Issues

5 Artikel Pilihan: Bahaya RUU Polri hingga Film Lebaran 

Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan untuk pekan ini, mulai dari bahaya revisi RUU Polri hingga cap film Lebaran.

Avatar
  • March 28, 2025
  • 3 min read
  • 1100 Views
5 Artikel Pilihan: Bahaya RUU Polri hingga Film Lebaran 

1.  Habis UU TNI Terbitlah RUU Polri: Ini 4 Bahayanya Jika Disahkan 

Setelah revisi Undang-Undang TNI disahkan, publik kembali dikejutkan dengan wacana pembahasan Rancangan Undang-Undang Kepolisian Republik Indonesia (RUU Polri). Sejak 28 Mei 2024, RUU Polri diajukan sebagai inisiatif DPR RI. Langkah ini muncul sebagai respons terhadap kebutuhan untuk memperbarui regulasi kepolisian yang sudah dianggap enggak relevan dengan dinamika sosial-politik kini. Meski tujuannya untuk mereformasi sistem keamanan, proses legislasi ini langsung memicu kontroversi publik. 

Baca selengkapnya di sini. 

 

2.  Di Balik Cap “Film Lebaran”: Saat Hari Raya Jadi Ladang Jualan 

Tempo hari, di salah satu ruas jalan utama di Yogyakarta, saya melihat papan reklame Qodrat 2 dengan jargon berwarna mencolok, ditulis besar-besar: “Kalahkan Iblis, Rayakan Lebaran.” 

Saya tertawa kecil. Bukan karena filmnya tampak buruk, tetapi karena ada yang ironis dalam cara film ini dipasarkan sebagai “Film Lebaran.” Sejak kecil, kita diajarkan bahwa Idulfitri adalah hari kemenangan, hari ketika semua yang baik menang—dengan implikasi, bahwa yang buruk dan jahat dikalahkan. 

Simak artikelnya di sini. 

3.  Benarkah Tak Ada Masa Depan buat Jurnalis di Tengah Dwi Fungsi TNI? 

Kantor Tempo baru saja menerima dua paket yang jelas-jelas bertujuan untuk menebar teror. Paket pertama, ditujukan kepada jurnalis Cica, berisi kepala babi dengan telinga terpotong. Tak lama setelahnya, paket kedua datang, kali ini berisi enam ekor tikus mati penuh darah. Keduanya bukan cuma ancaman fisik, tetapi juga serangan psikologis yang menargetkan mereka yang berada di balik pena.  

Tentu saja, peristiwa ini memicu reaksi keras—dukungannya datang dari berbagai pihak, termasuk Pemimpin Redaksi Tempo dan Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ), yang langsung melaporkan kasus teror ini ke Mabes Polri. Kapolri sendiri menanggapi dengan memastikan bahwa kasus ini tengah ditangani oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim). 

Simak artikelnya di sini

4.  Dari Padamkan Api Neraka hingga Beri Syafaat, Bagaimana Agama Terus Jadi Candu 

Belakangan ramai beredar potongan klaim Hasan Bin Ismail Al Muhdor yang menukil perkataan Abu Bakar Bin Salim soal kemampuan memadamkan api Neraka Jahanam. Dalam akun YouTube, ia mengeklaim banyak orang kerap salam paham soal ini.  

“Masalahnya itu bukan ucapan wali dengan syariat, ucapan wali dengan pemahaman Anda, itu harus Anda bedakan. Pemahaman Anda itu bukan Islam, pemahaman Anda bukan Alqur’an, bukan hadis, pemahaman Anda bisa salah atau benar,” ujarnya. 

Baca artikelnya di sini

5. ‘Political Burnout’ atau Lelah Dikepung Berita Buruk, Kita Bisa Apa? 

Sudah hampir empat hari aku kesulitan tidur. Tubuh terasa sangat lelah, tetapi otakku seolah tak mau diajak istirahat. Aku terus terjaga, terjebak dalam pikiranku sendiri—memikirkan masa depan yang penuh ketidakpastian, atau skenario-skenario terburuk tentang carut-marut kondisi Indonesia sekarang.  

Jariku tak kalah aktif. Mereka punya cara sendiri untuk membuat aku tetap terjaga hingga larut malam. Rasanya seperti terjebak dalam labirin waktu yang tak berujung. Berjam-jam aku bisa terjebak di layar ponsel, bolak-balik membuka Instagram, X, dan TikTok. Semua berisi kebobrokan pemerintah, protes yang tersebar di berbagai sudut negeri, dan kebijakan yang menindas rakyat.   

Baca artikelnya di sini



#waveforequality
Avatar
About Author

Magdalene

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *