December 5, 2025
Issues

Jurnalis ‘Al Jazeera’ Anas Al-Sharif dan Keempat Rekannya Meninggal Dibom Israel

Penyerangan ini dilandasi tuduhan bahwa Anas adalah “teroris” dari Hamas yang menyamar sebagai jurnalis, tapi klaim tersebut dibantah oleh CPJ dan Al Jazeera. Kematian Anas menjadi contoh nyata elitisida. Apa itu elitisida?

  • August 12, 2025
  • 2 min read
  • 1258 Views
Jurnalis ‘Al Jazeera’ Anas Al-Sharif dan Keempat Rekannya Meninggal Dibom Israel

Minggu, 10 Agustus 2025, Jurnalis Al Jazeera Anas Al-Sharif (28) beserta empat rekannya meninggal akibat serangan bom Israel yang menghantam tenda penampungan pers, dekat Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza.

Pihak Al Jazeera mengecam tragedi pembunuhan tersebut. “Perintah untuk membunuh salah satu jurnalis paling berani di Gaza, Anas Al-Sharif dan rekan-rekannya, adalah upaya putus asa dalam membungkam suara-suara yang mengungkap rencana perebutan dan pendudukan Gaza,” tulis Jaringan Media Al Jazeera, dikutip dari Al Jazeera.

Foto: X/AnasAlSharif0

Dilansir dari BBC, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi, telah menargetkan Anas. IDF menuduh Anas sebagai Kepala Sel Hamas dan melakukan penyerangan roket kepada penduduk, serta pasukan Israel. Mereka mengklaim, memiliki dokumen Hamas yang menunjukkan keterlibatan Anas dalam kelompok tersebut. 

Namun, klaim itu langsung dibantah oleh organisasi Committee to Protect Journalist (CPJ). Direktur CPJ untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Sara Qudah bilang: “Pola Israel melabeli jurnalis sebagai pasukan bersenjata meningkatkan pertanyaan serius tentang intensi dan kehormatan negara itu pada kebebasan pers.”

Foto: https://cpj.org/about/people/

Pesan Terakhir dari Anas

Sebelum dibunuh, Anas mem-posting di akun X-nya kalau Israel sedang melancarkan serangan bom di bagian timur dan selatan Gaza. Dia juga mengungkapkan kalau kematiannya sudah dekat dan memberikan pesan terakhir. Di dalam pesan tersebut, Anas menceritakan segala penderitaan yang dialaminya tidak menumbangkan tekadnya sebagai jurnalis. 

“Saya telah mengalami penderitaan dengan detail, merasakan penderitaan dan kehilangan berkali-kali, tapi saya tidak pernah ragu untuk menyampaikan kebenaran apa adanya, tanpa distorsi atau pemalsuan,” tulisnya. 

Seperti yang pernah ditulis Magdalene, serangan Israel yang menyasar jurnalis Al Jazeera ini dapat dibaca sebagai fenomena elitisida–pembunuhan sistematis pada tokoh berpengaruh seperti dokter, akademisi, penulis, jurnalis, dan pemimpin agama untuk mencegah regenerasi di komunitas dan mematahkan harapan untuk perlawanan.

Elitisida dilakukan secara sengaja dan terencana. Dalam kasus Anas, IDF bahkan mengakui telah menargetkannya, meski alasannya tidak berdasar menurut CPJ dan Al Jazeera. Sayangnya, di mata dunia, kematian tokoh-tokoh penting ini seakan tak berarti. Tak ada satu pun pasukan Israel diadili atas tindakan mereka. 

Melansir Al Jazeera, Anas dan rekan-rekannya sudah dimakamkan di pemakaman Sheikh Radwan, jantung Jalur Gaza (11/08). Jurnalis, teman, dan keluarga berkumpul untuk menguburkan mereka. 

Orang-orang yang hadir di pemakaman meneriakkan slogan yang mengecam pembunuhan terhadap jurnalis. 

Foto: REUTERS/Dawoud Abu Alkas

About Author

Andrei Wilmar and Brigitta Novia Lumakso