Apa itu ‘Slow Living’, Gaya Hidup yang Viral di Media Sosial
Bagaimana cara menjalani ‘slow living’ yang konon bisa membuat kondisi mentalmu tetap sehat.
Belakangan beberapa artis di Indonesia mengaku menerapkan slow living. Duta, vokalis band Sheila on 7 misalnya, terbiasa hidup santai, kemana-mana mengenakan motor bebek sederhana, dan memakai celana pendek plus kaos oblong. Senada, aktor senior Lulu Tobing juga menerapkan gaya hidup ini dan menolak untuk terjebak pada kompetisi dengan orang lain.
Sepintas apa yang dilakukan orang-orang ini tampak menarik. Terlebih dalam dunia yang semakin serba cepat dan padat, konsep slow living memang jadi pilihan masuk akal. Sejumlah orang merasa terjebak dalam rutinitas yang menguras energi dan kehilangan momen-momen berharga dalam hidup. Karena itulah menjalani hidup dengan santai jadi salah satu kunci agar tidak depresi.
Sayangnya, contoh figur-figur di atas sudah memiliki lebih banyak uang ketimbang orang-orang biasa. Tak heran jika mereka yang kritis terhadap gaya hidup ini berkata, slow living cuma cocok diterapkan untuk mereka yang berduit.
Lepas dari itu, sebenarnya apa saja manfaat dari slow living, bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan apakah memang cuma layak dilakukan oleh orang-orang kelas menengah ke atas?
Apa itu Slow Living?
Slow living bukanlah tentang malas atau tidak melakukan apa-apa. Dikutip dari CNN Indonesia, slow living adalah filosofi yang mengajak kita untuk mengalami hidup dengan lebih mendalam dan menghargai setiap momen yang kita alami. Ini adalah tentang memutuskan untuk memperlambat laju kehidupan, merangkul keadaan sebagaimana adanya, lantas menemukan kedamaian dalam kesederhanaan.
Kenapa slow living semakin populer? Sebab, kehidupan yang sibuk dan penuh tekanan, membuat kita sering kali terburu-buru melintasi hari-hari tanpa benar-benar merasakan dan menghayati setiap momen. Gaya hidup ini hadir untuk mengajarkan kita melambat, memfokuskan perhatian pada pengalaman-pengalaman kecil yang sering terabaikan, dan menghadirkan diri sepenuhnya dalam setiap aktivitas. Dengan merenungkan sensasi dan makna dari setiap tindakan, kita dapat menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana.
Slow living adalah tentang menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan waktu untuk diri sendiri atau work-life balance. Ini mengingatkan kita akan pentingnya merawat kesejahteraan fisik dan mental kita. Dengan menghindari kelebihan kerja dan memberikan waktu yang cukup untuk istirahat, kita bisa mengurangi stres dan menjaga kesehatan.
Baca Juga: Apa itu ‘Frugal Living’, Cara Hidup Hemat tapi Tetap Bahagia
Manfaat dari Slow Living
Dilansir Sehat Q, Menerapkan slow living dapat memberikan sejumlah manfaat positif bagi kesejahteraan kita secara keseluruhan.
1. Reduksi Stres
Dalam dunia yang penuh dengan tuntutan dan tekanan, stres menjadi salah satu masalah yang umum dialami. Namun, dengan menerapkan konsep slow living, kamu dapat mengalami penurunan yang signifikan dalam tingkat stres kamu.
Langkah pertama dalam meredakan stres adalah dengan mengidentifikasi sumber-sumbernya. Cobalah melihat kembali rutinitas harian kamu dan temukan elemen-elemen yang sering membuat kamu merasa tertekan. Apakah itu tekanan pekerjaan, kelebihan aktivitas, atau bahkan gangguan teknologi? Dengan mengenali sumber-sumber stres, kamu dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk menguranginya.
Aktivitas fisik seperti olahraga dan relaksasi seperti yoga atau meditasi juga dapat membantu mengurangi stres. Melalui latihan fisik, Anda dapat melepaskan ketegangan fisik dan emosional. Sementara itu, melalui relaksasi, kamu dapat menenangkan pikiran.
2. Peningkatan Kualitas Hidup
Dengan memusatkan perhatian pada hal-hal yang membuat jadi lebih bahagia, kita dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Slow living membantu kita menghilangkan hal-hal yang hanya mengisi waktu tanpa memberikan nilai positif.
Baca Juga: Kisah Saya Hadapi Depresi Pasca-Melahirkan: Nyaris Mengakhiri Hidup dan Sakiti Anak
3. Koneksi yang Lebih Dalam
Gaya hidup slow living juga memungkinkan kita untuk lebih terhubung dengan diri sendiri dan orang lain. Kita memiliki waktu untuk berbicara, berbagi, dan menciptakan hubungan yang lebih bermakna.
Tips untuk Mengadopsi Slow Living
Menerapkan gaya hidup slow living relatif gampang, tetapi memerlukan kesadaran dan komitmen untuk merubah rutinitas harian kamu. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu kamu mengadopsi pendekatan slow living dalam kehidupan sehari-hari.
1. Buat Rencana Harian yang Terukur
Mengadopsi slow living tidak berarti kamu harus menghentikan semua aktivitas. Sebaliknya, buatlah rencana harian yang terukur dan realistis. Prioritaskan tugas-tugas yang benar-benar penting dan sisihkan waktu untuk istirahat dan relaksasi. Hindari menumpuk terlalu banyak aktivitas dalam satu hari, sehingga Anda memiliki ruang untuk merasakan setiap momen dengan lebih dalam.
2. Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
Merupakan bagian penting dari slow living untuk meluangkan waktu khusus untuk diri sendiri. Pilihlah aktivitas yang kamu nikmati dan yang dapat membuat kamu jadi merasa lebih tenang, seperti membaca buku, atau bermeditasi. Ini adalah momen di mana kamu dapat merenung, melepaskan tekanan, dan merasa lebih terhubung dengan diri kamu sendiri.
3. Kurangi Ketergantungan pada Teknologi
Teknologi, meskipun memberikan banyak kemudahan, juga dapat mengganggu slow living. Notifikasi yang terus muncul dan tekanan untuk terus terkoneksi dapat membuat kamu jadi merasa stres. Aturlah waktu khusus di mana kamu dapat mematikan perangkat elektronik, sehingga kamu dapat benar-benar meresapi momen.
Baca Juga: 6 Cara Hidup Hemat Anak Kos Tanpa Harus Telan Obat Maag
4. Beri Perhatian Penuh
Ketika kamu sedang melakukan sesuatu, berikan perhatian penuh pada aktivitas tersebut. Jangan terjebak dalam pikiran tentang tugas berikutnya atau masa depan. Misalnya, saat kamu sedang makan, fokus pada rasa makanan dengan seksama. Dengan begitu, kamu jadi merasakan kehadiran penuh dan mengurangi stres.
5. Terima Keterbatasan
Terakhir, terimalah keterbatasan. Kamu tidak perlu melakukan segalanya dengan sempurna atau memiliki segalanya. Belajar untuk mengenali dan menerima batasan diri, yang nantinya akan dapat membantu kamu mengurangi stres dan tekanan yang tidak perlu.
Dengan menerapkan tips-tips ini, kamu bisa mengadopsi gaya hidup slow living dan merasakan perubahan positif dalam kesejahteraan fisik, mental, dan emosional. Ingatlah bahwa perubahan ini adalah proses, jadi bersabarlah dengan diri sendiri dan nikmati setiap langkah perjalanan menuju hidup yang lebih bermakna.
Pada akhirnya, jangan khawatir gaya hidup ini cuma milik orang kaya yang punya privilese. Slow living dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa memandang tingkat pendapatan. Sementara aspek-aspek tertentu dari hidup lambat, seperti makanan organik atau mode berkelanjutan, bisa jadi lebih mahal, hidup lambat pada akhirnya adalah tentang memprioritaskan apa yang paling penting bagi kita dan menjalani kehidupan yang lebih sederhana dan lebih memuaskan.
Ilustrasi oleh: Karina Tungari