Lifestyle

Mengenal ‘Defense Mechanisms’: Cara Otak Lindungi Diri dari Stres

Penasaran dengan defense mechanisms? Yuk, kenali cara otak kita bertahan dari stres dengan mekanisme pertahanan diri yang simpel dan mudah dipahami.

Avatar
  • May 31, 2024
  • 5 min read
  • 1408 Views
Mengenal ‘Defense Mechanisms’: Cara Otak Lindungi Diri dari Stres

Waktu mendapat info kalau kamu tidak mendapat promosi atau ditunjuk untuk presentasi oleh atasan, alam bawah sadarmu akan bekerja keras untuk mengelola kecemasan yang muncul. Contoh situasi ini adalah bentuk defense mechanisms.

Defense mechanisms merupakan strategi psikologis yang digunakan oleh individu untuk melindungi diri dari pikiran dan emosi yang tidak menyenangkan atau berbahaya. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Sigmund Freud dalam teori psikoanalisisnya.

 

 

Defense mechanisms bertindak sebagai perisai mental yang membantu kita menghindari kecemasan dan stres dengan mengubah atau memanipulasi kenyataan dengan cara yang membuat kita merasa lebih aman dan nyaman.

Memahami defense mechanisms sangat penting karena ini dapat membantu kita mengenali pola pikir dan perilaku yang mungkin tidak sehat. Dengan mengenali mekanisme pertahanan ini, kita dapat bekerja untuk mengatasi masalah emosional dengan cara yang lebih konstruktif dan menghindari dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh mekanisme pertahanan yang maladaptif.

Baca Juga: Usir Stres Kerja dengan 3 Teknik Meditasi dan Mindfulnessini

Sejarah dan Asal Usul Defense Mechanisms

Dikutip dari Healthline, 10 Defense Mechanisms: What Are They and How They Help Us Cope, Sigmund Freud adalah tokoh penting di balik konsep defense mechanisms. Menurut Freud, defense mechanisms adalah proses yang tidak disadari yang digunakan oleh ego untuk melindungi diri dari konflik antara dorongan instingtif, ego (realitas), dan superego (moralitas). Teori ini merupakan bagian dari model struktur kepribadian Freud yang lebih luas.

Perkembangan Konsep oleh Anna Freud

Anna Freud, putri Sigmund Freud, juga memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan konsep ini. Dia memperluas teori ayahnya dan mendokumentasikan berbagai jenis defense mechanisms dalam bukunya yang berjudul “The Ego and the Mechanisms of Defense” yang diterbitkan pada tahun 1936. Karyanya memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana mekanisme pertahanan bekerja dan bagaimana mereka mempengaruhi perilaku manusia.

Baca Juga: Mengasihani Diri Sendiri Bisa Jadi Positif? Apa Itu Self Pity Partydan Manfaatnya?

Jenis-Jenis Defense Mechanisms

Dikutip dari Medical News Today, Defense mechanisms in psychology: What are they?, ada banyak mekanisme defensif yang sudah teridentifikasi. Namun, secara umum berikut ini beberapa contoh defense mechanisms:

Repression (Represi)
Represi terjadi ketika pikiran, kenangan, atau dorongan yang mengancam ditekan dan disembunyikan di alam bawah sadar. Ini adalah mekanisme pertahanan yang sangat dasar dan kuat. Misalnya, seseorang yang mengalami trauma masa kecil mungkin menekan kenangan tersebut sehingga mereka tidak lagi secara sadar mengingatnya, meskipun kenangan itu tetap mempengaruhi perilaku mereka.

Denial (Penolakan)
Denial adalah mekanisme pertahanan di mana seseorang menolak untuk mengakui kenyataan atau fakta yang tidak menyenangkan. Misalnya seperti saat kamu pura-pura tidak lihat nilai ujian yang jelek. Otak kamu bilang, “Ini nggak nyata,” dan kamu menolak untuk mengakui kenyataan yang nggak enak.

Projection (Proyeksi)
Proyeksi adalah ketika seseorang mengatributkan perasaan, pikiran, atau dorongan yang tidak diinginkan kepada orang lain. Mekanisme ini memungkinkan individu untuk menghadapi perasaan mereka dengan melihatnya sebagai berasal dari luar diri mereka. Contohnya kamu lagi nggak suka sama seseorang, tapi malah bilang ke teman-teman kalau orang itu yang nggak suka sama kamu. Proyeksi adalah saat kamu melempar perasaan atau pikiranmu ke orang lain, seolah-olah mereka yang merasakannya..

Rationalization (Rasionalisasi)
Rasionalisasi adalah mekanisme di mana individu menciptakan alasan logis tetapi palsu untuk menjelaskan tindakan atau perasaan yang sebenarnya tidak dapat diterima. Ini membantu mereka menghindari kecemasan atau rasa bersalah. Misalnya, kamu gagal ujian dan bilang, “Ah, dosennya nggak suka sama aku.” Rasionalisasi adalah saat otak mencoba bikin alasan yang kedengarannya logis untuk perilaku atau kejadian yang sebenarnya nggak masuk akal.

Sublimation (Pengalihan)
Pengalihan adalah mekanisme pertahanan yang lebih sehat di mana dorongan atau energi negatif dialihkan ke dalam aktivitas yang lebih positif dan dapat diterima secara sosial. Freud melihat sublimasi sebagai salah satu mekanisme pertahanan yang lebih matang. Contohnya termasuk mengalihkan dorongan agresif ke dalam olahraga atau seni.

Regression (Regresi)
Regresi terjadi ketika individu menghadapi stres atau kecemasan dengan kembali ke tahap perkembangan yang lebih awal dan lebih aman. Pada orang dewasa regresi bisa terjadi waktu ada tindakan seperti mengonsumsi makanan kesukaan atau comfort food dengan berlebih dan menghindari rutinitas karena merasa kewalahan.

Displacement (Pemindahan)
Displacement adalah ketika dorongan atau perasaan dialihkan dari objek yang asli ke objek yang lebih aman atau lebih dapat diterima. Misalnya, kamu marah sama bos di kantor, tapi nggak berani marah langsung ke dia. Jadi, kamu pulang ke rumah dan marah-marah ke adikmu atau menendang pintu. Ini adalah cara otak mengalihkan emosi dari target yang sebenarnya ke target yang lebih aman.

Baca Juga: Sabotase Relasi: Tanda-tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Reaction Formation (Pembentukan Reaksi)
Reaction formation adalah ketika seseorang mengubah dorongan atau perasaan yang tidak diinginkan menjadi kebalikannya. Misalnya, saat kamu merasa tidak senang atau sedang marah, kamu tidak memperlihatkannya karena merasa tidak baik mengungkapkan emosi negatif.

Identification (Identifikasi)
Identifikasi adalah ketika seseorang meniru atau mengadopsi sifat-sifat orang lain yang mereka kagumi atau ingin menyerupai. Ini bisa terjadi sebagai cara untuk merasa lebih kuat atau lebih berharga. Misalnya, seorang anak yang kagum dengan karakter superhero, mungkin mulai meniru tingkah laku dan nilai-nilai superhero tersebut.

Compartmentalization (Kompartementalisasi)
Kompartementalisasi adalah mekanisme di mana seseorang memisahkan aspek-aspek tertentu dari kehidupan mereka untuk menghindari konflik atau stres. Misalnya, seseorang mungkin memisahkan kehidupan profesional dan pribadi mereka sedemikian rupa sehingga masalah di satu bidang tidak mempengaruhi bidang lainnya.Intellectualization (Intelektualisasi)
Intelektualisasi adalah mekanisme di mana seseorang menggunakan pemikiran logis dan penalaran untuk menghindari emosi yang menyakitkan. Misalnya, waktu kamu tidak mendapatkan promosi, mungkin kamu akan memilih untuk tidak mau berlarut-larut merasa sedih dan fokus pada pengembangan diri untuk promosi berikutnya



#waveforequality


Avatar
About Author

Kevin Seftian

Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *