Negara ‘Ngadi-ngadi’, Polisi Mengompori, Perempuan Wadas Teguh Melawan
Warga Wadas, Jawa Tengah masih ketakutan. Polisi mengepung desa, menangkapi warga, dan mengejar mereka sampai ke hutan.
Tagar #WadasMelawan kembali viral, (8/2), saat polisi dikabarkan mengepung Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. Dalam kronologi yang diterima redaksi Magdalene dari Kepala Divisi Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta Julian Dwi Prasetya, aparat telah bersiaga dan melakukan apel di Polsek Bener sehari sebelumnya.
Warga Wadas tak setuju lahan dekat desa mereka dijadikan proyek tambang, untuk material pembangunan Bendungan Bener. Proyek strategis nasional ini yang berada sekitar lima kilometer dari desa itu, telah meneror warga bertahun-tahun. Sejak 2013, para petani di sana mulai resah karena mendengar desanya akan terdampak pembangunan bendungan itu.
Dampak dari pembangunan ini tak main-main. Ada ancaman kerusakan lingkungan, perampasan hak asasi manusia, dan penghilangan penghidupan yang akan langsung dirasakan warga Wadas jika pembangunan itu dilanjutkan.
Baca juga: Melawan Sebaik-baiknya, Sehormat-hormatnya: Cerita Perempuan Wadas
Berikut informasi yang perlu kita ketahui sejak dari perjuangan warga Wadas mempertahankan kehidupan mereka:
-
Ancaman Kerusakan Alam
Jika tambang ini nekat dilanjutkan, keberadaan 28 sumber mata air di Desa Wadas pun di ujung kehancuran. Rusaknya sumber mata air berpotensi merusak lahan pertanian warga. Tak hanya itu, pembangunan tersebut diduga akan merusak sumber daya alam seperti bambu yang berlimpah, serta berdampak pada keselamatan warga seperti ancaman gangguan pernapasan, kebisingan, hingga bencana alam.
-
Perempuan Wadas Jadi yang Paling Rentan
Mayoritas penghasilan ibu-ibu di Wadas adalah membuat gula aren, karet, besek yang terbuat dari anyaman bambu yang bahan-bahannya disediakan hutan.
“Nah, kalau ditambang pasti akan kehilangan semuanya, padahal penghasilan dari besek lumayan, sebulan bisa sampai sejuta,” kata Sriyana, salah seorang Wadon Wadas, perkumpulan perempuan Wadas, pada NU Online.
Baca juga: Ekofeminisme: Perempuan dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
-
Gugatan pada Gubernur Ganjar Pranowo Ditolak PTUN Semarang
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo digugat warga sebagai pihak yang mengeluarkan Izin Penetapan Lokasi proyek Bendungan Bener yang kemudian menjadi pintu masuk penambangan batuan andesit. Namun Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang menolak gugatan itu, sehingga warga bersama sejumlah aliansi masyarakat melayangkan kasasi. PTUN dinilai abai pada keselamatan warga dan lingkungan.
-
Pengepungan 8 Februari Sangat Terstruktur, Warga Ditangkapi
Dalam kronologi yang diterima redaksi Magdalene dari Kepala Divisi Advokasi LBH Yogyakarta, polisi telah bersiaga di Polsek Bener sehari sebelum pengepungan terjadi. Listrik di Desa Wadas juga mati sehari sebelumnya, padahal menurut warga, daerah lain dekat kampung mereka tidak mengalami pemadaman listrik.
Baca juga: Perempuan Lebih Rentan Jadi Korban Bencana Alam, Ini Solusinya
Sementara, seperti dilansir dari Tirto, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iqbal Alqudusy mengatakan, aparat yang datang ke Desa Wadas tidak hanya dari kepolisian saja, tapi juga gabungan dari TNI dan Satpol PP. Kehadiran mereka sebagai bentuk pengawalan Badan Pertanahan Nasional dan Dinas Pertanian.
Jumlah personel gabungan aparat diperkirakan lebih dari 250 orang. Polisi membantah menangkapi warga, tapi menganggapnya sebagai “hanya dimintai keterangan”.