5 Artikel Pilihan: ‘Tepuk Sakinah’, 40 Hari Kematian Affan, hingga Kegagalan Program MBG
1. Ironi di 40 Hari Kematian Affan: Polisi Bebas, Ratusan Demonstran Masih Ditahan
Herlina, 40, duduk di halaman depan kediamannya di salah satu gang di Jakarta Pusat (7/10), ditemani kakak kandung, Amir, 50. Mereka tampak terdiam sejenak setelah menyiapkan beberapa kebutuhan untuk pengajian malam harinya.
Pengajian tersebut merupakan tahlil 40 hari kematian Affan Kurniawan, ojek online yang tewas dilindas kendaraan rantis Brigade Mobil (Brimob) akhir Agustus silam. Sejak kepergian putra keduanya, Herlina hanya ingin kembali hidup normal.
Baca artikel selengkapnya di sini.
2. Knalpot Along-along vs Notif Ojol: Ketahanan Pangan di Last Mile ke Panci
Di kota, sayur datang lewat notifikasi. Di desa kami, sayur datang bersama knalpot along-along. Karena itu ketika keduanya terlambat, isi panci kami sama: Nasi tanpa sayur hijau. Ini bukan soal selera atau gaya hidup, tetapi sinyal dapur yang sedang kehilangan otonomi.
Dalam Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (HAPSARI), momen ini disebut last mile ke panci. Maksudnya, momen ketika kami menyerah dan memilih “mi instan saja”. Entah karena hujan, ongkir mahal, atau tukang sayur tak lewat. Pada titik itu, dapur berhenti menjadi ruang produksi, bergeser menjadi ruang konsumsi pasif.
Baca artikel selengkapnya di sini.
3. Belajar dari Kasus Sabrina, Benarkah Ibu Rumah Tangga Cukup Dibayar dengan Cinta?
Kabar rencana perceraian Sabrina Chairunnisa dan Deddy Corbuzier mengguncang publik. Insert Live, (2/10) mengutip pernyataan Sabrina yang disebut-sebut ingin berhenti dari bisnisnya dan mengabdikan diri sebagai ibu rumah tangga penuh waktu. Ia lantas meminta Deddy memberikan uang bulanan setara pendapatannya sebagai pengusaha—permintaan yang ditolak mentah-mentah oleh Deddy.
Perbincangan daring sontak memanas. Banyak warganet menilai Deddy pelit, apalagi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada Mei 2025 mencatat kekayaannya mencapai Rp953 miliar, nyaris Rp1 triliun.
Simak artikelnya di sini.
4. Bekal dari Rumah: Perlawanan Perempuan di Tengah Program MBG yang Gagal Lindungi Anak
Ketika ribuan anak di Cipongkor, Bandung Barat dilarikan ke puskesmas karena keracunan makanan, Syifa, 34, ikut cemas. Kasus keracunan makanan massal tersebut meninggalkan bekas traumatis untuk sebagian orang tua, tak terkecuali Syifa.
Ia bercerita, anaknya yang kini duduk di kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah swasta sempat mengikuti program tersebut selama satu minggu sebelum akhirnya ia putuskan untuk berhenti.
Baca artikelnya di sini.
5. Menyoal ‘Tepuk Sakinah’ dan Modal Nikah yang Lebih dari Sekadar Jargon
Menjelang hari pernikahannya, “Dita” bersama calon suami kembali ke Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, untuk mengikuti Bimbingan Perkawinan (Binwin). Bersama beberapa pasangan lain, mereka duduk berdampingan mendengarkan petuah dari kepala KUA. Suasana khidmat, penuh pesan moral, meskipun berjalan satu arah.
Di akhir sesi, petugas mengajak seluruh calon pengantin berdiri, bertepuk tangan dengan pose menunjuk ke atas, sambil membilang prinsip pernikahan:
Baca artikel selengkapnya di sini.
















