Beauty Lifestyle

5 Kebiasaan ‘Body Shaming’ yang Harus Kita Hentikan

Komentar ‘body shaming’ terlihat tidak berbahaya tapi bisa berdampak buruk pada korbannya, yakni menurunkan kepercayaan diri sampai depresi.

Avatar
  • March 29, 2019
  • 5 min read
  • 715 Views
5 Kebiasaan ‘Body Shaming’ yang Harus Kita Hentikan

“Badak” atau “gajah” adalah kata-kata yang menempel di benak “Amel” jika ia mengenang masa-masa SMA-nya sekitar enam tahun yang lalu. Dengan tinggi badan menjulang dan bobot yang dianggap terlalu berlebih untuk perempuan, teman-teman sekolahnya menganggap kedua julukan itu pantas untuknya.

“Mungkin mereka menganggap nama panggilan itu hanya candaan. Tapi mereka tidak tahu bahwa dampaknya kepada mentalku berlangsung cukup lama,” kata Amel.

 

 

Ia menyayangkan bahwa orang-orang menilai dia hanya sebatas fisiknya. Bahka jika ia sakit, yang disalahkan adalah berat badannya yang dianggap membuatnya tidak sehat.

“Teman-teman saya yang kurus bisa memakan makanan siap saji setiap hari dan tidak akan ada yang mengomentari itu. Tetapi aku, yang main futsal, bola voli dan juga berenang, dianggap tidak sehat hanya karena aku besar,” ujarnya.

Kini, Amel adalah seorang mahasiswi Magister Ilmu Psikologi di Jakarta. Ia juga aktif mempromosikan body positivity di media sosialnya dan juga di blog pribadinya.

Komentar-komentar yang mencela tubuh alias body shaming dialami oleh perempuan di seluruh dunia. Laki-laki juga mengalaminya, namun perempuan lebih banyak karena standar kecantikan tidak masuk di akal yang berlaku di masyarakat serta norma yang menganggap bahwa yang terpenting bagi perempuan adalah fisiknya.

Tidak banyak yang menyadari bahwa dampak body shaming ini sungguh besar bagi yang menerimanya. Sejumlah studi ilmiah menunjukkan bahwa body shaming bisa membuat orang merasa tidak percaya diri, mengikuti program diet ketat sampai mengalami kelainan pola makan (eating disorder), dan bahkan depresi.

Banyak yang percaya bahwa body shaming terhadap orang-orang yang gemuk akan membuat mereka malu dan memotivasi mereka untuk lebih sehat. Tapi, menurut sejumlah studi, ternyata yang terjadi sebaliknya. Bukannya termotivasi, orang-orang yang menghadapi body shaming, terutama fat shaming, akan semakin merasa tidak nyaman dengan dirinya, dan membuat mereka lebih banyak makan.

Dinar Pandan Sari, Program Officer di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, mengatakan banyak orang tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan adalah body shaming.

“Mereka juga menganggap bahwa mengomentari fisik orang adalah hal yang biasa,” kata Dinar, yang juga anggota tim SKATA, sebuah platform digital yang fokus pada kesehatan reproduksi, seksualitas dan pembangunan keluarga.

Menurutnya, adanya gegar budaya dalam penggunaan teknologi komunikasi juga menjadi sebuah faktor pendorong terus adanya body shaming dalam masyarakat.

“Mereka mengomentari fisik orang di balik layar ponselnya dengan alasan ‘kebebasan berpendapat’. Kemudahan teknologi mengakibatkan mereka melupakan bahwa segala sesuatu ada etikanya,” ujar Dinar.

Dinar juga mengatakan bahwa mencari role model yang baik di media tidak mudah. Dengan ini, perilaku negatif seperti mengomentari orang lain atau mengkritik orang lain telah mengalami amplifikasi di media sosial. “Kebiasaan seperti ini dapat ditiru oleh orang-orang yang melihatnya di media mainstream, walaupun kebiasaan ini adalah buruk,” kata Dinar.

Berikut adalah tips dari Dinar dan Skata untuk menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk kita yang sebenarnya termasuk sebagai body shaming:

1. Jangan mengidolakan tipe tubuh yang disajikan di media

Pertama, kita harus menanamkan pada diri sendiri bahwa tipe tubuh yang dipresentasikan di media bukanlah tipe tubuh yang realistis. Standar kecantikan yang dipamerkan dalam media sudah melalui proses penyuntingan besar-besaran. Jadi berhenti membandingkan diri dengan tipe tubuh “ideal” yang disajikan di media. Body shaming dapat berhenti jika kita mulai dari diri sendiri dulu. Jadi, mulailah dengan mencintai diri sendiri.

2. Bangun perilaku yang lebih sehat

Komentar yang terkesan harmless belum tentu tidak berdampak pada orang yang kamu komentari. Komentar seperti “kok kamu kulitnya makin gelap ya?” atau “kamu gemukan ya sejak terakhir bertemu”. Mungkin kamu bermaksud untuk memujinya atau mengungkapkan perbedaan yang kamu perhatikan dari mereka. Tetapi mengomentari fisik seseorang itu tidak diperlukan. Sadari bahwa meski komentar kamu terdengar tidak berbahaya, hal itu dapat berdampak lama pada orang yang kamu komentari.

3. Jangan menilai orang dengan tipe tubuh yang berbeda denganmu atau dengan cara mereka berpakaian

Semua orang berbeda dan menarik dengan caranya sendiri. Berhentilah memberi komentar seperti, “Kok dia berani ya, pakai baju itu?”, “Menurutku baju seperti itu tidak pantas untuk tipe tubuhmu yang seperti itu” atau “Kamu terlihat terlalu gemuk dengan baju itu”. Secara tidak langsung kamu menilai seseorang dari fisiknya dan memberikan opini yang tidak perlu mengenai fisiknya. Ingatlah bahwa semua orang berhak untuk berekspresi dengan caranya sendiri. Jangan takut untuk berbeda dan jangan takut untuk berpakaian sesuai dengan seleramu.

4. Berhenti mengkritik gaya hidup seseorang yang berbeda denganmu

Hilangkan stereotip bahwa orang-orang dengan fisik tertentu harus mengikuti pola hidup tertentu. Misalnya seseorang dengan badan kurus harus didorong untuk makan lebih banyak atau seseorang dengan badan berisi harus didorong untuk berolahraga dan diet. Hindari membandingkan gaya hidupmu dengan orang lain. Live your own life for you, and not for anybody else.

5. Jangan mengkritik tubuhmu, tetapi dijaga baik-baik

  • Makan makanan yang sehat dan bernutrisi. Pelajari apa saja jenis makanan yang baik untuk tubuhmu dan berapa banyak yang kamu butuhkan. Makanlah secara perlahan. Rasakan. Nikmati. Makan secara benar membantumu terlihat lebih baik. Makanan memberikanmu energi yang kamu butuhkan dan mendorong citra positif terhadap tubuhmu. Perlakukan tubuh dengan benar dan rasakan hal yang lebih positif dari tubuhmu.
  • Tidur yang cukup. Matikan semua layar sehingga kamu bisa tidur dengan optimal. Tidurlah pada waktunya.
  • Aktiflah sepanjang hari. Tubuhmu perlu bergerak agar bisa lebih kuat dan sehat. Kamu bisa berolahraga apa saja yang kamu sukai, seperti berlari, jalan, yoga atau bahkan menari.

“Aku bangga sama diri sendiri, mbak. Semua orang menyarankan segala macam cara biar aku turun berat badan, biar aku cantik. Tetapi aku tidak menjadikan ini sebagai alasan aku harus benci pada diri sendiri,” kata Amel.

“Justru aku menjadikan ini semangat buat aku untuk membantu orang-orang lain menyayangi diri mereka sendiri. No matter how they look they are beautiful inside out, and they should know it!”.

Artikel ini adalah bagian dari kampanye 1001 Cara Bicara, hasil kerja sama Magdalene dan SKATA, sebuah inisitiaf digital yang membantu pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik.

Ilustrasi oleh Adhitya Pattisahusiwa


Avatar
About Author

Shafira Amalia

Shafira Amalia is an International Relations graduate from Parahyangan Catholic University in Bandung. Too tempted by her passion for writing, she declined the dreams of her young self to become a diplomat to be a reporter. Her dreams is to meet Billie Eilish but destroying patriarchy would be cool too. Follow her on Instagram at @sapphire.dust where she's normally active.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *