa alasan kenapa YONO relevan banget di masa sekarang ini.
- Tekanan Sosial dari Media Sosial
Media sosial membuat standar hidup naik ke level yang enggak realistis. Feed penuh dengan barang branded, liburan mewah, atau gaya hidup glamor kadang bikin kita merasa “kurang.”
Nah, YONO hadir sebagai solusi buat ngurangin tekanan ini. Filosofi ini ngajak kita fokus pada kebutuhan, bukan sekadar keinginan. Jadi, kamu enggak perlu sibuk ngebandingin hidupmu sama orang lain, karena yang diutamakan adalah kepuasan dari dalam diri, bukan pencitraan semata.
- Krisis Lingkungan yang Makin Mendesak
Kerusakan lingkungan yang dipicu gaya hidup konsumtif makin jadi sorotan. Konsumsi berlebihan dan banyaknya limbah bikin bumi makin terancam.
Dengan mengutamakan prinsip “beli seperlunya,” YONO mengajak kita buat hidup lebih ramah lingkungan. Alih-alih boros beli barang baru, kita bisa mulai berpikir ulang: Apakah ini benar-benar dibutuhkan?
- Biaya Hidup yang Terus Meningkat
Kamu pasti ngerasain sendiri, kan, gimana mahalnya hidup di kota besar? Mulai dari sewa tempat tinggal, harga makanan, sampai kebutuhan harian, semuanya terasa makin berat.
YONO bisa bantu kamu lebih bijak dalam mengatur pengeluaran. Fokusnya adalah menggunakan uang untuk hal-hal yang benar-benar penting, sehingga kamu bisa mengatur keuangan dengan lebih baik dan tetap punya tabungan buat masa depan.
- Meningkatnya Kesadaran Akan Kesehatan Mental
Gaya hidup konsumtif enggak jarang jadi sumber stres, bikin cemas, bahkan memicu depresi. Tekanan buat terus “lebih” di segala aspek hidup itu melelahkan.
Lewat filosofi YONO, kamu bisa hidup lebih tenang dan bebas dari tekanan tersebut. Hidup sederhana, menikmati hal-hal kecil, dan fokus pada apa yang benar-benar penting adalah cara YONO buat menjaga kesehatan mental tetap stabil.
Baca Juga: Mainan Anak Ramah Lingkungan untuk Natal, ini Tips dari Ahli
Cara Mengadopsi Gaya Hidup YONO
Mengadopsi gaya hidup YONO (You Only Need Once) butuh perubahan mindset dan kebiasaan yang cukup besar. Ini bukan cuma soal ngurangin konsumsi, tapi juga soal menciptakan hidup yang lebih bermakna, seimbang, dan peduli. Baik terhadap lingkungan maupun diri sendiri. DIkutip dari Kompas, berikut beberapa cara untuk mengadopsi gaya YONO.
- Bedain Dulu Mana Kebutuhan, Mana Keinginan
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah paham bedanya kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan itu hal-hal dasar yang memang harus dipenuhi, seperti makan, tempat tinggal, dan kesehatan. Sedangkan keinginan lebih ke hal-hal tambahan yang sering kali cuma membuat senang sesaat.
Dengan mulai membedakan dua hal ini, kamu bisa lebih bijak dalam menentukan apa aja yang benar-benar penting buat diprioritaskan.
- Coba Terapkan Minimalisme di Hidup Sehari-Hari
Minimalisme jadi bagian penting dari gaya hidup YONO. Kamu bisa mulai dengan nyortir barang-barang di rumah. Pilih mana yang benar-benar kamu butuhkan dan mana yang sekadar numpuk tanpa fungsi jelas.
Enggak cuma membuat rumah lebih rapi, hidup minimalis juga memberikan ruang buat hal-hal yang benar-benar bermakna.
- Kurangi Konsumsi Berlebihan
Sering kali kita terjebak dalam pola konsumsi berlebihan karena pengaruh tren atau FOMO (Fear of Missing Out). Padahal, kalau dipikir-pikir, enggak semua yang kita beli itu benar-benar kita perlukan.
Mulai sekarang, coba lebih sadar setiap kali mau beli sesuatu. Tanyakan ke diri sendiri: “Apakah ini benar-benar penting buatku?”
- Pilih Barang Berkualitas dan Ramah Lingkungan
YONO enggak cuma soal mengurangi belanja, tapi juga soal bijak dalam memilih barang. Lebih baik beli satu produk berkualitas yang tahan lama daripada sering beli barang murah tapi cepat rusak. Selain hemat, ini juga bantu mengurangi sampah.
Kalau bisa, prioritaskan produk yang ramah lingkungan, dari bahan hingga cara produksinya. Dengan begitu, kamu enggak cuma peduli sama diri sendiri, tapi juga sama kelestarian bumi.
- Hidup dengan Kesadaran Penuh
Kunci dari YONO adalah hidup secara sadar atau mindfulness. Maksudnya, nikmati setiap momen kecil dalam hidup tanpa perlu terus-menerus mengejar lebih banyak barang atau pencapaian.
Dengan hidup lebih mindful, kamu bisa lebih menghargai apa yang udah ada sekarang dan ngerasa lebih puas tanpa harus selalu mencari yang baru.