Apa itu ‘No Buy Challenge’: Ada Perlawanan, Ada Penghematan
Bagaimana rasanya enggak belanja sama sekali? Tren yang tengah viral ini enggak cuma wujud protes pada pemerintah tapi juga bantu kamu belajar hemat.
Di akhir 2024, media sosial diramaikan dengan kampanye “No Buy Challenge 2025.” Tagar #NoBuyChallenge sendiri sampai artikel ini ditulis, (3/1) sudah dipakai hampir 50 juta kali di TikTok dan kini mulai merambah ke platform lain.
Singkatnya, No Buy Challenge adalah tantangan di mana seseorang mencoba buat enggak membeli barang-barang tertentu selama periode waktu tertentu. Tujuan dari tantangan ini simpel tapi powerful: Mengurangi pengeluaran, lebih bijak dalam mengatur keuangan, dan membiasakan gaya hidup yang lebih hemat.
BBC Indonesia menulis, tantangan ini lahir di tengah berbagai kebijakan pemerintah yang diterapkan pada 2025 dan dikhawatirkan bisa ‘mencetak orang miskin baru’. Karena itulah, sosiolog menilai kampanye ini menjadi respons kelas menengah terhadap “ekonomi yang makin sulit atau ketidakpastian finansial”. Mirip kondisinya seperti saat era pandemi Covid-19 lalu.
Baca Juga: Apa itu ‘Frugal Living’, Cara Hidup Hemat tapi Tetap Bahagia
Mengapa No Buy Challenge Penting?
No Buy Challenge bukan cuma tren iseng buat seru-seruan di media sosial. Di balik konsepnya yang sederhana, tantangan ini punya makna yang cukup dalam. Mulai dari mengatur keuangan, belajar menata prioritas, sampai menciptakan hidup yang lebih mindful. Dikutip dari The independent, “More people are making ‘no-buy year’ pledges amid overspending or climate concerns”, ada sejumlah alasan kenapa No Buy Challenge relevan banget di zaman sekarang:
- Mengurangi Dampak Konsumerisme Berlebihan
Kita hidup di era di mana belanja itu mudah banget. Ada diskon tiap bulan, belanja online tinggal klik, dan iklan yang enggak ada habisnya di media sosial. Akhirnya, banyak orang jadi kebiasaan beli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Efeknya? Pengeluaran boncos, rumah penuh barang tidak terpakai, dan kita pusing memikirkan kondisi keuangan.
Dengan ikut No Buy Challenge, kita dilatih buat melawan budaya konsumtif ini. Tantangan tersebut mengajarkan kita buat lebih bijak, fokus ke apa yang benar-benar perlu, dan sadar kalau kebahagiaan tidak selalu datang dari punya banyak barang.
- Bantu Menata Prioritas Keuangan
Kadang, kita punya niat buat menabung demi hal-hal besar, seperti beli rumah atau liburan. Namun realitasnya, uang habis buat hal kecil yang tidak penting. Nah, No Buy Challenge ini sangat cocok buat bantu kita kembali fokus ke prioritas keuangan yang lebih penting.
Selama ikut tantangan ini, kita diajak berpikir ulang tiap kali mau beli sesuatu: “Memang perlu banget enggak, sih? Apa enggak lebih baik uangnya buat tabungan atau tujuan jangka panjang?” Dengan kebiasaan macam ini, pengelolaan keuangan jadi lebih sehat.
- Meningkatkan Kesadaran Diri
Tantangan ini enggak cuma soal menghemat uang, tapi juga membuat kita lebih sadar dengan kebiasaan konsumtif yang selama ini enggak terasa. Contoh simpelnya, beli kopi mahal tiap pagi atau suka order makanan online tanpa pikir dua kali. Lewat No Buy Challenge, kita jadi lebih memahami pola konsumsi pribadi dan dampaknya ke hidup kita.
Kesadaran ini membuat kita lebih bijak dalam membuat keputusan, tidak cuma soal uang tapi juga hal lain, misalnya lebih memilih investasi di pengalaman atau pengembangan diri daripada barang material.
- Mengurangi Stres Akibat Keuangan
Salah satu sumber stres terbesar anak muda sekarang adalah keuangan. Pengeluaran yang tidak terkontrol sering kali berakhir jadi utang atau rasa cemas soal masa depan. No Buy Challenge bisa bantu mengurangi stres ini dengan memberikan kita lebih banyak kontrol atas pengeluaran.
Saat pengeluaran berkurang, kita jadi lebih tenang dan bisa fokus membangun keuangan yang lebih sehat, seperti nabung buat dana darurat atau bayar utang lebih cepat.
- Dukung Gaya Hidup Berkelanjutan
Selain bantu keuangan, No Buy Challenge juga berdampak positif buat lingkungan. Dengan lebih sedikit beli barang, otomatis limbah dan jejak karbon yang kita hasilkan berkurang. Kita jadi terbiasa buat pakai barang yang ada, memperbaiki barang rusak, atau bahkan pinjam barang daripada beli baru.
Gaya hidup ini mengajarkan kita buat lebih menghargai apa yang sudah dimiliki dan hidup lebih sederhana. Dalam jangka panjang, kita bisa lebih nyaman dengan gaya hidup minimalis yang lebih fokus ke kualitas daripada kuantitas.
Baca Juga: Stop Bilang Saya Boros: Ketika Saya Bosan Jadi Miskin
Manfaat Mengikuti No Buy Challenge
Mengikuti No Buy Challenge ternyata bisa berikan dampak positif di banyak aspek kehidupan. Tidak cuma soal keuangan, tapi juga kesehatan mental dan gaya hidup sosial. Dikutip dari NPR, “Could you live without shopping for a year? Try the ‘no-buy challenge’,” berikut beberapa manfaat utama dari tantangan ini.
- Keuangan Lebih Stabil
Manfaat paling kelihatan dari tantangan ini tentu saja hemat uang. Dengan membatasi pengeluaran cuma buat kebutuhan penting, kamu bisa mengumpulkan dana yang biasanya terbuang buat hal-hal kurang esensial. Uangnya bisa dialokasikan untuk nabung, investasi, atau bahkan bayar utang agar lebih cepat lunas.
- Ngurangin Stres Finansial
Punya kebiasaan belanja impulsif sering membuat stres, apalagi kalau pengeluaran tidak sesuai rencana. Tantangan ini bisa bantu kamu lebih tenang karena pengeluaran lebih terkendali. Plus, dana darurat yang terkumpul selama tantangan membuat kamu lebih siap menghadapi kondisi darurat tanpa panik.
- Belajar Hidup Minimalis
Dengan No Buy Challenge, kamu bakal terbiasa hidup minimalis. Fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Kamu juga jadi lebih menghargai barang yang udah ada dan sadar kalau hidup sederhana tidak membuat kamu kehilangan apa-apa.
- Lebih Sadar dalam Konsumsi
Selama menjalani tantangan ini, kamu akan lebih hati-hati sebelum membeli sesuatu. Ini ngebantu kamu membedakan mana yang benar-benar dibutuhin dan mana yang cuma keinginan sesaat. Hasilnya, kamu jadi lebih bijak saat belanja di masa depan.
- Ramah Lingkungan
Tidak cuma soal hemat, No Buy Challenge juga punya manfaat buat lingkungan. Dengan mengurangi belanja, otomatis kamu juga mengurangi limbah. Tantangan ini mengajarkan kamu buat lebih kreatif dalam memanfaatkan barang yang ada, seperti memperbaiki barang rusak daripada langsung beli baru.
Baca Juga: Trendi tapi Mencemari: Mengurai Industri ‘Fast Fashion’ yang Ternyata Rugikan Perempuan
Cara Memulai No Buy Challenge
Ikut No Buy Challenge kelihatannya memang mudah, tapi agar tantangan ini berjalan lancar, kamu butuh persiapan dan strategi yang tepat. Berikut langkah-langkah simpel yang bisa bikin tantangan ini lebih efektif:
- Tetapkan Tujuan yang Jelas
Pertama kamu perlu tahu alasan kenapa ikut tantangan ini. Mau mengumpulkan uang buat menabung? Bayar utang? Atau coba hidup minimalis? Dengan punya tujuan yang jelas, kamu bakal lebih semangat ngejalaninnya. Agar makin efektif, pastikan tujuanmu spesifik dan realistis, jadi tidak gampang menyerah di tengah jalan.
- Buat Aturan Main
No Buy Challenge bukan berarti kamu tidak boleh keluar uang sama sekali. Tetapkan aturan mainnya, misalnya cuma boleh belanja kebutuhan penting seperti makanan, bayar listrik, dan transportasi. Tapi, setop dulu beli barang-barang, seperti baju, gawai baru, atau nongkrong di tempat mahal.
- Cek Kesehatan Keuangan
Sebelum mulai, coba deh lihat lagi pengeluaran kamu beberapa bulan terakhir. Dari situ, kamu bisa tahu kebiasaan belanja apa yang perlu diubah. Ini penting buat menentukan area pengeluaran mana yang harus dikurangi agar tantangannya lebih terasa manfaatnya.
- Ajak Orang Terdekat
Supaya makin seru dan tidak gampang tergoda, ajak keluarga atau teman untuk ikutan tantangan ini. Selain jadi penyemangat, mereka juga bisa bantu ngingetin kamu biar tetap konsisten. Tantangan ini pasti lebih asyik kalau dijalani bareng-bareng.
- Kurangi Godaan
Godaan belanja itu real banget, apalagi kalau sering scroll aplikasi belanja atau lihat diskon di media sosial. Solusinya? Coba untuk hapus dulu aplikasi belanja online, nonaktifkan notifikasi promo, dan kurangi jalan-jalan ke mal kalau kurang perlu. Dengan begitu, keinginan buat belanja bisa lebih terkendali.
- Maksimalkan Barang yang Ada
Selama tantangan berlangsung, fokuslah pada barang yang sudah kamu punya. Gunakan pakaian lama, masak dari stok bahan di rumah, dan kalau ada barang rusak, coba perbaiki dulu sebelum kepikiran beli baru. Cara ini tidak cuma membuat jadi lebih hemat, tapi juga lebih ramah lingkungan.
Ilustrasi oleh Karina Tungari