Drakor ‘When The Phone Rings’: Bau Amis Propaganda Anti-Palestina
Mulanya, drakor ‘When The Phone Rings’ menuai pujian. Sayang di akhir episode, mereka justru memilih melontarkan propaganda menyesatkan tentang genosida Palestina.
Hari itu, Baek Sa-eon (Yoo Yeon-seok) sedang bersiap untuk melangsung pernikahan dengan anak pemilik surat kabar ternama di Korea Selatan, Hong In-a. Namun, si pengantin perempuan dikabarkan kabur.
Dua keluarga besar pengantin pun kalang kabut. Karena tak mau menjadi gunjingan masyarakat, mereka segera mencari pengganti mempelai perempuan. Pilihan itu jatuh kepada adik tiri Hong Hee-ju (Chae Soo-bin). Baek Sa-eon dan Hong Hee-ju lantas melalui serangkaian proses pernikahan secara tertutup.
Baca juga: Review Drakor ‘Love Next Door’: Plot Klasik ‘Frenemies to Lovers’, dengan Isu Beban Anak Pertama
Namun siapa sangka, pernikahan tersebut mengantar mereka dalam malapetaka yang melibatkan rahasia antarkeluarga. Tak cuma itu, ternyata di balik sosok Baek Sa-eon, juru bicara presiden terkenal yang andal bernegosiasi soal politik luar negeri, ternyata ada sebuah rahasia besar yang tersimpan rapat.
Sementara itu, Hong Hee-joo adalah juru bahasa isyarat yang juga punya rahasia. Bak vibe film Mr&Mrs. Smith, kedua orang ini menjalani tiga tahun pernikahan dengan banyak rahasia terselubung. Tak ada kedekatan dan komunikasi yang berarti. Rumah pengantin otomatis senyap dan kosong.
Namun, suatu hari sebuah penculikan menimpa Hee-joo. Aksi itu dilakukan oleh orang yang punya dendam kesumat kepada keluarga Baek. Peristiwa inilah yang nantinya akan membawa perubahan besar dalam dinamika pernikahan Baek-Hong.
Baca juga: Drakor ‘Good Partner’: Drama Pengacara Spesialis Perceraian yang Ditulis Pengacara Asli
Propaganda dan Kritik Tone-deaf Soal Genosida Palestina
Sepintas premis dan jalan cerita drakor itu memang tampak menjanjikan, dengan intrik dan romansa yang terselip. Enggak heran jika sejak mula penayangan, When The Phone Rings menduduki Top 10 TV Shows Netflix di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Keberadaan drakor ini jadi hiburan yang dinanti para penonton. Terlebih chemistry antara dua aktor utama Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin lumayan menolong jalan ceritanya. Namun viralitas itu justru berbanding terbalik dengan kemuakan sebagian penonton, khususnya di Indonesia, saat menyaksikan episode terakhir .
Salah satu adegan menunjukkan keadaan terkini di Palestina-Israel. Adegan dimulai ketika Hong Hee-joo ditugaskan kembali menjadi juru bahasa isyarat di stasiun siaran berita. Ia menerjemahkan laporan soal serangan udara oleh Paltima ke Izmael yang menyebabkan korban sipil Korea Selatan menjadi sandera. Baek Sa-eon–kini Baek Yoo-yeon—lantas dipanggil untuk menjadi negosiator guna menyelamatkan para sandera.
Baca juga: Drakor ‘Lovely Runner’: Mari ‘Ter-sunjae-sunjae’ Bersama
Meski menggunakan nama fiktif, tapi penggambaran itu mengarah pada situasi yang terjadi di Palestina (Paltima) dan Izmael (Israel). Kecaman dan boikot untuk When The Phone Rings akhirnya ramai-ramai dilakukan, terutama di X dan Instagram. Bagi mereka, adegan yang diletakkan di enam menit terakhir seharusnya dihilangkan saja, tak esensial, dan justru mengaburkan sejarah faktual dalam genosida Israel di Palestina.
Sayangnya, hingga drakor selesai dan memenangkan beberapa penghargaan di MBC Drama Awards 2024, baik pihak MBC–selaku stasiun TV, penulis, dan sutradara tak pernah membuat pernyataan resmi soal ini. Semuanya tetap diam, seolah memilih jadi enabler genosida, tanpa ada klarifikasi lebih lanjut.