Demi mengajak generasi muda menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan mini konser “Election Beats, Voices of Our Generation”. Acara yang berlangsung pada (9/12) ini adalah kolaborasi Kominfo bersama Literasi Demokrasi dan Magdalene, untuk mengurangi angka golongan putih (golput).
Acara ini terselenggara setelah berkaca dari maraknya kampanye bernuansa Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) dan politik identitas di Pemilu 2019.
Misalnya dengan memanfaatkan ujaran kebencian, menyebarkan misinformasi dan disinformasi, serta olok-olok politik antar pasangan calon presiden dan wakil presiden, terkait isu-isu yang tak substantif. Akibatnya, muncul sikap apatis terhadap pemilu, dan mendorong golput di kalangan pemilih muda.
Karena itu, demokrasi yang sehat dan berkualitas perlu dijaga. Menurut Pemimpin Redaksi Magdalene Devi Asmarani, caranya dengan menggunakan hak pilih setiap lima tahun sekali.
“Sebagai media yang didirikan untuk memberdayakan, menanamkan kepedulian, dan rasa pandangan yang kritis, kami percaya bahwa menggunakan hak pilih adalah sebuah privilege, maupun kewajiban bagi kita sebagai warga negara Indonesia,” ujar Devi dalam pembukaan acara tersebut.
“Tapi enggak berhenti di situ. Kita tetap punya hak untuk menuntut akuntabilitas dari siapa pun yang terpilih.”
Namun, penggunaan hak pilih di kalangan masyarakat itu—terutama pemilih muda di kalangan milenial dan Gen Z—perlu kembali didorong. Salah satunya lewat musik, yang merupakan medium untuk menyampaikan pentingnya berpartisipasi dalam pemilu maupun berbagai isu politik.
Hal itulah yang mendorong penyelenggaraan “Election Beats, Voices of Our Generation”, yang turut dimeriahkan oleh Vira Talisa dan Lalahuta sebagai penampil. Harapannya, konser musik ini dapat mengingatkan masyarakat untuk memilih anggota eksekutif dan legislatif dengan terinformasi, dengan menerapkan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, pada Februari 2024 mendatang.