Politics & Society Screen Raves

Kenapa Film Barbie Diboikot Vietnam?

Ada gambar peta yang terselip di trailer film Barbie, yang bikin Vietnam melarang penayangannya. Apa itu?

Avatar
  • July 13, 2023
  • 5 min read
  • 1590 Views
Kenapa Film Barbie Diboikot Vietnam?

Film Barbie terbaru yang dibintangi Margot Robbie dan Ryan Gosling akan segera dirilis. Namun, menurut surat kabar Tuoi Tre yang dikelola pemerintah Vietnam, film ini dilarang ditayangkan di negara tersebut. Kepala Departemen Perfilman, lembaga pemerintah di Vietnam yang mengurus lisensi dan sensor film, mengatakan

Kami tidak memberikan lisensi untuk film Amerika ‘Barbie’ untuk rilis di Vietnam, karena memuat gambar nine-dash line (sembilan garis putus-putus) yang dirasa sangat sensitif bagi pemerintah Vietnam.

 

 

Tanggapan Vietnam terhadap penggambaran Laut Cina Selatan dalam film Barbie menunjukkan betapa sensitifnya isu ini di Asia Tenggara, khususnya di Vietnam.

Apa Itu Nine-dash Line?

Perebutan wilayah Laut Cina Selatan memiliki sejarah panjang.

Pada 1974 dan 1988, Cina dan Vietnam terlibat bentrokan militer karena memperebutkan Kepulauan Paracel dan Spratly yang terletak di Laut Cina Selatan.

Bentrokan tersebut terjadi di darat. Tetapi, baru-baru ini fokusnya beralih ke klaim atas landas kontinen (wilayah dasar laut yang membentang di luar pantai hingga setidaknya 200 mil laut), dan zona ekonomi (wilayah setidaknya 200 mil laut dari pantai).

Sejak akhir 1940-an, pemerintah Cina telah mempromosikan apa yang mereka sebut nine-dash line di Laut Cina Selatan. Garis tersebut, juga dikenal sebagai “garis berbentuk huruf U” atau menyerupai “lidah sapi”, terdiri dari sembilan garis putus-putus.

Baca juga: Film Barbie di Tangan Greta Gerwig, Apakah Bisa Jadi Feminis?

Seperti yang digambarkan dalam berbagai peta Cina, baik resmi maupun tidak resmi, garis-garis itu membentang di lepas pantai Pulau Hainan Cina, dan terus mendekati pantai Vietnam, jauh ke dalam Laut Cina Selatan, dan menutupi Kepulauan Spratly.

Di bagian utara Pulau Kalimantan, dekat pantai Malaysia dan Brunei, garis itu berbelok dan membentang ke arah barat Filipina dan berakhir tepat di selatan Taiwan.

Garis tersebut telah lama menimbulkan berbagai spekulasi tentang apa maksud cakupan wilayah itu. Apakah ini klaim teritorial Cina? Apakah ini klaim Cina atas wilayah maritim? Atau apakah ini bentuk klaim kedaulatan atas seluruh wilayah atau hanya untuk sumber daya yang terkandung di sana?

Cina tidak pernah secara eksplisit menjelaskan apa saja yang tercakup dalam klaim tersebut tetapi tetap terus-terusan mengungkapkan klaimnya. Ini terutama sejak Malaysia, Filipina, dan Vietnam mulai mengajukan klaim mereka sendiri atas sebagian Laut Cina Selatan, yang cakupannya tumpang tindih dengan nine-dash line.

Siapa yang membantah garis itu?

Pengaduan yang dilakukan bersama-sama oleh Malaysia dan Vietnam pada 2009 kepada Komisi Batas Landas Kontinen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyoroti persaingan klaim atas landas kontinen di Laut Cina Selatan, yang saat ini tengah memicu kontroversi.

Cina memberikan tanggapan diplomatik resmi kepada PBB dengan mengklaim:

Cina memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas pulau-pulau di Laut Cina Selatan dan perairan sekitarnya, dan menikmati hak kedaulatan dan yurisdiksi yang tak terbantahkan atas perairan di wilayah terkait, serta dasar laut dan tanah di bawahnya (lihat peta terlampir).

Cina melampirkan salinan peta nine-dash line pada protes diplomatik resminya terhadap pengaduan Malaysia/Vietnam dan menyatakan

Posisi yang tergambar di atas secara konsisten dipegang oleh Pemerintah Cina, dan diketahui secara luas oleh masyarakat internasional.

Namun, ternyata klaim tersebut tidak benar-benar diketahui oleh atau diberitahukan secara luas kepada komunitas internasional. Sejak saat itu, Komisi Batas Landas Kontinen telah menjadi semacam medan pertempuran hukum de facto terkait pandangan mengenai status nine-dash line.

Sementara Cina terus berupaya memperkuat posisinya terhadap legitimasi nine-dash line, negara-negara lain seperti Australia, Prancis, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Inggris, dan Vietnam terus membantah klaim Cina.

Namun, Komisi Batas Landas Kontinen bukanlah pengadilan dan anggotanya terdiri dari para ilmuwan yang mengevaluasi klaim landas kontinen.

Baca juga: ‘She’s Everything, He’s Just Ken’: Film Barbie dan Pertanyaan Soal ‘Women Empowerment’

Filipina, sebagai negara lain yang juga mengklaim bagian dari wilayah tersebut, bisa memilih apakah mau menantang legalitas klaim nine-dash line Cina di bawah hukum laut secara terpisah (melalui komisi atau lembaga lain). Pada 2016, Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut di PBB memutuskan dengan suara bulat bahwa klaim Cina tidak memiliki dasar dalam hukum internasional.

Putusan itu jelas dan konklusif, tapi segera ditolak oleh Cina. Meskipun Filipina memenangkan argumen hukum bahwa nine-dash line tidak memiliki dasar dalam hukum internasional modern atau hukum laut, Cina menolak untuk menghormati hasil putusan tersebut dan terus menegaskan haknya atas Laut Cina Selatan.

Baca juga: Barbie ‘Down Syndrome’ hingga Lego: 5 Mainan Anak-anak yang Berusaha Inklusif

Pemerintah Cina juga telah melakukan berbagai cara. Ini termasuk membangun pulau buatan di Laut Cina Selatan, mengusik pesawat angkatan laut dan militer asing yang melewati wilayah tersebut, mengintimidasi nelayan Vietnam dan nelayan asing lainnya, memaksakan hak untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi cadangan minyak dan gas maritim, dan terus menerbitkan peta yang menggambarkan klaim nine-dash line.

Inilah mengapa setiap legitimasi yang diberikan terhadap nine-dash line, bahkan di film-film Hollywood, sangatlah sensitif.

Mengapa Peta Begitu Kontroversial?

Peta mencerminkan atribut nasional yang kritis: wilayah.

Peta menentukan batas luar klaim teritorial. Anak-anak mengenal negara asal mereka melalui peta. Peta secara historis digambarkan pada prangko, bangunan dan, bdi masa kini, situs web pemerintah.

Peta zaman sekarang menggambarkan suatu negara secara digital dan banyak yang dipertentangkan, seperti yang disorot dalam invasi Rusia ke Ukraina.

Mahasiswa bisa menantang profesor mereka ketika mendapati peta yang menunjukkan wilayah yang disengketakan.

Peta memiliki makna dan menyentuh kepekaan nasional.

Tanggapan Vietnam terhadap nine-dash line Cina yang ditampilkan dalam film Hollywood dapat dipahami. Ini menunjukkan sedang berlangsungnya perlawanan sengit terhadap legitimasi klaim nine-dash line Cina atas Laut Cina Selatan, bahkan di dunia fiksi Film Barbie.The Conversation

Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.



#waveforequality


Avatar
About Author

Donald Rothwell

Donald Rothwell, Professor of International Law, Australian National University

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *