Lifestyle

Koleksi Meme dari Olimpiade Paris 2024, Mana Favoritmu?

Dari Snoop Dog sampai laki-laki muffin.

Avatar
  • August 28, 2024
  • 5 min read
  • 670 Views
Koleksi Meme dari Olimpiade Paris 2024, Mana Favoritmu?

Paris 2024 mungkin akan tercatat dalam sejarah sebagai ajang olahraga yang paling banyak dijadikan meme. Secara tradisional, Komite Olimpiade Internasional (IOC) lebih banyak fokus pada media siaran seperti televisi publik sebagai media utamanya. Dengan model ini, pemegang hak siar membayar uang dalam jumlah yang besar.

Di Australia, Channel 9 dilaporkan membayar 305 juta dolar Australia (setara Rp3,2 triliun) untuk mendapatkan hak siar lima Olimpiade hingga Brisbane 2032.

 

 

Dalam Olimpiade-olimpiade sebelumnya, IOC telah mengambil pendekatan ketat dalam hal berbagi dan membagikan ulang konten di berbagai platform. Namun, ini mulai berubah. Mereka meluncurkan kebijakan media sosial baru untuk atlet, pelatih, dan staf lainnya menjelang Olimpiade Paris 2024. Strategi baru ini memungkinkan atlet mengunggah konten tentang sponsor mereka, sehingga membantu mereka membangun merek dan menghasilkan uang.

Semua tanda menunjukkan bahwa IOC mulai terbuka dan bahkan mendorong momen media sosial yang viral—memberikan audiens sisi Olimpiade yang lebih humanis, termasuk aksi di balik layar dan kehidupan atlet.

Baca juga: Olimpiade Paris 2024 Selesai, ini 5 Fakta Pentingnya

Perubahan ini pertama kali terlihat pada Olimpiade musim panas Tokyo 2020 (yang berlangsung pada tahun 2021), ketika para atlet membuat dan membagikan konten untuk penggemar mereka di media sosial. Salah satu atlet tersebut adalah TikToker populer Ilona Maher, anggota tim rugby sevens Amerika Serikat (AS), yang memiliki sekitar 2,3 juta pengikut di TikTok dan 3,6 juta di Instagram.

Di tangan yang tepat, media sosial memiliki jangkauan yang sangat luas—bahkan untuk atlet yang kurang terkenal di dunia seperti Simone Biles (12,5 juta pengikut di Instagram) atau Usain Bolt (14,1 juta pengikut di Instagram). Paris 2024 membuktikannya sekali lagi.

Baca juga: Lindungi Atlet LGBTQ+, Grindr Matikan Fitur Lokasi di Wisma Olimpiade

Penari ‘Breakdance’ dan Laki-laki ‘Muffin’

Mungkin kamu pernah mendengar tentang si manusia muffin? Tidak, bukan manusia muffin yang itu. Maksud saya perenang Olimpiade Norwegia, Henrik Christiansen yang menjadi viral karena obsesinya yang terdokumentasi secara ekstensif pada muffin cokelat yang disajikan di ruang makan di desa Olimpiade.

Atlet lain juga ikut-ikutan dengan meme manusia muffin versi mereka sendiri, misalnya dengan memfilmkan diri mereka saat mencoba atau menyelinap kabur dengan muffin yang terkenal tersebut.

Pemirsa di rumah juga ikut beraksi dengan membuat dan/atau mengonsumsi muffin mereka sendiri.

Meme laki-laki muffin dengan cepat dikalahkan oleh penari breakdance Australia Rachael Gunn (alias “Raygun”), yang penampilannya menghasilkan “badai meme” di media sosial. Penampilan Raygun yang memukau dengan cepat menarik perbandingan dengan adegan-adegan dari Simpsons dan Kath dan Kim.

Raygun sendiri tampaknya ikut terlibat dalam lelucon tersebut, dengan merekam video bersama The Inspired Unemployed diiringi alunan lagu Drop It Like It’s Hot milik Snoop Dogg.

Meme Itu Penting

Mengapa meme penting bagi Olimpiade?

Sebagai permulaan, Olimpiade dan Paralimpiade telah mengalami sedikit masalah citra. Olimpiade dan Paralimpiade dianggap terlalu mahal, bersifat disruptif, sehingga banyak kota makin tidak mampu mengajukan tawaran menjadi tuan rumah.

Peraturan ketat IOC seputar hak siar juga membatasi jangkauan rekaman dari pertandingan sebenarnya, yang berisiko menghilangkan minat kaum muda—khususnya Gen Z—yang tidak menonton TV tradisional dan mengonsumsi sebagian besar media melalui platform media sosial.

Media sosial memungkinkan sisi manusiawi dari permainan tersebut untuk muncul dan mengingatkan pemirsa—meskipun mungkin terdengar klise—tentang semangat Olimpiade dan kegembiraan kolektif yang dapat kita alami melalui olahraga. Pembuatan meme juga merupakan proses kreatif dan partisipatif serta melibatkan orang di luar model audiens tradisional.

Meskipun IOC mungkin tidak secara langsung memproduksi beberapa momen viral ini, mereka telah menciptakan kondisi agar momen tersebut terjadi. Dan angka penonton dari Paris 2024 menunjukkan bahwa strategi ini berhasil. Mitra komersial utama IOC, NBC, mencatat 34,6 juta penonton di platform streaming digital dan siaran tradisionalnya—angka yang telah melampaui Olimpiade Tokyo 2020.

Pada minggu pertama pertandingan saja, saluran media sosial resmi Olimpiade menghasilkan 8,5 miliar interaksi (ini sebelum kita membahas soal meme).

Efek Snoop Dogg

Rating emas ini semakin terbantu oleh fokus NBC pada selebritas dan penunjukan Snoop Dogg sebagai maskot tidak resmi Tim AS.

Snoop tampil di berbagai acara, termasuk di cabang berkuda bersama Martha Stewart—dengan mengenakan pakaian berkuda untuk menonton pertandingan. Ini semua dilaporkan secara lengkap di situs resmi Olimpiade. Snoop juga menginspirasi banyak meme Paris 2024—nama besarnya, kepribadiannya yang kuat, dan wajahnya yang ekspresif menjadikannya kandidat ideal untuk dibuat meme.

Saat selebriti seperti aktor Mariska Hargitay muncul sebagai penonton, kamera memotong fokus ke mereka di antara kerumunan dan interaksi mereka dengan para atlet didokumentasikan dalam media sosial, sehingga menarik lebih banyak perhatian ke pertandingan.

Semua faktor ini telah berkontribusi pada kesan kompetisi yang lebih bersahabat, lebih santai, dan lebih menarik. Tampaknya IOC akhirnya menyadari bahwa mengizinkan orang untuk membuat meme dan berbagi rekaman dari Olimpiade adalah hal yang baik untuk mitra siaran dan keuntungan mereka.

Atlet juga diuntungkan. Karena mereka tidak dibayar untuk berkompetisi dalam pertandingan, media sosial adalah salah satu cara bagi atlet untuk mempertahankan karier mereka dalam lingkungan yang sering kali sulit mendapatkan pendanaan. Media sosial menawarkan cara bagi mereka untuk membangun merek, mendapatkan kemitraan, dan terus melakukan apa yang mereka (dan kita) sukai—tampil maksimal di panggung dunia.

The Conversation

Naomi Smith, Lecturer in Sociology, University of the Sunshine Coast

Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.



#waveforequality


Avatar
About Author

Naomi Smith

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *