5 Artikel Pilihan: Jangan Jadi Guru, IWD 2024, hingga Pembantaian Tepung
Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan, mulai dari pembantaian tepung di Palestina, IWD 2024, hingga kenyataan pahit jadi guru pesantren.
1. Pembantaian Tepung: Bukti Kelaparan Massal jadi Alat Genosida Israel pada Palestina
Sedikitnya 112 warga Palestina dibunuh dan lebih dari 750 lainnya terluka setelah tentara Israel mmenembak orang-orang yang sedang menunggu bantuan makanan di sebelah barat daya Kota Gaza. Dalam insiden yang lalu dikenal dengan ‘Pembantaian Tepung’ atau flour massacre, tentara Israel menembaki kerumunan warga Palestina yang tengah menunggu truk-truk bantuan pengangkut bahan makanan di persimpangan Al Nabulsi, selatan Gaza.
Baca artikelnya di sini.
2. Nak, Kamu Boleh Jadi Apa Pun Asal Jangan Tentara
Anak lelaki saya berumur tiga tahunan, sedang senang-senangnya mengoceh apa saja, termasuk cita-cita. Ia pernah bilang pada saya ingin jadi ikan setelah menonton film “Luca” (2021). Algoritme video di YouTube Kids miliknya juga mendadak dipenuhi video tentang ikan. Setiap akhir pekan, tak ada yang lebih membahagiakannya selain menonton ikan di kebun binatang. Ia juga pernah bercita-cita jadi tukang sampah karena menurutnya keren sekali bisa bergelantungan di truk sambil membantu orang-orang membersihkan sisa limbah rumah tangga. Terakhir yang bikin saya agak syok: Ia mau jadi tentara. Sebuah cita-cita yang bikin saya enggak bisa tidur nyenyak.
Baca artikelnya di sini.
3. Review ‘Perempuan di Rumah No.8’: Luka Perih dari Orang Terkasih
Anika tak pernah menduga kebahagiaannya bertemu orang terkasih justru berakhir petaka. Reza, laki-laki pertama yang ia cintai mendadak bak iblis jahat. Ia gemar menghajar Anika hingga mengalami pendarahan hebat dan nyaris tak sadar.
Sambil menahan nyeri, perempuan itu berusaha menghubungi satu-satunya keluarga, Bibi Santi. Namun alih-alih ditolong, Santi justru meminta Anika rujuk. Membeberkan pertengkaran dengan pasangan sendiri adalah aib, kata dia, dan Muslimah taat dilarang melakukannya.
Baca artikel lengkapnya.
4. Bangga Jadi Milenial dengan Cuan yang Biasa-biasa Saja
Setelah sibuk seharian karena mencari nafkah, akhirnya saya memutuskan untuk beristirahat dengan doom scrolling media sosial. Mulanya itu saya niatkan untuk cari hiburan, tapi melihat unggahan teman-teman sebaya justru bikin otak makin penat. Beberapa memposting memori saat liburan di hari-hari orang seperti saya sibuk bekerja. Ada yang keliling dunia, ada yang melakukan solo travelling pertamanya, atau berkesempatan untuk menetap di negara lain.
Semua terasa menyenangkan saat melihat orang-orang merayakan diri mereka, sampai akhirnya saya melihat diri sendiri. Jika dibandingkan dengan mereka, hidup saya bisa dibilang “begini begini saja”.
Baca artikel selengkapnya.
5. Jalan Sunyi Guru Pesantren: Gaji Kecil di Balik Jargon Ikhlas Beramal
Di kampungku, seseorang tak bisa dilabeli sukses jika belum jadi PNS atau dosen. Namun, tagar #JanganJadiDosen yang belakangan viral setelah Podcast The Conversation rilis, bikin saya harus memikirkan ulang parameter kesuksesan orang-orang di kampung.
Tagar itu sendiri turut menguak wajah dan suara pendidik yang berjuang di jalan sunyi. Tak hanya dosen, tapi juga para guru di sekolah negeri, swasta, madrasah, hingga pengajar di pesantren, ramai-ramai mengeluhkan ketidakmerdekaan mereka dalam urusan finansial. Ini memang lagu lama, tapi sayangnya selalu tenggelam karena romantisasi yang terus dilanggengkan.
Selengkapnya baca di sini.