Lifestyle

Drama Musikal ‘Belakang Panggung’ Beri Ruang Bagi Penyintas untuk Bersuara

Sebuah drama musikal tentang kekerasan seksual di dunia teater ingin mendorong para penyintas untuk bersuara.

Avatar
  • February 20, 2020
  • 3 min read
  • 785 Views
Drama Musikal ‘Belakang Panggung’ Beri Ruang Bagi Penyintas untuk Bersuara

Gemerlap panggung teater menyimpan sisi gelap, seperti yang dialami aktris pendatang baru Rani Gunawan (Mian Tiara) saat mendapat peran dalam pertunjukan Rama dan Sinta. Awalnya, Rani sangat bahagia dengan kesempatan emas yang ia dapat, bermain dengan aktor besar Aditya Santoso (Rama Widi) di bawah arahan sutradara kawakan Teguh Santoso (Kiki Narendra). Namun, kebahagiaan itu dinodai kekerasan seksual yang ia alami ketika bekerja dalam proyek tersebut.   

Kisah penyintas kekerasan seksual ini adalah inti cerita Belakang Panggung, sebuah drama musikal garapan sutradara Andrew Trigg dari kelompok teater Jakarta Players, dan produser Airin Efferin serta Dimas Subagio.

 

 

Berlangsung pada 6-8 Maret 2020 di Institute Francais Indonesia (IFI), Jakarta Pusat, ide cerita drama ini berangkat dari kampanye #MulaiBicara dari Lentera Sintas Indonesia, sebuah kelompok pendukung penyintas kekerasan seksual.

“Sebagai seorang penyintas kekerasan seksual, kampanye tersebut membuat saya merasa masih ada harapan bagi para penyintas untuk mulai bersuara,” ujar Airin dalam konferensi pers, Kamis (13/2).

Airin kemudian mengajak aktris Marissa Anita, yang terlibat dalam kampanye tersebut, untuk menggarap dan bermain dalam drama musikal itu. Naskah cerita sendiri ditulis oleh Trigg dan Mario Hasan. Marissa  mengatakan bahwa ini untuk pertama kalinya ada drama musikal yang memvisualisasikan perasaan penyintas kekerasan seksual.

“Bukan hanya dari sisi korban saja yang akan diperlihatkan di drama ini, tetapi juga orang-orang di sekitar korban,” kata Marissa.

“Selama ini di masyarakat kasus seperti ini masih dibiarkan saja, nah di sini juga akan diperlihatkan bagaimana sih seharusnya kita merespons ketika ada kasus kekerasan seksual di sekitar kita,” tambahnya.  

Baca juga: Pertunjukan Teater ‘Blackbird’ Soroti Kekerasan Seksual terhadap Anak

Salah satu penggagas Lentara Sintas, Sophia Hage, menyambut baik proyek ini yang ia harap akan memantik diskusi dan menyediakan ruang aman bagi penyintas untuk mulai bicara. Sophia mengatakan survei yang dilakukan Lentera bersama Magdalene dan Change.org pada 2016 menunjukkan, 72 persen responden tidak berani berbicara kepada siapa pun karena takut akan prasangka buruk dan malu. Selain itu, 93 persen dari korban kekerasan fisik atau seksual memilih untuk tidak melaporkan kasusnya.

“Sejak 2016 kami mulai mencari cara bagaimana agar isu ini mudah dicerna dan dibicarakan di dalam masyarakat. Dan selama ini kasus-kasus yang terjadi selalu berfokus pada pelaku. Nah, di pementasan Belakang Panggung ini kami ingin memperlihatkan, begini loh seharusnya masyarakat merespons kasus-kasus kekerasan seksual,” ujar Sophia.

Tiara, yang juga seorang penyintas kekerasan seksual, mengatakan lewat proyek ini, ia ingin menjadi penyemangat bagi para penyintas lain untuk melihat bahwa mereka tidak pernah sendiri.

Baca juga: ‘Nyanyian Sunyi Kembang Genjer’ Upaya Generasi Muda Pertanyakan Sejarah

“Saya merasa hal seperti patut disuarakan, karena sering kali cerita-cerita penyintas hanya menjadi percikan berita dan sensasi lalu tenggelam begitu saja. Masih sedikit yang akhirnya menindaklanjuti kasusnya,” ujar Tiara, yang baru-baru ini buka suara mengenai pelecehan seksual yang dilakukan terhadapnya oleh seorang aktor senior.

Kiki Narendra mengatakan, isu kekerasan seksual di dunia seni memang sudah menjadi rahasia umum.

“Bagi saya sebagai seorang aktor, mungkin ini salah satu cara untuk ikut ambil bagian dalam menyuarakan isu ini. Posisi saya cukup jelas, saya mendukung penyintas maupun kalian yang belum bersuara,” ujarnya.

Belakang Panggung menyasar berbagai lapisan umur, terutama remaja, agar mereka lebih sadar akan masalah ini.

“Kami memang menargetkan drama musikal ini memiliki rating PG-13 atau bimbingan orang tua. Di tanggal 4 Maret pun, kami memiliki pementasan khusus untuk anak-anak remaja,” kata Sophia.

Ia menambahkan, bagi mereka yang ingin menonton namun masih ragu karena takut mengingatkan pada trauma masa lalu, Lentera Sintas sudah menyiapkan tim pertolongan pertama psikologis yang berjaga-jaga di area.

Informasi mengenai pemesanan tiket “Belakang Panggung” bisa didapatkan di akun Instagram @musikalbelakangpanggung.



#waveforequality


Avatar
About Author

Elma Adisya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *