Community Lifestyle

Satu Dekade Laci Asmara: Dorong Pendidikan Seks Komprehensif dan Kepuasan Seksual 

Merayakan satu dekade perjalanannya, Laci Asmara tak ingin sekadar dikenal lewat bisnis piranti asmara. Namun juga memperluas pendidikan seks komprehensif.

Avatar
  • December 13, 2024
  • 4 min read
  • 113 Views
Satu Dekade Laci Asmara: Dorong Pendidikan Seks Komprehensif dan Kepuasan Seksual 

Laci Asmara—toko online penyedia piranti asmara dan perangkatnya—merayakan satu dekade perjalanannya pada (10/12). Mengusung tema “Dasa Asmara Bersua”, perayaan ini diperingati dengan talkshow yang membicarakan pentingnya kualitas hubungan seksual. 

“(Laci Asmara) bukan cuma menjual produk. Kami berkolaborasi dan memberikan edukasi seksual bahwa seks harus aman, nyaman, juga menyenangkan,” ujar Founder Laci Asmara, Rendra Susanti, saat menghadiri perayaan yang digelar di bilangan Jakarta Selatan tersebut. 

 

 

Baca Juga: Koleksi Sex Toys atau Piranti Seks di Laci Asmara 

Perempuan yang akrab disapa Susu ini menceritakan perjalanannya mendirikan Laci Asmara. Ia ingin menghadirkan piranti untuk mengakomodasi kebutuhan semua gender dan bentuk tubuh—meski dalam prosesnya tak lepas dari tantangan. Salah satunya masyarakat yang belum memiliki pemahaman dasar soal seksualitas lantaran dianggap tabu, sehingga piranti asmara pun belum dikenal. 

Alih-alih menganggap sebagai keterbatasan, Susu justru melihat situasi ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan awareness soal pendidikan seks. Menurutnya, kedua hal itu—penjualan piranti asmara dan pendidikan seks—perlu dilakukan beriringan. Sebab, jika hanya fokus pada penjualan produk, konsumen Laci Asmara belum tentu berkembang. 

Untuk memperluas pemahaman tentang seksualitas, Susu menggunakan media sosial dan Podcast sebagai platform. Kemudian ia juga berkolaborasi dengan komunitas, Asosiasi Seksolog Indonesia, serta dokter maupun psikolog yang juga memiliki perhatian terhadap sex positivity. 

“Mereka (dokter dan psikolog) melihat, ada korelasi kuat antara kesehatan seksual dan kebahagiaannya,” ungkap Susu. 

Karena itu, perayaan “Dasa Asmara Bersua” pun turut mengundang seksolog dr. Haekal Anshari dan psikolog Pingkan Rumondor, untuk mendiskusikan pentingnya kepuasan seksual bagi kualitas hubungan dan bagaimana piranti asmara berperan dalam hal ini. 

Bloom, salah satu piranti asmara untuk menstimulasi klitoris. (Foto: Aurelia Gracia/Magdalene)

Baca Juga: Seks Jelek dan Bagaimana Bilang ‘Tidak’ di Masyarakat yang Tidak Pernah Mengiyakan Seks 

Piranti Asmara dan Pentingnya Kepuasan Seksual 

Dalam hubungan, seks kerap dianggap bertujuan untuk prokreasi atau sebatas rekreasional. Padahal, kehidupan seks yang memuaskan akan menghasilkan relasi yang lebih bahagia—seperti disampaikan Haeyoung Gideon Park, Nathan D. Leonhardt, serta Matthew D. Johnson, dkk. lewat risetnya pada 2023. Ini dikarenakan hubungan seks memperkuat ikatan dan emosional pada pasangan. 

Lebih dari itu, menurut dr. Haekal, hubungan seks yang sehat berdampak pada kondisi fisik: Meningkatkan kesehatan kardiovaskular, membangun kekuatan otot, dan membantu keseimbangan hormon. Bahkan juga memperkuat ikatan emosional dengan pasangan. 

Untuk meningkatkan kepuasan, pasangan perlu mengomunikasikan ekspektasi terhadap satu sama lain. Misalnya dari cara diperlakukan agar keduanya mencapai kenikmatan seksual. Sebab, sering kali masalah yang terjadi adalah, laki-laki merasa dapat memuaskan pasangannya, di saat perempuan—dalam hubungan heteroseksual—pura-pura orgasme. Ada juga perempuan yang enggan bersikap agresif saat berhubungan seks, karena stereotip gender perempuan harus “berperilaku baik”.  

“Dengan mengomunikasikan kepuasan, paling enggak kecemasan terkait performa (saat berhubungan seks) akan menurun,” terang Pingkan. “Soalnya, kalau komunikasi enggak lancar, pasangan enggak bisa menyampaikan kebutuhannya.” 

Satu hal yang enggak kalah penting, adalah memperkaya pengalaman berhubungan seks seperti menggunakan piranti asmara. Sayangnya, penggunaan piranti ini sering kali dianggap menggantikan pasangan, sehingga menyebabkan kesenjangan kepuasan seksual. 

Susu menyampaikan kejadian serupa, merujuk pada survei yang dilakukan Laci Asmara pada 2019 dan 2023. Katanya, konsumen Laci Asmara mencari piranti yang tidak berbentuk genital karena intimidatif bagi pasangan. 

Baca Juga: Susanti Rendra dan Misi Masyarakatkan Hubungan Seks yang Menyenangkan 

Sebenarnya, piranti asmara tak hanya untuk meningkatkan kepuasan seks. “Alat bantu seks itu perangkat pendukung untuk menunjang disfungsi seksual,” tambah dr. Haekal. Contohnya mengatasi ejakulasi dini yang bisa dibantu terapi lain, atau stimulasi tambahan di klitoris bagi perempuan yang sulit orgasme karena faktor hormonal. 

Sementara dari aspek psikologis, perangkat ini dapat meningkatkan kesehatan mental dengan mengurangi stres, melepaskan ketegangan seksual, dan memperbaiki mood. Bahkan mempererat keintiman relasi—dengan catatan mendiskusikan penggunaannya pada pasangan, tentang bagaimana piranti asmara membantu kepuasan seksual. 

Namun, untuk memahami manfaat itu dibutuhkan edukasi seksual komprehensif. Bahwa piranti asmara enggak tabu, hanya digunakan oleh orang-orang yang lajang, atau bisa menggantikan peran pasangan. 

Pandangan itulah yang ingin diubah oleh Susu, dan menjadi harapan perjalanan Laci Asmara ke depannya.  

“Semoga Laci Asmara bukan cuma dikenal sebagai piranti asmara aja, tapi menyebarkan edukasi seksual yang komprehensif dan berkesinambungan. Tentunya diikuti kolaborasi dengan psikolog dan pakar kesehatan ya,” tutup Susu. 



#waveforequality


Avatar
About Author

Aurelia Gracia

Aurelia Gracia adalah seorang reporter yang mudah terlibat dalam parasocial relationship dan suka menghabiskan waktu dengan berjalan kaki di beberapa titik di ibu kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *