December 25, 2025
Issues Politics & Society

Libur Sekolah dan Kritik Tak Hentikan MBG, Orang Tua: Harusnya Bantu Banjir Sumatera Saja

MBG yang tetap berjalan saat libur sekolah terus dikritik. Sebagian orang tua harus keluar ongkos untuk jemput makanan.

  • December 25, 2025
  • 3 min read
  • 198 Views
Libur Sekolah dan Kritik Tak Hentikan MBG, Orang Tua: Harusnya Bantu Banjir Sumatera Saja

Enong Leni, orang tua siswa di Banten, keberatan dengan keputusan Badan Gizi Nasional (BGN) yang tetap menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama libur sekolah. Menurutnya, kebijakan tersebut justru menambah beban para orang tua.

“Saya punya dua anak penerima MBG. Jadwal pengambilanya lima hari dalam seminggu dan mereka harus datang ke sekolah. Ujung-ujungnya kami tetap keluar uang,” ujarnya kepada Magdalene (23/12).

Keluhan serupa juga disampaikan Hanimanterry. Ia mengatakan tidak semua anak bersedia atau mampu datang ke sekolah selama masa libur untuk ambil paket MBG di sekolah. 

“Program MBG di libur sekolah seharusnya dikaji ulang pemerintah,” katanya saat dihubungi (23/12).

Baca Juga: Rapor Merah MBG: Boros, Enggak Bergizi, dan Centang Perenang Tata Kelola

Kepala BGN Dadan Hindayana sebelumnya menjelaskan (23/5) skema MBG saat libur sekolah: awal libur dibagikan makanan siap santap (4 hari), selanjutnya disesuaikan bisa diantar ke rumah (delivery), diambil di sekolah/SPPG, atau diambil orang tua, dengan menu disesuaikan agar awet seperti susu, telur asin, buah, dan roti buatan UMKM, tujuannya agar gizi anak tetap terjamin selama liburan.

Kebijakan yang Tak Tepat Sasaran

Hanimanterry juga menilai kondisi warga terdampak bencana di sejumlah wilayah Sumatera lebih membutuhkan MBG yang kekurangan pangan. “Banyak saudara-saudara kita yang kekurangan sandang dan pangan akibat bencana, sepatutnya anggara MBG dialihkan untuk membantu mereka,” katanya. 

Kritik yang sama juga disampaikan Kalis Mardiasih dari Suara Ibu Indonesia. Menurutnya, dalam situasi darurat seperti sekarang pemerintah seharusnya menghentikan sementara pelaksanaan MBG dan memprioritaskan penanganan wilayah bencana. 

Selain itu, Kalis juga mengkritik MBG yang dijalankan juga berganti menjadi MBG kering yang tidak punya nilai gizi. Ia menilai makanan yang dibagikan tidak memenuhi nilai gizi yang kayak bagi anak jadi MBG kering. 

“MBG kering wujudnya ditafsirkan oleh SPPG-nya ini malkist (roti) kering, regal, wafer rentengan dibungkus-bungkus plastik makanan pabrikan biskut-biskut kering,” katanya kepada Magdalene (23/12). “Terus ada  keripik tempe yang sudah apek, roti-roti apek itu roti harga murah lah.”

Baca Juga: Makan Bergizi Gratis Harus Dekat ke Anak, Bukan ke Gudang Logistik

Kalis juga menyampaikan laporan dari para orang tua, yang diminta datang ke sekolah untuk mengambil MBG. Proses tersebut, menurutnya, memaksa keluarga mengeluarkan biaya transportasi seperti Enong Leni. 

“Ini jelas tidak bisa disebut gratis. Orang tua justru jadi harus memikirkan uang untuk anak jalan atau orang tuanya sendiri. Ada perjalanan pulang-pergi segala macam, ngawur lah ngawur banget keputusan ini,” ujarnya. 

“Ditambah, ada keplin-planan kebijakan yang dilontarkan Wakil Ketua BGN Nanik baru ini kepada media, ‘siswa atau orang tua yang mau ambil yah ambil aja, yang engga yaudah ga usah’, ini gimana sih kebijakan BGN, siswa yang gak ambil malah jadi food waste lagi gitu MBG-nya,” ungkap Kalis. 

BGN Keukeuh MBG Tetap Jalan

Seperti dilansir dari Detik, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini juga meminta program MBG untuk dihentikan saat siswa libur sekolah. 

Sementara, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang menyebut pemberian gizi kepada anak harus konsisten. “Kan Badan Gizi Nasional (BGN) bertanggung jawab untuk gizi anak-anak dan pemberian gizi itu harus konsisten,” kata Nanik kepada wartawan, Rabu (24/12).

Baca Juga: Dari Kantin hingga Katering: Bagaimana MBG Gerus Pendapatan Perempuan

Kendati demikian, Nanik mengaku tak ingin berpolemik. Ia menyerahkan keputusan MBG dihentikan atau tidak kepada Kepala BGN Dadan Hindayana.

“Kalau diberikan uang, orang tua bisa memasak sendiri makanan bergizi untuk anaknya,” kata Kalis. Atau paling tidak menurutnya, pemberian bahan pangan segar, seperti sayur-mayur, dan protein hewani, yang bisa langsung diolah di rumah. 

About Author

Ahmad Khudori

Ahmad Khudori adalah seorang anak muda penyuka kelucuan orang lain, biar terpapar lucu.