Lifestyle

Apa itu ‘FOMO’, Kata yang Viral Jelang Konser Coldplay

Banyak orang yang enggak kenal Coldplay mendadak beli tiket konsernya. Kita menyebutnya dengan istilah FOMO.

Avatar
  • May 16, 2023
  • 7 min read
  • 1659 Views
Apa itu ‘FOMO’, Kata yang Viral Jelang Konser Coldplay

Coldplay akan mengadakan konser di Jakarta, Indonesia pada (15/11). Jelang konsernya, ada satu kata yang viral di kalangan penggemar musiknya. Adalah FOMO atau fear of missing out. Konon, FOMO membuat orang-orang sampai nekat mengajukan pinjaman online (pinjol) cuma demi membeli tiket. Ada juga yang sampai menjual barang atau menguras isi tabungan.

Sebenarnya apa itu FOMO?

 

 

Apa itu FOMO?

Dikutip dari Verywell Mind, FOMO sederhananya berarti takut ketinggalan. Istilah ini mengacu pada perasaan cemas atau kekhawatiran seseorang bahwa mereka akan kehilangan momen penting atau pengalaman yang sedang terjadi. FOMO sering kali muncul ketika seseorang melihat orang lain mengikuti atau terlibat dalam sesuatu yang menarik, dan mereka merasa tertinggal atau tidak mendapatkan pengalaman serupa.

Asal-usul istilah FOMO dapat ditelusuri kembali ke era media sosial. Dalam dunia yang terus terhubung secara digital, orang kerap tergoda untuk membandingkan kehidupan mereka dengan apa yang ditampilkan oleh orang lain di platform media sosial. Melalui foto, video, dan cerita, orang lain dapat membagikan momen yang tampak mengagumkan atau menarik, dan hal ini dapat memicu perasaan FOMO pada orang lain yang melihatnya.

Baca Juga: Pengalaman Jadi Anak Jaksel Sehari: Lebih Nyaman Jadi Warga Pinggiran

Bagaimana FOMO Terkait dengan Konser Coldplay?

FOMO menjadi sangat viral dan dibicarakan luas menjelang konser Coldplay di Jakarta. Sebab, konser tersebut dianggap sebagai suatu momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemar musik di Indonesia. Orang-orang khawatir akan melewatkan pengalaman unik dan tak terlupakan jika tidak hadir di konser tersebut. Mereka merasa tertarik dan terpanggil untuk mendapatkan tiket dan terlibat dalam atmosfer konser yang biasanya luar biasa.

FOMO sebenarnya bukan hanya terkait dengan konser Coldplay saja, tetapi bisa muncul dalam berbagai situasi lainnya seperti pesta, liburan, atau bahkan dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Penyebab FOMO

Fear of Missing Out dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Keinginan untuk Terkoneksi: Manusia adalah makhluk sosial yang secara alami ingin terhubung dengan orang lain. Dalam era digital, media sosial dan teknologi memainkan peran penting dalam memfasilitasi interaksi sosial. Orang sering kali merasa perlu untuk terus memperbarui diri mereka dengan apa yang sedang terjadi di lingkungan sosial mereka, takut akan ketinggalan momen-momen penting atau acara-acara yang sedang tren. Mereka khawatir, dengan tidak terkoneksi secara konstan, maka akan kehilangan ikatan dengan teman-teman, keluarga, atau komunitas.
  • Ketidakpastian dalam Memilih: Perkembangan teknologi juga membawa banyak pilihan dalam kehidupan sehari-hari. Ada begitu banyak acara, produk, atau pengalaman yang tersedia di dunia digital. Dalam situasi ini, seseorang dapat merasa cemas dan khawatir bahwa dengan memilih satu hal, mereka akan melewatkan hal-hal lain yang mungkin lebih baik atau lebih menarik. Mereka terjebak dalam perasaan was-was bahwa pilihan mereka tidak akan memenuhi harapan atau keinginan mereka.
  • Rasa Takut akan Penilaian: Media sosial memainkan peran penting dalam menciptakan rasa takut akan penilaian. Orang sering kali merasa tertekan untuk memperlihatkan kehidupan yang sempurna atau momen-momen menarik dalam akun sosial mereka. Mereka takut bahwa dengan tidak aktif atau tidak memperlihatkan kehidupan yang menarik, mereka akan dinilai rendah oleh orang lain. Akibatnya, mereka merasa perlu untuk terus memperbarui diri dan mengikuti tren yang sedang terjadi agar tetap relevan di dunia digital.
  • Perasaan Tertinggal: FOMO juga dapat disebabkan oleh perasaan tertinggal dari perkembangan atau acara-acara penting. Ketika seseorang melihat teman-teman atau orang lain di sekitarnya melakukan sesuatu yang menarik atau menghadiri acara penting, mereka merasa cemas bahwa mereka akan melewatkan pengalaman yang seru atau penting. Mereka takut menjadi bukan bagian dari percakapan atau kejadian yang sedang terjadi.

Penting untuk diingat, setiap individu dapat mengalami FOMO dalam tingkat yang berbeda. Beberapa penyebab di atas hanya merupakan beberapa faktor umum yang dapat memengaruhi timbulnya rasa takut akan ketinggalan tersebut.

Baca Juga: JOMO: Tak Salah Hidup ‘Ketinggalan Zaman’

Dampak FOMO pada Kesehatan Mental

FOMO berdampak signifikan pada kesehatan mental seseorang. Berikut adalah beberapa dampak negatif FOMO terhadap kesehatan mental:

  1. Stres dan Kecemasan: Ketika seseorang terus-menerus merasa cemas akan ketinggalan momen-momen penting atau acara-acara yang sedang tren, mereka mengalami tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Mereka merasa tertekan untuk terus terkoneksi dengan dunia sosial mereka, memperbarui diri mereka secara konstan, dan memastikan mereka tidak melewatkan hal-hal penting. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan emosional dan menyebabkan perasaan yang tidak menyenangkan.
  2. Depresi: FOMO juga dapat memicu atau memperburuk gejala depresi pada seseorang. Mereka yang sering merasa tertinggal dari kehidupan sosial yang sedang terjadi atau merasa tidak relevan dengan tren dan peristiwa saat ini, dapat mengalami perasaan rendah diri, keputusasaan, dan hilangnya minat pada aktivitas sehari-hari. Perasaan ini dapat berkontribusi pada perasaan depresi yang lebih dalam.
  3. Perasaan Tidak Puas: FOMO dapat menciptakan perasaan ketidakpuasan terhadap diri sendiri dan hidup. Seseorang dapat merasa kehidupan mereka tidak menarik atau sehebat kehidupan orang lain yang mereka lihat melalui media sosial. Hal ini dapat memicu perasaan meragukan diri, dan menimbulkan kekecewaan.
  4. Kurangnya Kehadiran Mental: Ketika seseorang terjebak dalam kecemasan FOMO, mereka mungkin kehilangan kehadiran mental di saat-saat penting dalam kehidupan nyata. Mereka cenderung lebih fokus pada apa yang terjadi di dunia digital, mencoba untuk tetap terhubung dengan orang lain, atau melihat-lihat apa yang sedang terjadi di media sosial. Akibatnya, mereka mungkin melewatkan momen berharga dalam hubungan personal, pekerjaan, atau kegiatan sehari-hari yang dapat memberikan kebahagiaan dan kepuasan.

Penting untuk mengatasi dampak negatif FOMO pada kesehatan mental. Mengambil langkah-langkah untuk mengelola kecemasan, membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial, fokus pada kehidupan nyata yang bermakna, dan mengembangkan rasa diri yang kuat dapat membantu mengurangi dampak negatif FOMO pada kesehatan mental.

Cara Mengatasi FOMO

Dikutip dari Psychology Today, berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi FOMO (Fear of Missing Out):

  • Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain: FOMO sering kali muncul karena kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Setiap individu memiliki perjalanan dan pengalaman yang unik. Menghargai diri sendiri dan fokus pada pencapaian dan kebahagiaan pribadi dapat membantu mengurangi rasa takut akan ketinggalan.
  • Fokus pada Hal-hal yang Penting dalam Hidup: Menentukan nilai-nilai dan tujuan yang penting dalam hidup kita dapat membantu mengarahkan fokus kita pada hal-hal yang lebih bermakna. Dengan memiliki prioritas yang jelas, kita dapat menentukan dengan lebih baik apa yang benar-benar penting bagi kita dan mengurangi kecemasan akan melewatkan hal-hal yang tidak relevan dengan nilai-nilai tersebut.
  • Tetap Terkoneksi dengan Orang Lain tanpa Harus Selalu Online: Penting untuk menjaga hubungan sosial dengan orang lain, tetapi tidak selalu melalui platform media sosial. Menghabiskan waktu berkualitas dengan orang-orang yang kita pedulikan dapat memberikan kepuasan dan kebahagiaan yang sebenarnya. Mengadakan pertemuan tatap muka, berbicara melalui telepon, atau melakukan kegiatan bersama dapat memperkuat hubungan dan mengurangi kecemasan akan ketinggalan.
  • Belajar untuk Merelaksasi Diri dan Menikmati Waktu Sendiri: Menghabiskan waktu sendiri dengan menyendiri dan merenung dapat membantu mengurangi kecemasan FOMO. Dalam momen tersebut, kita dapat menenangkan pikiran, merenungkan kehidupan kita, dan memperkuat koneksi dengan diri sendiri. Praktik meditasi, yoga, atau kegiatan yang menenangkan lainnya dapat membantu kita menemukan ketenangan dalam diri sendiri.
  • Batasi Penggunaan Media Sosial: Media sosial sering menjadi pemicu utama FOMO. Mengurangi waktu yang dihabiskan di platform media sosial atau mengatur batasan penggunaan dapat membantu mengurangi kecemasan dan tekanan yang ditimbulkan oleh perbandingan sosial. Mengalokasikan waktu yang lebih sedikit untuk melihat feed media sosial dan menggantinya dengan aktivitas yang bermanfaat dan memenuhi, seperti membaca buku atau mengembangkan hobi, dapat membantu mengatasi FOMO.

Baca Juga: Asam Garam Konser BLACKPINK: Pengalaman Saya Nonton ‘Born Pink’ ‘Day-2’

Mengatasi FOMO membutuhkan kesadaran diri dan upaya yang konsisten. Dengan mengimplementasikan langkah-langkah di atas, kita dapat membantu mengurangi kecemasan, meningkatkan kesejahteraan mental, dan menemukan kepuasan dalam kehidupan yang sebenarnya.


Avatar
About Author

Kevin Seftian

Previous Post

#MerekaJugaPekerja: Dokumenter Pendek tentang Kerja Perawatan (Care Work) yang Masih Diremehkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *