Community Update Culture

‘Aca & Ica: Collected Stories’, Novel Grafis tentang Kehidupan Anak Jaksel Umur 20-an

Di novel perdananya, Ula Zahra mengeksplorasi permasalahan identitas, seksualitas, dan kehidupan kelas menengah dari perspektif dua perempuan asal Jakarta Selatan.

Avatar
  • August 28, 2024
  • 3 min read
  • 539 Views
‘Aca & Ica: Collected Stories’, Novel Grafis tentang Kehidupan Anak Jaksel Umur 20-an

Ilustrator Ula Zuhra merilis novel grafis perdananya, Aca & Ica: Collected Stories (2024) pada Kamis (15/8). Novel ini berisi kumpulan cerita tentang dua sahabat berusia akhir 20-an, Aca dan Ica, yang tinggal di Jakarta Selatan. Lewat perspektif keduanya, Ula menyampaikan permasalahan seputar identitas, seksualitas, pertemanan, dan kehidupan kelas menengah.

“Aku nggak banyak riset buat nulis buku ini karena kebanyakan ceritanya terinspirasi dari emosi dan pengalaman pribadi,” tutur Ula, saat menghadiri perilisan novelnya di Studio 22nya, Jakarta Selatan.

 

 

Saat ngobrol dengan tim Magdalene, kata Ula, kisah dalam novel ini muncul setelah psikolognya menyarankan menuliskan hidupnya lewat art therapy. Ula yang enggak terbiasa berkisah dari sudut pandang orang pertama maupun lewat tulisan, memilih menciptakan karakter baru dan membayangkan dirinya adalah orang lain.

Sebenarnya, Ula terinspirasi dari serial komik Betty and Veronica yang dipublikasikan oleh Archie Comics, dan Ghost World karya Daniel Clowes. Komik-komik inilah yang jadi guide Ula dalam membentuk karakter, kepribadian, dan cerita-cerita di novelnya.

Salah satunya soal proses pengembangan dan menemukan jati diri—yang Ula maknai sebagai coming of age. Kalau biasanya coming of agedalam film dan literatur identik dengan transisi anak-anak ke dewasa, bagi Ula, proses menemukan diri adalah fase berulang dalam hidup manusia. Misalnya dalam hidup rumah tangga, atau di tengah rutinitas nine-to-five.

Tapi, enggak cuma itu yang ingin digarisbawahi Ula. Novel ini sekaligus mengomentari eksistensi anak muda, yang hidup di kota besar di tengah era kapitalisme akhir. Yang sehari-hari dihadapi perempuan dalam bentuk konsumerisme dan hedonisme, intrik-intrik persahabatan antara perempuan, klasisme dan stereotip, serta seksisme dan kekerasan seksual.

Menyampaikan Isu Seksualitas dari Kacamata Perempuan

Terdiri dari 20 cerita, Aca & Ica: Collected Stories juga menekankan soal seksualitas dan tubuh perempuan. Contohnya menggambarkan permasalahan yang berkaitan dengan vagina—aromanya dan keputihan, aborsi, pendarahan bebas, free bleeding, serta trauma akibat kekerasan seksual dan upaya mengatasinya.

Pendekatan itu datang dari pengamatan Ula soal karya-karya perempuan seputar seksualitas, yang justru dilihat dari lensa objektifikasi. Padahal, berbagai permasalahan di atas penting disampaikan, karena pengalaman perempuan enggak seharusnya dianggap aib atau memalukan.

“Sebagai perempuan, wajar kalau kita marah dan kecewa dengan kondisi di masyarakat,” kata Ula. 

Karena itu, ia mengaku lebih menyukai aspek-aspek “menjijikan” dari seksualitas dan badan manusia, cerita seksualitas dari perspektif eksistensialisme dan komedi gelap, atau kebebasan seksualitas yang jujur dan autentik. Seperti karya Aline Crumb, Diane Noomin, dan Cookie Mueller.

Selain merilis buku yang diterbitkan oleh Cahyati Press, Ula juga mengadakan pameran yang berkaitan dengan cerita Aca, Ica, dan teman-temannya. Pameran ini bisa dikunjungi di Studio 22nya, Jakarta Selatan pada 16-30 Agustus 2024.



#waveforequality


Avatar
About Author

Aurelia Gracia

Aurelia Gracia adalah seorang reporter yang mudah terlibat dalam parasocial relationship dan suka menghabiskan waktu dengan berjalan kaki di beberapa titik di ibu kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *