December 5, 2025
Issues Politics & Society Safe Space

Mahasiswa Amikom Tewas, Diduga Akibat Brutalitas Aparat 

Brutalitas aparat kembali merenggut korban. Nyawa mahasiswa Amikom Yogyakarta melayang diduga akibat kekerasan aparat.

  • September 1, 2025
  • 4 min read
  • 5214 Views
Mahasiswa Amikom Tewas, Diduga Akibat Brutalitas Aparat 

Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta Rheza Sendy Pratama, demonstran yang mengikuti aksi di kawasan Ring Road Utara, sekitar Markas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (31/8) meninggal dunia diduga akibat kekerasan dari aparat. 

Dalam video yang beredar di media sosial X pada (31/8), terlihat dua orang demonstran mengendarai motor jenis trail di depan Markas Polda DIY. Namun, motor yang dikendarai mogok saat mereka ingin berbalik arah, diikuti oleh aparat yang melakukan pengejaran di belakang motor.  

Tampak orang yang dibonceng sempat melarikan diri, tetapi pengemudi yang diduga adalah Rheza terjatuh saat polisi melempar gas air mata. Di video itu terlihat aparat kepolisian mengerumuni Rheza saat terjatuh. 

Baca juga: ‘Rest in Power’ Affan: Polisi Bunuh Tulang Punggung Keluarga 

Di hari yang sama, juga muncul video di X laki-laki sedang digotong oleh polisi dalam keadaan tidak sadarkan diri. Di video tampak tiga orang–salah satunya memakai seragam polisi–sedang menggotong Rheza sambil berusaha menyadarkannya. 

“Kamu kalau enggak bangun makin parah, loh,” ucap polisi dalam video. 

Dalam keterangan unggahan disebutkan laki-laki itu adalah Rheza Sendy Pratama. 

“Samuel” (bukan nama sebenarnya), teman dari Rheza, mengonfirmasi laki-laki dalam dua video itu adalah Rheza. Samuel mendapatkan informasi kalau Rheza meninggal pagi ini. 

“Iya memang benar (Rheza yang ada di dalam video),” terang Samuel saat dihubungi Magdalene, (31/8). 

Dari informasi yang Samuel dapatkan, kronologi kejadian persis seperti video yang beredar. Rheza terjatuh akibat gas air mata dan mengalami pemukulan oleh aparat. Dari penuturan Samuel, Rheza sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta. Sekitar pukul tujuh Rheza menghembuskan napas terakhirnya. 

Baca juga: Negara yang Menggilas Anak-anaknya dan Duka yang Tak Pernah Dihitung 

Tapi sekitar jam tujuhan kalau enggak salah, itu korban sudah meninggal. Dinyatakan meninggal di rumah sakit,” ungkap Samuel. 

Menanggapi video yang beredar. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Amikom Yogyakarta mengeluarkan unggahan di Instagram, yang mengonfirmasi kalau Rheza turut hadir sebagai peserta aksi. Di tengah situasi yang tidak kondusif, motor yang ditunggangi Rheza tiba-tiba mati saat Rheza hendak berbalik arah.  

“Tiba-tiba aparat menembakkan gas air mata, membuat Rheza terjatuh. Rekannya yang dibonceng berhasil menyelamatkan diri, namun Rheza yang tergeletak justru dihampiri oleh polisi-polisi hingga nyawanya tak lagi tertolong,” tulis BEM Amikom dalam rilis pers. 

Mengutip Tempo, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Kampus Amikom Yogyakarta Achmad Fauzi membenarkan Rheza merupakan mahasiswanya yang meninggal pada (31/8). 

“Kalau informasi kebenaran yang bersangkutan itu mahasiswa kami yang meninggal memang benar, dia mahasiswa angkatan 2023,” kata dia. 

Fauzi belum dapat mengonfirmasi apa penyebab meninggalnya Rheza. Pihak kampus masih menghimpun informasi dari rekan-rekan Rheza, sehingga belum bisa mengklarifikasi lebih lanjut. 

“Kami masih cek semuanya, baik dari rumah sakit maupun teman-temannya, namun dari informasi awal yang kami terima almarhum sempat ikut demonstrasi hari Sabtu-Minggu, semua masih kami pastikan lagi,” kata Fauzi. 

Baca juga: Terobos Kerumunan Massa Aksi, Kendaraan Taktis Brimob Lindas Ojol 

Di tengah kabar duka ini, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta menyampaikan belasungkawa sekaligus mengecam dugaan brutalitas aparat yang berujung pada kematian Rheza. 

“Kematian korban merupakan duka bagi kita semua, dan menurut kami tidak ada alasan pembenar apa pun yang membenarkan tindakan untuk merenggut nyawa korban,” tegas Direktur LBH Yogyakarta Julian Duwi Prasetia, kepada Magdalene lewat pesan suara (31/8). 

LBH Yogyakarta menilai peristiwa ini merupakan akumulasi dari kekecewaan masyarakat terhadap negara yang gagal mendengar suara rakyat dan tidak merepresentasikan rasa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. “Negara harus segera berbenah, reformasi Polri, lembaga eksekutif, maupun yudikatif dan legislatif, harus mengevaluasi secara menyeluruh.” 

Hingga saat ini LBH Yogyakarta masih mengawal kasus Rheza sambil terus mengumpulkan informasi kronologi lengkap dari berbagai pihak. 

Magdalene sudah mencoba menghubungi pihak Polda DIY, namun belum ada respons hingga berita ini ditulis. 

Sebelumnya, demonstrasi di Yogyakarta meletus sejak (29/8) malam, sebagai respons terhadap pelindasan Affan Kurniawan oleh kendaraan barakuda Brigade Mobil (Brimob) di Jakarta. Aksi terus berlangsung hingga (31/8) pagi, sampai massa dibubarkan oleh TNI dan Polri. 

About Author

Muhammad Rifaldy Zelan

Muhammad Rifaldy Zelan adalah penyuka makanan pedas tapi gak suka berkeringat. Ia juga suka duduk-duduk di taman dengan pikiran kosong.